1. Detik pertama

176 30 2
                                    

I found a love For me🎼...

Alunan bunyi Alarm milik gadis dengan rambut sebahu itu membuat pemiliknya bangun. Dilihat jam dinding nya, menunjukan pukul 5 pagi. Gadis yang bernama Kanya tersebut langsung bangun dari tidurnya, dan memasuki kamar mandi untuk mandi. Tidak lama, hanya membutuhkan waktu 15 menit, gadis manis nan cantik itu tersebut sudah selesai.

Hingga waktu menunjukan pukul 6 kurang 10 menit Kanya memakai sepatu lalu keluar kamar.

"Ma, Kanya jalan dulu ya. Asalamualaikum!" Ucap Kanya seraya mencium tangan Diana, mama-nya.

"Iya, waalaikumsalam. Hati-hati kamu, jangan macem-macem!" Pesan Diana kepada anak satu-satunya, yang sudah ditinggal oleh saudara kembarnya, dan juga ayahnya.

"Siap!"

——

Kanya sudah berada dipinggir jalan raya, sedang menunggu di halte terdekat untuk menaiki sebuah Metromini dengan jurusan Blok M-Pasar Minggu.

Setelah 10 menit menunggu, akhirnya ditunggu-tunggu datang. Karena, di halte tersebut cukup ramai, bagian Kanya yang menaiki metromini tersebut secara terakhir. Dilihat sekeliling-nya, menunjukan bahwa tidak ada kursi kosong, akhirnya Kanya memutuskan untuk berdiri saja. tidak Jauh pikirnya.

Ditengok'an kepalanya ke kiri, terlihat seorang lelaki sedang menggunakan earphone, tengah menikmati suasana pagi yang begitu asri. Terlihat dari dirinya yang tersenyum lebar, seraya sesekali menyenandungkan lagu yang terputar di earphone.

Selama beberapa detik, Kanya terpesona dengan lelaki yang baru dia temui, dilihat-lihat Lelaki tersebut memakai seragam yang sama dengannya, jadi bisa dibilang Kanya akan satu sekolah dengan lelaki tersebut. Ntah lah, perasaan darimana, namun Kanya merasa beruntung ketika memikirkan hal tersebut.

Kecrek Kecrek..

Mengerjap kaget. Abang-abang metromini tersebut baru saja memanggil Kanya untuk balik ke dunia nyata guna membayar ongkos tersebut. Setelah Kanya menyadari bahwa ia daritadi sibuk memikirkan lelaki disebelahnya yang bahkan nama nya saja Kanya tidak tahu siapa, dengan bergidik ngeri Kanya menepis apa yang dipikirkan olehnya.

Segera saja Kanya mengasi uang dengan nominal 10.000 kepada abang-abang metromini tersebut,

"Yah neng, ngga ada kembaliannya. Neng emang ngga ada uang pas?" Tanya Abang-abang itu seraya mengecek kembali uang yang dipegang olehnya.

"Ngga ada bang. Terus gimana dong?" Justru Kanya menanyai kembali, ada-ada saja abang nya. Pikir Kanya.

"Hmmm. Neng bayarin temen neng dulu deh, yang disebelah neng. Gimana?" Setelah menimang-nimang apa yang dikatakan oleh Abang metromini tersebut, akhirnya dengan sangat berat hati namun ikhlas, Kanya menganggukan kepala "Yaudah!"

padahal kenal aja kaga anjir pekik Kanya dalam hati.

——

Ankana mencopot earphone-nya, setelah sedikit mendengarkan percakapan seorang gadis yang tengah berdiri, sedang menghadap ke abang metromini. Tidak peduli, Ankana kembali memalingkan wajah yang diatas rata-rata nya itu ke hadapan jendela, untuk menikmati suasana pagi yang begitu cerah.

"Hmmm. Neng bayarin temen neng dulu deh, yang disebelah neng. Gimana?"

Mendengar apa yang diucapkan oleh abang metromini tersebut, Ankana menghela napas berat. Kejadian seperti ini memang sering dialami oleh Ankana, ntah dia yang meminjam uang atau dia yang dipinjamin uang. Intinya Ankana membenci kedua hal itu.

EinFaltTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang