Berkedip lucu---meski bukan bagi Sungjae, Il Hoon mengamati benda di atas meja siaran. Sepertinya Il Hoon tahu apa benda itu. Lebih dari mengetahui, Il Hoon mengenal persegi berwarna bak pelangi.
"Album Changsub Hyung?" Walau dari belakang pun Il Hoon tahu benda yang baru Sungjae bawa dan berakhir di meja dengan posisi telungkup, itu album solo Lee Changsub---si tertua ketiga dalam anggota Beat.
"Jadi, apa kau pamer kalau kau diberi album oleh Changsub Hyung? Sampai kau jauh-jauh kemari, padahal kau tidak ada jadwal untuk ke sini?"
Sungjae menyandarkan punggungnya pada kursi. Dia menggeleng pelan.
"Aku baru tahu kalau Il Hoon Hyung cerewet, pantas bisa menyesuaikan diri dengan baik sebagai penyiar radio."
"Jangan mengalihkan pembicaraan, Sungjae-yaa. Kau tidak asik," tanggap Il Hoon. "Benar, 'kan? Kau mau pamer padaku?"
"Memang apa yang mau aku pamerkan? Ini?" Sungjae mengangkat album dari meja---memperlihatkannya pada Il Hoon, sehingga pria yang banyak ditempeli stiker 'Idol Radio' pada mantel bulu-bulunya bisa melihat jelas tulisan bercetak di sampul; 1st Mini Album 'Mark' Lee Changsub.
"Aku baru membelinya, ini bukan pemberian Changsub Hyung. Asal tahu saja, dia sama pelitnya sepertimu," lanjut Sungjae, menaruh kembali benda yang ia pegang. Kali ini posisinya benar, bagian depan album menghadap ke atas.
"Kapan aku... hei, aku tidak pernah pelit!" elak Il Hoon. Oh Tuhan, di cuaca dingin ini Il Hoon sedang tidak mau mendengar sesuatu yang buruk tentang dirinya.
"Tidak pernah? Hyung sering sekali pelit. Pertama, Hyung pelit memberi love pada postingan Instagramku." Sungjae lantas menepuk dahinya. "Ah! Aku lupa, Hyung bahkan tidak mengikutiku. Hanya aku yang menjadi pengikutmu. Jika mau, aku bisa menjabarkan satu per satu kepelitan Il Hoon Hyung sekarang, juga." Sungjae menekan setiap katanya, lalu menarik sudut bibir, melihat Il Hoon bagai pria itu telah melakukan sesuatu yang menjijikan. Berlebihan sekali Sungjae ini.
Il Hoon melepas headphone dari lingkaran lehernya. Beruntung siaran sudah berakhir, ia bisa meladeni Sungjae saat ini. Kalau tidak, Il Hoon mungkin sudah mengusir Sungjae, mendorongnya ke luar dari room Idol Radio.
Sungjae juga mengatakan tentang 'keberuntungan' dalam hati: Beruntung aku baik jiwa, tidak Il Hoon Hyung follow, aku tetap menjadi followersmu.
"Aku tidak mengharapkanmu untuk membahas itu, Sungjae-yaa. Jadi kau benar membelinya? Geundae... kenapa aku tidak percaya, ya? Maksudku, kau tidak pernah mau mengeluarkan uangmu untuk membeli album. Mungkin kau lupa, maka aku akan membantumu mengingatnya: Sungjae, album kita saja kau menunggu mendapatkannya secara gratis,"
Sungjae nyengir, kemudian tertawa keras membuat Il Hoon ngeri, takut-takut kalau ada makhluk tak kasat mata di ruang siaran ini dan Sungjae kerasukan. Il Hoon percaya, sesuatu yang tidak mungkin bisa saja menjadi mungkin. Intinya, tidak ada yang tidak mungkin menurut Il Hoon.
"Ya ampun, mengapa Hyung mengingatkan aku? Aku... hehe, ternyata... aku pelit juga, ya?"
"Ha! Kemana saja kau ini sampai baru menyadari kalau kau juga pelit?!" Il Hoon sebal, hampir menendang kursi yang Sungjae duduki jika tidak sadar.
Sungjae angkat bahu, sekaligus tidak peduli pada nada tinggi Il Hoon. Tubuh Sungjae condong ke depan dengan kedua sikut bertumpu meja. Il Hoon justru melotot ketika tingkah aneh Sungjae baru dimulai.
"Hyung, pokoknya kau harus memercayaiku, kalau aku memang membeli album Changsub Hyung. Mem-be-li. Serius!" Sama seperti kata terakhirnya, wajah Sungjae juga terlihat serius. Tigarius malah.
KAMU SEDANG MEMBACA
By Your Side BTOB [√]
FanfictionApa ini? Kumpulan one shoot Born to Beat. Mengapa diberi judul By Your Side BTOB? Karena si pengarang akan tetap bersama BTOB. Percayalah, Melody akan selalu bersama Born to Beat. Sama seperti Born to Beat yang akan selalu ada untuk Melody. Work in...