By Your Side BTOB [√]

Kimchinya Born to Beat

Hanya parasit

Tidak ada dia pun, kurasa BTOB tetap berjalan bagus

Dia tidak berkontribusi banyak, kan? Suara yang diisi olehnya cuma sedikit

Memang apa yang bisa dilakukan oleh sebentuk pasilan?

Itu hanya bagian kecil dari komentar buruk di sosial media. Tidak perlu diperjelas lagi, komentar bernada begitu memang ditujukan untukku. Tulisan-tulisan buruk silih berganti, seolah bersahut-sahutan memenuhi kolom komentar musik video Born to Beat sesaat baru rilis, kemudian seperti epidemi, komentar tidak layak baca juga masuk kolom postingan akun media sosial pribadiku. Bodohnya, kendati tak layak, aku tetap membaca komentar mereka seolah ada efek besar di sana.

Jika ada yang bertanya, apakah aku sakit hati, memang siapa yang tidak terluka jika melihat diri sendiri amat buruk? Bahkan ketika diriku bercermin, aku tidak melihat keburukan itu, tapi orang lain bisa melihatnya secara detail. Aku bahagia bisa bersama Born to Beat, sisi lain, aku juga lelah dan ingin berhenti. Merasa tidak layak berada di tengah orang-orang bertalenta seperti enam anggota lain, sementara aku hanya parasit yang dibilang oleh mereka; mereka yang hasil ketikannya bisa kubaca, tapi orangnya pun tidak kutahu.

Tahun ketiga diriku bersama Born to Beat, rasa ingin berhenti semakin kuat. Hari itu bulan Maret, bertepatan tanggal ulang tahunku. Setelah show berakhir, aku berniat mengatakan kepada Eunkwang hyung perihal keinginan yang minta dikeluarkan. Sebelum pertunjukan dimulai, semua anggota mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku di ruang tunggu, mereka mengingatnya dengan baik. Sekali lagi, aku bahagia bersama BTOB, aku merasakan kehangatan keluarga. Namun, niatan dalam hati semakin diperkuat kala penata panggung tiba-tiba memanggilku yang menunggu giliran tampil.

"Hei kau! Jangan diam saja di situ, angkat kursi-kursi ini dan bereskan di atas panggung."

Begitu kalimat yang terlontar. Kupikir, ia memang perlu bantuan, hanya saja nada bersama isi kalimatnya tidak enak terdengar. Kursi-kursi bulat hendak diriku angkat, ketika seseorang menarik pundakku hingga tubuh ini menegak kembali.

"Dia Peniel." Eunkwang hyung mengatakannya di depan orang itu, orang yang barusan memintaku menata kursi di atas panggung. "Salah satu anggota kami. Bukankah seharusnya Ahjussi mengenal satu per satu anggota grup yang hadir?"

Laki-laki itu undur diri setelah mengucapkan maaf, lalu Eunkwang hyung memandangku. "Jangan biarkan orang-orang bersikap seenaknya padamu, Peniel. Jika ada yang begitu lagi, katakan secara jelas kalau kau anggota BTOB, bukan urusan anggota grup tentang membenahi panggung, ya?"

Aku hanya mengangguk, tersenyum singkat. Staf panggung saja tidak mengenali diriku, bagaimana yang lain? Mencoba berpikir baik, bahwa mungkin ia tidak mengenalku karena rehearsal sudah selesai, aku tidak lagi memakai kertas nama, juga hari ini anggota Born to Beat tidak menggunakan baju serupa, tapi kemudian pikiran negatif yang lebih mendominasi. Kurasa, penggemar BTOB juga hanya benar-benar perhatian pada enam anggota, jika memang ada yang tahu diriku, itu sekadar pandangan tipis; bahwa aku bagian dari BTOB yang tidak melakukan banyak hal dalam grup.

Malamnya, kuberanikan diri mendekat arah Eunkwang hyung yang sedang melepas kemeja sisa pertunjukan. Setelah menarik napas dalam-dalam, akhirnya kata itu keluar, membuat Eunkwang hyung yang tadinya fokus mengganti pakaian menjadi menghadap arahku.

"Maksudmu, berhenti?"

"Terus terang... aku lelah, Hyung. Berhenti menjadi anggota BTOB sepertinya—"

"Sudah cukup, jangan diteruskan," tukas Eunkwang hyung, kemudian memakai baju kausnya cepat.

Tangan Eunkwang hyung yang lebih kecil menarik lenganku guna duduk di kursi rapat memanjang dekat sekat ganti, kami masih berada di gedung pertunjukan, anggota lain sedang berkumpul di sekat berbeda. Entah mengapa, aku sengaja hanya berbicara empat mata dengan Eunkwang hyung, butuh keberanian lebih besar jika mengatakan perihal ini di depan anggota lain.