Lamaran Akhir Tahun

360 23 48
                                        

Laki-laki yang memutuskan hubungan melalui pesan singkat digital, adalah pengecut. Siapa yang berpendapat serupa dengan Seon Injang? Mari bersekutu untuk melempar bunga bersama potnya pada si kue mochi.

Mungkin Lee Changsub sudah bosan menjalin hubungan bersama Injang, atau alasan klise semacam dia berpindah hati—memiliki perasaan kepada perempuan lain sebab tidak tahan godaan. Itu sedang marak terjadi zaman sekarang, gadis yang menjadi orang ketiga seolah di dunia tidak ada jenis laki lain, dan lakinya yang berkhianat.

Emosi Injang meningkat dua kali lipat, memikirkan alasan-alasan Changsub memutuskan hubungan sepihak, sementara belakangan ini tidak ada masalah antara dirinya dan sang kekasih, lalu mengingat pesan berisi: Injang-ah, maaf, kita harus putus. Wah, laki-laki macam apa dia? Tidak akan dimaafkan!

'Mochi-Mochi', merupakan nama kontak Lee Changsub yang tertera saat ponsel Injang berbunyi seiring getar yang terasa mengejutkan. Layar ponsel kembali gelap, kemudian berkedip lagi hanya dalam waktu dua detik.

"Sayang...." sapa dari seberang sana, sesaat Injang menerima sambungan telepon.

"Kau belum pernah mengalami tendangan di kelangkang?" Enak saja, memanggil sayang-sayang tanpa rasa bersalah setelah pesan laknatnya itu. Injang bernapas keras.

Oh, apa jangan-jangan setelah mengirim pesan putus, Changsub dicampakkan oleh gadis PHO? Bisa jadi.

"Um, memang belum pernah, sih. Tapi chagi—"

"Kalau tidak ingin kutendang selangkanganmu, jangan memanggilku sayang!"

"Lho, kenapa?"

Nada Changsub yang lembut terbalik jauh dari Injang yang sekarang tengah emosi.

"Apa hatimu sedang kau gadaikan? Aku benci kau Lee Changsub!"

"Tunggu, kau ini... aahh, aku paham, bulanmu sedang muncul, ya?"

"MATI SAJA SANA!" Injang sebal. Alih-alih segera mempertanyakan apa masalah yang membuat Changsub mengirim pesan putus—tujuan awal Injang menerima telepon Mochi-Mochi, justru air mata yang sempat tertunda telah mengatakan hancur lebih dulu, mengalir tak terkendali.

"Jika aku mati, tidak ada lagi laki-laki tampan yang tersisa. Kau yakin?"

Semestinya kepercayaan diri Changsub saja yang digadaikan, jangan hati, jadinya begini. Suara Changsub bahkan semakin menjengkelkan terdengar oleh pasang telinga Injang.

"Tidak punya perasaan. Memang apa salahku, hah? Apa kau kira memutuskan hubungan melalui pesan itu keren? Kau merasa dirimu sempurna, iya?!"

Tubuh yang semula baik-baik saja mulai berguncang, rasanya Injang ingin membanting ponsel ke tanah jika tidak berpikir masih dibutuhkan. "Tujuanmu mengatakan berulang bahwa kau mencintaiku, mengejarku seolah kau memang menyayangiku untuk apa, jika akhirnya kau sendiri yang membuangku bagai kotoran? Aku benar membencimu, Lee."

Membenci, ya? Changsub tersenyum di tempatnya, kembali berjalan ke satu tujuan setelah sebelumnya terhenti—efek spontan akibat mendengar isak tangis gadisnya.

"Serius kau membenciku?"

"Sangat."

Jawaban langsung itu hampir membuat Changsub stroke, beruntung Changsub masih menemukan nada tidak rela di sana.

"Berarti, kau sudah tidak lagi mencintaiku?"

"Tidak lagi setelah kau memutuskan hubungan lewat pesan. Jawab aku, apa maksudmu sebetulnya? Memang aku terlihat seperti perempuan yang mudah kau permainkan? Kita tidak punya masalah apa-apa, 'kan? Apa alasanmu?"

By Your Side BTOB [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang