Sungjae Babo-ya!

467 25 12
                                    

Tidak ada asap tebal tanpa api, dan api takkan menyala tiada sebab. Begitu yang terjadi hari ini.

Yook Sungjae dan Ilhoon tertinggal di rumah tanpa lima hyungnya. Saat Ilhoon bertanya kemana para hyung, Sungjae menjawab santai: "Ke surga."

"Aku serius bertanya, bodoh!"

"Sudah tahu aku juga habis bangun tidur. Jadi siapa yang bodoh di sini?" Sungjae membalas, membuat Ilhoon bungkam—merasa kalimat Sungjae benar.

Mereka sama-sama menuju dapur. Bedanya, Sungjae mengambil botol minum dari kulkas, Ilhoon membuka tudung saji.

"SUNGJAE KAU MEMAKAN PAHAKU YA?!"

Sungjae menoleh, melihat ke bawah—paha kecil Ilhoon terbalut celana pendek berbahan kain. Masih utuh.

"Jijik. Seandainya benar, aku tidak akan mau. Dagingmu tidak enak!"

"Yak, jangan berteriak!" Jung Ilhoon, sungguh tidak suka orang berteriak padanya.

"Siapa yang teriak?!"

"Tadi itu kau teriak! Aku tidak tuli, jangan berteriak!"

Lebih baik abai, pikir Sungjae. Dia menaruh kembali botol minum. Baru hendak pergi, Ilhoon menuding lagi.

"Paha ayamku kau yang makan, iya, 'kan? Mengaku!"

"Eih? Tidak, kok." Sungjae menggeleng-geleng, kedua tangan bergerak serabutan guna menegaskan kalimatnya.

"Bohong!"

"Aku serius tidak memakannya!" Ini bukan sekadar penyangkalan, Sungjae mesti membela diri.

"Terus kemana paha ayamku di sini?" Ilhoon menunjuk meja makan. "Aku sengaja menyisakan untuk sore. Tidak mungkin lenyap sendiri. Sungjae benar-benar bodoh!"

"Kenapa kau terus mengataiku bodoh? Aku pintar tahu!"

"Pintar bohong maksudmu?"

"Hyung kasar. Aku, Yook Sungjae, pintar. Paling pintar!"

Sikap kekanakan Sungjae keluar. Begini kalau Sungjae tidak mau kalah. Tak hanya itu, Sungjae sebal menerus dituduh untuk sesuatu yang tidak dia lakukan.

"Buktikan kalau kau pintar."

"Baik. Kau mau aku melakukan apa? Akan kulakukan dengan kepintaranku." Sungjae memasang wajah menantang.

"Satu jika digabung bersama satu, ada berapa?"

Sungjae menyeringai. "Bocah taman kanak-kanak pun tahu. Dua."

"Salah. Sebelas."

"Lho?"

"Aku tidak bilang kau harus menjumlah. Coba tulis, satu dan satu."

"Mana ada? Aku menulis angka satu dan satu tidak jadi sebelas. Sipil."

"Bukan pakai angka sino!" Rasanya rambut Ilhoon akan rontok karena kepanasan.

"Curang," cibir Sungjae.

"Itu berarti kau bodoh, Yook. Sudah memakan ayamku, mengaku pintar lagi."

"Berhenti menuduh," sahut Sungjae, sudah kesal setengah hidup.

"Aku yang makan." Changsub tiba-tiba muncul bak Malaikat Kim Dan yang akan menyelamatkan pujaan hatinya. Berjalan pelan menuju wastafel, Changsub berbalik—memandang dua maknae Beat yang sedang memasang wajah; apa maksudmu, Hyung?

Bernada tanpa bersalah, atau memang Changsub yakin Tuhan tidak akan menulis tentang 'mengambil ayam Jung Ilhoon' ke dalam catatan dosa, mulai menjelaskan secara singkat.

By Your Side BTOB [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang