2.Hari terakhir kelas MPLS

100 16 0
                                    

"Assalamu'alaikum. Loh Sekar, Balonnya untuk siapa aja itu?" tanya Lia.

"Untuk sekelas Lia" jawab Sekar.

"Sekelas?, Tau gitu gue ga beli. Tadi beli depan halte, Mana mahal 1 balon 10 ribu. Gak apa lah, Buat tambahan aja. Makasih Sekar" ucap Lia dengan penyesalan yang ada di dirinya. Kalau saja Lia tau sudah dibelikan balon untuk sekelas, Tidak akan Lia beli lagi. Menurutnya mahal, Lia mengeluarkan uang dua puluh ribu hanya untuk membeli dua buah balon di pagi hari.

      Balon itu digunakan untuk perpisahan kelas Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah atau MPLS, dan masuk ke kelas BTQ atau kelas Baca Tulis Qur'an, Yang kata guru-guru dilaksanakan selama dua minggu.
      Lia bergegas pergi untuk duduk dibangku-nya.  Seperti biasa, Lia menunggu Leta datang, Tapi Leta selalu saja terlambat, Padahal rumahnya tidak jauh dari sekolah. Saat ini yang Lia lakukan hanya melamun, Melihat teman kelasnya bercanda dan membuat lelucon yang membuat Lia tertawa dalam hati. Ya, Lia bukan tipe anak yang mudah bersosialisasi. Tapi jika dirinya merasa cocok dengan orang itu, Dia akan datang dengan sendirinya.
      Tiba-tiba, Lia ada niat untuk menghampiri teman yang ada didepannya, Sedang duduk diam melipat tangan, Entah apa tujuannya seperti itu. Dengan rasa canggung, Lia menghampiri.

"Diani ya?, Gue Lia" ucap Lia.

"Iya. Kok lo tau?" tanya Diani.

"Yang maju kemarin bareng Damar anak Global Islamic School, kan?" sahut Lia dengan percaya diri.

"Haha iya" jawab Diani dengan raut wajah yang seperti berusaha tertawa pada lelucon yang tidak lucu.

"Dari SMP mana?" tanya Lia.

"SMPIT Ar-Rahmah, Kalo lo?" jawab Diani dengan raut wajah yang lebih datar.

"MTS 9" ucap Lia.

"Oh, daerah mana tuh" tanya Diani yang seperti berusaha mencari topik agar tidak berhenti bicara dan lebih mengenal satu sama lain.

"Daerah Buni, Pasti tau kan" jawab Lia.

"Yah gatau gue hehe" jawab Diani dengan memasang senyuman lebar di wajahnya. Sangat lucu, Itu yang Lia fikirkan tentang Diani.

"haha gue kira lo tau. Oh iya, Kenapa lo ga gabung main sama mereka? Padahal keliatan lo itu anak yang gampang bergaul" sahut Lia dengan pertanyaan yang membuat Diani diam sejenak.

"Ya gue disini aja, Lebih enak sendiri sih, Lo sendiri kenapa ga gabung?" tanya Diani.

"Disini gue selalu kemana-mana bareng Leta. Dia temen SMP gue, Dulu juga ga akrab, Kaget juga ternyata satu SMA, Tapi karena disini gue cuman kenal sama dia, Ya gue kemana-mana sama dia. Orangnya belum dateng, Telat itu kewajiban Leta setiap pagi." ucap Lia.

"Assalamu'alaikum"

"Tuh orangnya, Tumben ga telat lo Ta. Diani, ini Leta, Yang tadi gue ceritain ke lo" ucap Lia.

"Oh hai, Gue Leta" ucap Leta dengan senyum yang cantik.

"Hai, Gue diani. Gue di ceritan Lia tentang lo. Gue seneng kenal kalian. Ayo sini duduk taro tas lo, Kita ngobrol bareng" Ucap Diani dengan semangat yang sudah mulai terlihat.

"Iya iya" jawab Leta.

      Lia, Leta, Diani. Berbincang bersama, Membahas sekolahnya yang dulu, Membuat lelucon, Membahas teman-teman mereka di sekolah dulu, Bahkan sampai membahas pengalaman pribadi mereka di sekolah nya yang dulu.
      Datang Sekar bersama satu orang temannya.

"Hallo, Boleh gabung ga?" tanya Sekar.

"Boleh boleh, Sini tarik aja bangku itu" ucap Lia.

"Siapa Lia?" tanya Diani.

Ilusi Yang NyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang