- 04 -

1.2K 75 0
                                    

Happy reading 📖

Jangan lupa vote dan komentar, ya ::)

- 04 -

"Muka lo kenapa, Ga?" tanya Billy ketika melihat ada yang mengganjal dengan raut Angga.

Angga duduk di tempatnya seraya mengetuk-ngetuk meja dengan jemarinya. Billy yang baru saja datang meletakkan tas-nya meja dan duduk mengamati sikap sahabatnya itu.

"Gak, gak apa-apa kok." Angga melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, lalu beralih menatap Billy. "Jam segini lo baru dateng?"

"Ooh, dari tadi gue udah nyampe kok. Cuma nangkring dulu di ruangan OSIS, ada beberapa kegiatan yang perlu gue cek."

Menyandang jabatan sebagai ketua dalam sebuah organisasi, bukan hanya sekedar gaya-gayaan saja. Meskipun beberapa orang menyalahgunakan keikutsertaan dalam organisasi, menganggap sebagai alat untuk ketenaran dan dikenal satu sekolah. Billy tidak menjunjung anggapan itu. Memilih untuk berkecimpung dalam sebuah organisasi merupakan tanggung jawab besar yang mau tidak mau harus terlaksana.

Angga memahami bagaimana sibuknya Billy, berada dalam sebuah organisasi sebagai anggota saja sudah cukup melelahkan baginya. Terlebih ketika dirinya dipercayai sebagia ketua panitia MPLS beberapa hari yang lalu.

"Iya Pak Boss. Gue tahu lo sibuk," ucap Angga terkekeh.

"By the way, gue tadi lihat cewek, Man. Cakep banget sumpah, imut juga."

"Oh iya? Liat di mana? Setau gue di ruang OSIS gak ada tuh yang imut kayak lo bilang."

Billy mendengus, memutar bola matanya malas. "Bukan di sana gue ngeliat dia."

"Kirain."

"Eeh, kayaknya kita butuh hiburan deh. Kapan kita nongki-nongki lagi? Gue kabarin Ardi dulu kali, yaa?"

Kesibukan membuat mereka lupa, bahwa butuh waktu untuk memberi pikiran jeda. Ardi adalah sahabat yang terpisah dengan mereka hanya karena berbeda sekolah.

"Terserah, sih. Lo kabarin aja mereka. Gue sih ngikut."

"Tapi, Ga ...."

"Kenapa?"

"Gue hampir lupa, hari ini kita perlu raziai tiap-tiap kelas kalo ada yang ngelanggar."

Perlahan, kelas sudah dipenuhi penghuninya. Angga baru sadar akan perkataan Billy, sekarang memang jadwal mereka untuk menjalankan aturan sekolah agar tidak ada siswa melanggar hal-hal yang telah ditetapkan.

"Ya udah, ayoo. Lo udah kasih tahu ke anak-anak OSIS yang lain, kan?"

"Belum, bahkan gue juga lupa saking sibuknya sama kegiatan yang belum di acc guru pembimbing." Billy merogoh kantong celananya, mengeluarkan ponsel dan langsung mengotak-ngatik benda itu. "Gue kabarin di grup dulu deh, yaa."

Beberapa anggota telah berkumpul di depan pintu masuk ruangan OSIS. Mereka sudah mendapat izin untuk melakukan kegiatan pagi ini. Hal ini akan terlaksana, ditambah lagi para guru sedang sibuk membahas bahan ajar yang dipersiapkan untuk semester ini.

Angga, Billy, Gina, Putri, Dimas dan Andre sudah bersiap. Seluruh kelas di lantai satu merupakan lokasi pertama kali yang mereka diperiksa.

Keluar masuk kelas, memusingkan sebenarnya. Beberapa kelas X yang telah di cek, menjalankan aturan sekolah dengan semestinya. Masa MPLS kemarin para senior menegaskan pada mereka agar patuh dengan peraturan di mana pun berada.

GARINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang