O1

16.5K 828 68
                                    

"tae" panggil jimin yang sedang asyik bersandar pada pundak taehyung di sofa ruang tengah, tidak lupa dengan segelas susu cokelat hangat di tangannya.

"Hm?" Taehyung tidak menoleh, ia masih sibuk melihat lihat berkas ditangannya

"Tae, aku mau tanya, ini penting"

"Sepenting apa, sayang ?"

Jimin kesal, taehyung tidak pernah menganggap dirinya serius, sekali kali jimin ingin berbicara serius dengan kekasihnya itu
"Ini penting untuk negara! Serius!"

Oke jimin berhasil mendapat perhatian taehyung sepenuhnya, pria bersurai coklat itu menaruh berkasnya di atas meja lalu menoleh kearah jimin sambil tersenyum
"Mau tanya apa memangnya"

"Tentang.. hutang negara"

Taehyung terbelalak kaget sambil menahan tawanya, untuk apa jimin menanyakan hal serius seperti itu disaat seperti ini? Maksudnya, ayolah ini bukan acara tentang politik atau apapun, ini saat dimana jimin harusnya bermanja ria pada taehyung yang sedang berlibur dari kantor tempat ia bekerja
"Memangnya kenapa dengan hutang negara"

"Kenapa negara tidak melunaskan hutangnya? Kan ada mesin pencetak uang!"

Taehyung terdiam sebentar, ia berpikir bagaimana cara ia menjelaskan hal serumit itu kepada jimin yang polos dan tidak ingin berpikir lebih jauh
"Gini.. kalau kamu punya uang satu won, kamu bisa beli satu permen kan"

"Tapi satu won tidak cukup untuk membeli satu permen" potong jimin

"Ah anggap saja misalnya satu won untuk satu permen. Maka uang satu won milikmu itu berharga kan? Coba kalau kamu punya uang dua won, tapi di toko hanya ada satu permen. Sisa satu won tersebut menjadi tidak berharga kan?"

"aku tidak mengerti"

Taehyung menghela nafas panjang karna gemas melihat tingkah laku jimin "Gini deh, kalau uang milik negara dipakai untuk membayar hutang negara, nanti banyak proyek pembangunan yang tertunda"

"Yasudah, kan negara punya mesin pencetak uang, tinggal cetak"

"Tidak semudah itu jiminku sayang, jika sebuah negara mencetak uang terus-menerus dalam jumlah banyak, maka bukan disebut kekayaan karena nilai mata uangnya justru akan terus merosot. kenapasih kamu tiba tiba bertanya hal seperti ini"

"Hanya penasaran, jadi apa guna mesin pencetak uang"

Taehyung benar benar sudah lelah menghadapi jimin, ia masih punya beberapa pekerjaan yang harus ia selesaikan. Ia merebut botol susu kosong yang ada di tangan jimin lalu langsung menggendong jimin seperti seekor koala mungil

"Tae, turunin!" Jerit jimin sambil memukul punggung taehyung

"Sstt, udah ya, ini waktunya kamu tidur siang. Saya bikinin susu cokelat lagi nanti" ucap taehyung yang menggendong jimin ke kamar mereka di lantai atas sambil menepuk nepuk punggung jimin pelan

Sedangkan jimin kesal karna pemikiran randomnya tidak terjawab, tapi setidaknya ia dapat menarik perhatian kekasihnya walau cuma sebentar

×××

412 words

𝐑𝐀𝐍𝐃𝐎𝐌 - vminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang