“Aku menyukaimu, Seja Jeoha!”Teriakan itu membuat guru besar berhenti menulis, lalu membalikkan tubuhnya. Menatap terkejut Park Jiyeon yang berdiri tegap di hadapan Putra Mahkota yang masih terdiam menatapnya dengan wajah datar. Juga Seohwa yang tampak terkejut bukan main disamping sang Putra Mahkota.
Saat itu mereka masih empat belas tahun. Dan lagi-lagi Jiyeon harus menerima hukumannya kala itu.
●●●●
Sejak pertama kali mengenal dunia pertahanan kerajaan, Jiyeon selalu diajarkan untuk bertanggung jawab pada apapun yang ia kerjakan. Termasuk, pada sikap dan perasaan yang ia genggam. Pernyataan cintanya pada sang Putra Mahkota bukanlah hal main-main. Jiyeon bersungguh-sungguh kala itu.
“Memangnya cinta itu seperti apa, Oraboni?”
Jiyeon bertanya saat sang kakak sedang berlatih pedang di suatu sore.
“Cinta itu perasaan yang lembut dan menenangkan. Kau akan merasakan dadamu bergetar dan perutmu dipenuhi kupu-kupu beterbangan saat jatuh cinta, adik.”
Dari sanalah Jiyeon yakin bahwa ia telah jatuh cinta. Karena tidak sedetikpun usai pandangan pertamanya pada Putra Mahkota, Jiyeon merasa getaran dalam dadanya berhenti. Atau ada ribuan kupu-kupu yang mendesak keluar setiap kali sang Putra Mahkota tersenyum.
Meski senyuman itu bukan untuknya.
Jiyeon memendam perasaannya cukup lama, sebelum dengan berani mengungkapkannya pada sang Putra Mahkota. Dan terus mengungkapkannya disetiap kesempatan yang ia punya.
●●●●
DUK!
“Aduh..”
Jiyeon mengusap keningnya dan mundur satu langkah. Di depannya, Putra Mahkota tengah berdiri menatapnya dengan wajah datar.
Ekspresinya terlihat begitu kesal dan memendam emosi. Namun Jiyeon membalasnya dengan sebuah senyuman.
“Kau membuntutiku lagi?”
Deretan gigi Jiyeon terlihat diantara cengiran khas miliknya.
“Aku penasaran, kemana Seja Jeoha akan pergi hari ini?”
“Itu bukan urusanmu.”
“Tentu saja itu urusanku. Bagaimana jika Jeoha menemui gadis lain?”
“Memang apa pedulimu?”
“Tidak boleh! Aku harus melindungi Seja Jeoha. Aku harus melindungi calon suami masa depanku.”
Jaehyun tampak mengurut pangkal hidung. Mendadak kepalanya terasa pusing melihat tingkah Jiyeon yang semakin hari semakin terasa mengganggu.
“Tidak bisakah sehari saja kau berhenti mengikutiku?”
Jiyeon menggeleng.
“Lakukan kegiatan lain yang lebih bermanfaat, Jiyeon-ssi.”
“Aku sedang melakukannya.”
Jaehyun menggeram.
“Maksudku, lakukan hal lain selain membuntuti kegiatanku. Kau bisa mengikuti pelajaran memasak, menyulam atau apapun. Atau setidaknya, ikuti lagi pelajaran tata krama. Kau tidak terlihat seperti gadis kerajaan, kau tau itu?”
Jiyeon menatap Jaehyun yang melangkah pergi meninggalkannya. Desahan berat keluar dari bibir Jiyeon. Padahal sore ini ia hanya akan memberikan hasil masakan pertamanya pada sang Putra Mahkota.
Jiyeon sudah belajar memasak. Dan ia ingin Putra Mahkota menjadi orang pertama yang tau bahwa Jiyeon cukup cakap dalam pekerjaan rumah tangga.
Cita-citanya selama ini adalah untuk memenangkan seleksi pemilihan Putri Mahkota.
Jiyeon ingin bersama Jaehyun.
Ia ingin menjadi istri yang baik untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Selenophile | Jung Jaehyun
RomansaKau tidak cantik, tidak anggun, tidak terlihat seperti gadis kerajaan, kau tau itu?