0.1

4.8K 430 168
                                    

______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


______________________________________

•••

Heerin baru tersadar sepenuhnya, bahwa ia kini tengah terbaring lemah di atas kasur berseprai warna salem hangat, berbusana longgar biru pucat yang tidak pernah ia kenakan sebelumnya.

Beberapa detik lalu, saat Heerin menilik Jarum infus yang tak ia ketahui sejak kapan tertanam di punggung tangannya beserta nasal kanul yang menjadi penyalur oksigen bersih yang tengah ia hirup saat ini, ia yakin jika ia berada di dalam kamar rawat rumah sakit sekarang.

Namun mendadak tidak yakin saat gadis pucat itu mengedari ruangan dengan pandangan bingung. Ruangan kamar luas, mewah dengan sentuhan klasik-modern ber-wallpaper dasar warna kopi susu berukiran motif emas itu juga jelas bukan kamarnya. Hidungnya pun tidak mencium bau obat-obatan dan aroma steril rumah sakit yang khas.

Hidungnya justru mencium aroma maskulin lembut dan memikat yang tidak asing hingga memancing rasa perih yang sanggup menggerus batin, saat memori Heerin kembali meyisip. Kelopak mata atas dan bawahnya saling menyatu pilu sampai keningnya mengerut sendu.

Yang terakhir ia ingat ia berada dalam gereja sebelum akhirnya ambruk tak sadarkan diri dalam dekapan seorang pria yang mengharuskannya untuk menguatkan diri-menerima kenyataan bahwa kini ia sudah resmi menjadi istri sah yang diakui agama dan negara. Istri sah dari Park Jimin, si iblis manipulatif yang menjiwai sifat-sifat malaikat.

Pria cerdik dualistis yang pandai berperan sebagai antagonis dan protagonis di waktu yang tepat. Tidak salah lagi, Aroma harum maskulin dan lembut memabukkan ini adalah milik dari sosok tersebut. Kali ini Heerin betul-betul menyimpulkan seratus persen yakin jika ia sedang berada di kamar pria berengsek itu sekarang.

"Dua hari lalu dokter bilang lambungmu tidak terisi makanan sedikitpun, dan ada masalah psikologis." Heerin tersentak kaget terbuyar dari lamunan ketika suara yang tak asing berintonasi kesal berbaur kecewa menelusup rungunya-dari presensi pria beraut datar.

Jimin bangkit dari tubuhnya yang semula merendah jongkok di balik ujung ranjang. Pria itu baru saja memungut pirsing peraknya yang terjatuh, "Hasil lab menunjukkan alkohol terkandung dalam darahmu, sebab itu lambungmu infeksi."

Sial, Heerin baru ingat jika lambungnya tidak sanggup mentoleransi kadar alkohol yang terlewat tinggi bagi pengidap maag akut. Bahkan, beberapa hari terakhir lambungnya hanya mencerna liquid penghilang akal sehat itu.

Tidak ada makanan sehat yang masuk, kecuali kacang almond sebagai teman air beralkohol yang ia konsumsi untuk disalurkan menjadi energi. Energi yang diserap dari kandungan kacang almond dan air memabukkan itu hanya mampu bertahan sampai pada batasnya yang semakin memperburuk keadaan.

Terkait alasan minum alkohol sebenarnya sudah jelas, Heerin ingin mabuk berharap delusinya bisa terbang melayang bersama dengan depresi yang ia rasakan untuk meringankan rasa sakit dalam rongga batin.

JIMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang