1.3

2.8K 255 64
                                    



if you ignore the person you like, you will fall in love with him even more _ psychology love

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


if you ignore the person you like, you will fall in love with him even more _ psychology love

________
Gelap kian larut pada lingkar angka-angka dalam waktu. Semburan dingin begitu pekat menghunus pernapasan di penghujung musim semi. Mendesak lorong kerongkongan tembus sampai paru-paru. Hanya menapak hari rupanya langit akan taburkan percik putih untuk membekukan kota.

Hidung sensitif Jimin memerah, sedikit berair dipukul lembab suhu. Pandangannya disebar pada lukisan langit kelam berhias lingkaran berpendar, lampu-lampu jalan beserta ornamen-ornamen dewala yang bercermin di atas permukaan air sungai Han yang tenang, lalu bergelombang lembut saat angin tandang berbaur. Jembatan Hangang yang penuh keputusasaan jadi tempat kakinya berpijak. Siku tangannya diistirahatkan aman pada birai pagar jembatan yang terselimuti serdak-serdak jalanan.

Sojunya ditenggak setengah botol, menetes ke bagian dada di jaket puffer putih tebal. Bebercak yang kelihatannya sulit hilang meski dicuci. Jimin yakin juga bau alkoholnya akan nyaman bersemayam di sana. Mabuk-mabukan bukanlah hobi, namun siapa saja yang melintas dan melihat tujuh botol lebih soju di pinggir kakinya yang masih terlindung pantofel kerja, pasti mengira Jimin adalah penggila alkohol.

Namun siapa yang peduli? Jimin hanya mengajak memorinya yang tak tahu diri untuk lepas landas. Dibantu soju yang ia tenggak untuk melambungkannya tinggi-tinggi biar diterpa angin berkesiuran. Lalu mengabaikannya jatuh begitu saja, usai dan tenggelam di sungai Han.

Sayangnya memori tentang pria yang mencium istrinya masih tersesat dalam belantara gelap di sudut hatinya yang paling curam. Kejadian itu terus tayang seperti video yang diputar berulang-ulang. Semakin membuatnya muak dari waktu ke waktu. Sehingga setiap hari amarahnya giat sekali membujuk Jimin untuk menghajar Heerin di atas ranjang.

Tak ragu-ragu untuk membuat gadis itu melenguh oleh tiap jengkal sentuhan pada titik-titik tubuhnya yang sensitif. Kemudian dibalas Heerin dengan tatapan benci yang dikunci kelopak setengah redup seperti senja yang renta. Jimin ingat betul bagaimana buasnya kejantanannya yang tangguh menumbuk kewanitaan istrinya tanpa ampun. Tak terpikir liang itu mungkin mengalami cedera sakit luar biasa karena gesekan atau sejenis infeksi dan semacamnya. Tak peduli pagi buta, diulang lagi petang sepulang kerja. Galakkan pemaksaan, perkosaan hina berkabung bersama sekelumit muak yang mendesak-desak. Berturut-turut dari hari ke hari sampai Jimin hafal betul bagaimana urutannya. Dimulai dari Heerin menolak, menangis terisak, memukul-mukul, menendang, berteriak, berangsur menyerah dengan keterpaksaan, untuk yang kesekian kali mendesah tak berdaya. Dan bagian yang paling Jimin nanti-nanti saat Heerin lampaui batasannya, menggelinjang pasrah, lelehkan cairan hangat. Berikut dengan wajah cantik yang kuyup akan peluh itu bersemu indah seperti dijatuhi warna perkelahian antara atmosfer dan residu polutan di langit. Selanjutnya Jimin menerima protes terselubung dari amukan mata nanar yang Heerin tunjukkan begitu pilu berair seperti yang sudah-sudah.

JIMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang