two?!

393 65 14
                                    





Sebisa mungkin Seulgi menghindar dari anak kecil. Menjaga jarak aman, sekiranya 2 meter. Berlebihan?

Seulgi tak pernah mengatakan jika ia membenci anak kecil. Hanya sedikit tak suka dengan yang terlalu rewel.

Pusing rasanya. Mendengar rengekan yang entah semakin membuatnya emosi saja.

"Una~ minnie mau cucu cetobeli"

"Koo mau banana, dikacih celai cokat!"

Pusing menderanya. Duduk diatas kursi meja belajarnya dengan laptop yang masih menyala. Ingin merevisi skripsinya sebelum masuk deadline.

Sedangkan suara dua bayi besar ini terus menginterupsinya. Mengintimidasi dengan cara menggemaskan yang malah membuat Seulgi ingin lenyap saja.

"Una~"

"Ugi~"

Dua sisi kaos oblongnya ditarik berasamaan, menyebabkan dengusan kesal dan lelah yang kentara.

"Una~"

"Ugi~"

Memejamkan matanya. Pengang telinganya lama-kelamaan. Dihadapkan dua pemuda yang terjebak dalam mindset little mereka. Yang satu menjabat sebagai kekasihnya, si anak itik Park Jimin. Dengan onesie hiu berwarna biru.

Dan yang satu menjabat sebagai sepupu kekasihnya, si kelinci sekal Jeon Jungkook. Dengan onesie kelinci berwarna kuning.

Oke, panggil mereka Minnie dan Koo.

Dan Tuhan, entah ini anugrah atau kesialan baginya. Menjadi caregiver dua pemuda ini.

"Una!"/"Ugi!"

"DEMI DEWA! BISA KALIAN BERDUA TENANG! AKU MENCOBA FOKUS PADA SKRIPSIKU"

Mendengus. Menghempaskan nafasnya kasar. Alisnya bertaut, menandakan jika dirinya benar-benar emosi.

Eh?

Tunggu,

Seulgi menoleh cepat kearah samping kanan kirinya. Mendapati dua pemuda一bayi besar yang menunduk dalam.

Hiks~

Astaga,

Seulgi menepuk bibirnya berkali-kali. Merutuki diri sendiri yang kelepasan.

Menatap penuh penyesalah pada Minnie dan Koo yang mulai melangkah menjauh, keluar dari kamarnya.

"Duh mulut..."

Menghela nafas, sebelum beranjak. Keluar dari kamarnya. Mencari dua bayi besar yang kini terlihat di ruang tamu.

Yang satu menutup wajahnya dengan kedua tangan, menangis. Dan yang satunya menenggelamkan wajahnya diantara lutut, menangis juga.

Duh gak tega sih.

"Minnie... Koo..."

Hiks~

Aduh. Kalau tetap seperti ini, bisa-bisa Seokjin memarahinya. Ditambah Taehyung dan Yerim. Sepasang kakak adik itu,

"Minnie... Koo..., noona minta maaf ya"

Seulgi mendekat perlahan. Mengusap lembut kepala keduanya yang tertutupi penutup kepala dari onesie yang mereka kenakan.

Hiks~

Aduh. Ini gimana?

"Tadi Minnie mau apa? Mau susu stroberi? Koo? Mau pisang dikasih selai coklat?"

"Ukan picang! api banana. Hiks, Koo maunya banana ukan picang!"

Demi dewa, tabahkan Kang Seulgi. Lama-lama bananamu yang tak kasih selai coklat.

"Iya, Koo pi一banana dikasih selai coklat. Minnie susu stroberi?"

Anggukan dapat Seulgi rasakan.

"Oke, berhenti menangis dan tunggu noona disini. Jangan rusuh atau bertengkar!"

Hendak berbalik, namun tertahan. Menunduk, mendapati si anak itik yang memeluk kakinya.

"U-una nan maah agi, hiks– ni nta af. ni bad e una. ni nggu una oah. hiks– ni kal" (noona jangan marah lagi, minnie minta maaf. Minnie bad ke noona. Minni ganggu noona sekolah. Minni nakal)

Seulgi meringis, dalam hati sedikit menyesal membentak dua pemuda ini yang sedang terjebak littlespace mereka. Dan bisa dipastikan, Jimin regresi ke umur yang lebih kecil lagi.

Seulgi berjongkok, menyetarakan tingginya dengan Minnie yang tengah duduk. Tangannya terulur mengusap pipi Jimin baby yang kali ini memainkan ujung kaos miliknya.

"It's okay. Minnie not bad, Minnie good boy. Sekarang Minnie jangan nangis dan duduk diam main sama Koo. Noona ambilin susunya. Masa Minnie kalah sama Koo yang nggak semakin little"

"Wee, Minnie cemen, alah ama Koo yang edhe"

Iyain ajadeh.

Cup

Seulgi beranjak, setelah mengecup kening si anak itik. Mengundang senyum kecil dari wajah memerah Jimin kecil.

Hendak beranjak namun, lagi lagi tertahan. Kali ini menatap heran kearah si kelinci sekal.






















"Koo nda ditium uga?"

一一一一一一一一一

side lain dari part minnie kemarin. ketambahan sama si kookoocrunch hani bunny pumpkin sweetiepiekuh.

and did you like seulkook?

ThoughtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang