Cerita yang aku bikin waktu masih duduk di bangku sekolah, cerita mainstream yang banyak orang buat. Tapi namanya juga pemikiran yang datang dengan sesukanya ketimbang nanti ilang ya mending dituangin. Ini cerita benar-benar dari pemikiran sendiri, biarlah cerita ini menjadi bagian dari yang aku buat.
Typo? Maklumlah yak, aku wong biasa. Kalo suka ya dibaca kalo gak ya udah....
Let's go reading....!!!
~ Atisha & Alvaro ~
Kamu mau bantuin aku kan?" ucapnya memelas."Oke, aku akan bantuin kamu. Tapi aku gak tahu harus bagaimana memulainya,"
"Jangan khawatir. Kamu cukup Kasih ide sama yang dekor ya?"
"Tapi kenapa harus aku? Kamu kan bisa menyewa pendekor yang baguskan." ucapnya dan meminum coffee lattenya yang masih setengah gelas.
"Ayolah Sha, kamu tahu aku kan? Aku lebih percaya sama sahabat aku sendiri ketimbang mereka. Aku yakin kamu mampu melakukannya, kau kan sangat tahu apa yang kami sukai." ucapnya dan tersenyum.
"Baiklah,"
"Thanks, Sha. Aku tahu kamulah yang terbaik dari yang lain," ucapnya sambil tersenyum senang dan menggenggam tangannya. Mau tak mau Atisha pun tersenyum.
Bunyi deringan handphone mengingatkan tangan kokoh itu untuk melepaskan genggamannya. Dan mengangkatnya, dia tersenyum saat melihat nama wanita yang dia cintai menelfonnya. Dengan segera dia menggeser tombol hijau, tak mau wanitanya menunggu lama.
Dia senang sekali saat dirinya mengajaknya pergi bersama, ini yang pertama kalinya dia mengajaknya untuk menghabiskan weekend bersama.
"Sha, aku pergi dulu ya. Dia mengajakku pergi bersama," ucapnya senang dan berdiri.
"Aku akan bilang ke pemilik Cafe kamu bekerja untuk libur satu hari dan aku harap nanti hasilnya memuaskan."
Atisha hanya menganggukkan kepala dan tersenyum mengerti.
Dia pun pergi meninggalkan Atisha di cafe dekat kampus mereka. Atisha menghembuskan nafas kasar, semoga ini adalah pilihan yang terbaik untuknya. Membantu sahabat sekaligus pria yang dia cintainya, ia rela melakukan apapun untuknya asalkan dia masih bisa di sampingnya. Walaupun nantinya dia yang akan terluka.
Persiapan acara ulang tahun hampir sempurna, mulai dari kue, pemain musik, memesan cafe serta dekorannya, dan juga kado untuknya.
"Ini sempurna." ucapnya kagum. Athisa hanya tersenyum simpul menanggapinya.
Bagaimana tidak? Di Taman cafe yang sudah ia pesan telah ia sulap menjadi tempat yang romantis. Meja dengan dua kursi dengan vas bunga Mawar, yang di kelilingi lilin berbentuk hati. Sepanjang jalan Taman cafe ia beri lampu kerlap-kerlip dengan setiap jaraknya ia beri pot bunga lily yang di beri boneka beruang berwarna pink. Dua pohon di tengah Taman yang tak jauh dari meja sudah ada pemain musik serta tulisan Happy Birthday dan hiasan lainnya yang menambah aksen indah. Begitupun dengan tanaman yang lainnya, dan balon-balon berbentuk hati berwarna merah dan pink pun ia hias. Dia sengaja memilih di luar ruangan, karena udara di luar akan nyaman di bandingkan di dalam ruangan. Dia bersyukur cuaca malam hari ini cerah, dan senang saat Varo menyukainya.
"Terima Kasih Sha!" pekiknya kegirangan dan memeluk tubuhnya.
"Oke, sekarang sudah pukul tujuh malam. Aku akan menjemput Evelyn!" ucapnya senang dan melepaskan pelukannya. Dia pun pergi. Atisha hanya terduduk lemas di bangku pojok Taman.
Satu jam kemudian mereka datang. Atisha hanya melihatnya dari kejauhan, dia tahu di mana posisinya. Dia akan datang mendekat jika sudah waktunya.
Evelyn sungguh cantik dan menggoda, dia memakai gaun yang memperlihatkan punggungnya. Rambut panjang gelombangnya ia gerai dan memakai make up tipis, serta high heels. Sungguh serasi pasangan yang ada di depannya yang cukup jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerbung
RomanceONE SHOOT - COMPLETED Beberapa cerita pendek yang aku buat bersambung, temanya sih romantis walaupun begitu aku akan bikin yang nyesek-nyesek. Tapi aku gak sejahat itu kok, aku akan buat mereka menemukan kebahagiaannya dengan atau tanpanya. Maklum k...