Angin, mengingatkan Chenle pada satu sosok yang pernah ia temui ketika dirinya tengah berada di daerah hutan. Hanya bertemu sekali, setelah itu tak pernah terlihat wujudnya lagi.Membuat Chenle penasaran akan sosok itu.
Walaupun hanya sekilas menatap kedua mata kelamnya, namun kesan yang ditimbulkan sangat kuat.
Ngomong-ngomong soal hutan, saat itu ia dan teman-temannya sedang menjalankan kegitan berkemah yang diadakan oleh satu angkatan fakultasnya. Sebagai anak pecinta alam, tak seru rasanya jika tidak menelusuri ke dalam hutan. Chenle sudah berpengalaman, jadi tidak mungkin ia tersesat di tengah-tengah ribuan pohon.
Dan lihat, apa yang pemuda itu dapatkan! Satu sosok laki-laki, berperawakan seperti manusia, namun kelihatan lebih dari manusia biasa.
Chenle menatap lekat sosok tersebut, dan tatapan tersebut dibalas olehnya.
Oh! Bahkan dia tersenyum lebar ke arahnya! Senyum manis dan menawan, menambah ketampanan yang terukir di wajah halus sosok tersebut, pikir Chenle.
Tunggu. Tadi Chenle memikirkan apa?
Astaga, kenapa ia menjadi tersipu?
Namun tepat setelah Chenle membalas senyuman itu, angin bertiup dengan kencang. Bunyi gemersik yang tercipta akibat dedaunan pohon yang saling bergesekan begitu ribut.
Anginnya sangat-sangat kencang, hingga Chenle terpaksa mencari sebuah batang pohon untuk ia pegang. Ia takut tubuh mungilnya ini dapat terbawa angin yang kecepatannya mulai setara dengan angin putting beliung—namun rasanya tidak mungkin.
Sekitar satu menit kemudian, tiupan anginnya berhenti. Daun-daun banyak yang berguguran akibat kejadian tadi. Surai cokelat gelap yang melekat di kepala Chenle benar-benar berantakan. Setelah dirasa aman, pemuda itu melepas cengkramannya dari batang pohon yang tadi diraihnya, lalu membereskan rambutnya yang sudah acak-acakan itu.
Sepertinya ada yang kurang...
Ah! Sosok itu! Kemana perginya?
Chenle langsung menoleh kesana kemari, namun tidak ada secuil tanda pun yang menunjukkan keberadaan sosok tersebut.
Dia menghilang begitu saja.
Ia ingin mencoba untuk berjalan lebih dalam lagi, namun ia menyadari bahwa langit mulai menggelap. Tidak mungkin Chenle terus berada di dalam hutan sampai malam, atau yang ada ia akan merepotkan teman-temannya yang mencari keberadaannya.
"Ah, kuharap kita dapat bertemu lagi besok," gumamnya.
Dan setelah itu, Chenle berjalan keluar dari hutan tersebut.
Aku juga berharap seperti itu. Namun rasanya... tidak mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
1, 2, 3 [RenLe]
Short Story1, ini kumpulan serial pendek dari Renjun dan Chenle. Bukan hanya one-shot, tapi bisa two-shot. 2, ini bisa berupa songfiction, bisa berupa cerita yang muncul dari kepalaku. Kebanyakan songfiction. 3, ini genre ceritanya macam-macam. Bisa fluff, rom...