Waktu menunjukkan pukul setengah sebelas malam, dan Renjun menapakkan kakinya di kediamannya yang tidak begitu luas. Baru saja ia menuutup pintu rumahnya, ia langsung disambut dengan suara cempreng dari salah satu orang yang juga tinggal di tempat tersebut.
Itu suara Chenle, teman dekat—soon to be kekasih—Renjun.
"GEGEEEEE!!!"
Renjun tak tahan untuk tidak tersenyum, ketika melihat Chenle berlari sambil berteriak menghampirinya. Begitu pemuda yang setahun lebih muda darinya itu sampai di hadapannya, ia langsung memeluk erat dirinya, hingga badan Renjun hampir kehilangan keseimbangan karena pelukan Chenle.
Dan hal itu membuat kelelahan Renjun seusai seharian penuh di kampus menguar begitu saja.
"Uwaaaaah!!! Pelan-pelan!"
Chenle melepas pelukannya, namun kedua tangannya masih betah untuk berada di kedua punggung Renjun, membuat Renjun sendiri heran dengan kelakuan pemuda tersebut.
"Gege, mau cerita... Boleh?"
Betul juga! Renjun lupa akan satu hal ini.
Biasanya, jika Chenle sedang manja-manjanya, berarti ada sesuatu yang ingin dia utarakan.
Tapi kan... Ini sudah malam, Renjun pun baru tiba di kediaman mereka berdua, pasti rasa lelah mengalahkan semuanya.
"Eh tapi... Gege baru sampai ke rumah, pasti lelah. Hmm, tidak us—"
"—Tidak apa-apa, kok," potong Renjun ketika Chenle berniat untuk membatalkan permintaannya, kemudian ia melanjutkan, "Chenle mau cerita apa? Ayo cerita sama Gege, aku dengerin."
Setelah mendapat persetujuan dari yang lebih tua, senyum Chenle langsung melebar. Ketika ia mulai bercerita, Renjun merangkul pinggangnya sambil berjalan menuju sofa.
"Dosenku terlalu kejam! Hanya salah penulisan satu kata dalam laporan saja disuruh revisi ulang! Kurasa, dosen yang lain tidak ada yang seperti itu! Belum lagi, tadi aku lupa membawa dompetku hari ini, jadi tidak bisa beli makanan di kantin!"
"Lalu, kau jadi tidak makan siang?"
"Hmm... Tidak. Aku hanya makan permen sampai lima bungkus," jawabnya dengan lemas.
Renjun terkejut mendengar jawaban tadi. "Aiyooo... Lalu, kau sudah makan malam di rumah?"
"Sudah, kok. Aku makan tiga mangkuk ramen instan, hehehe."
Renjun mencubit pipi kiri Chenle, yang membuat sang korban menjerit.
"Kau ini, cpcpcp. Kalau begitu terus kau bisa sakit nantinya! Lain kali, jangan diulangi, ya?"
"Iyaaa!!!" jawab Chenle dengan semangat, membuat Renjun gemas sendiri. Dan dengan sengaja, ia mencium pipi Chenle di tempat ia mencubit tadi.
Untung tidak ada penolakan dari Chenle.
KAMU SEDANG MEMBACA
1, 2, 3 [RenLe]
Short Story1, ini kumpulan serial pendek dari Renjun dan Chenle. Bukan hanya one-shot, tapi bisa two-shot. 2, ini bisa berupa songfiction, bisa berupa cerita yang muncul dari kepalaku. Kebanyakan songfiction. 3, ini genre ceritanya macam-macam. Bisa fluff, rom...