"Chenle!"
Panggilan tersebut membuat pemuda bersurai cokelat gelap tersebut menghentikan kegiatan makannya untuk sementara, dan menoleh ke arah suara tersebut.
Itu Daehwi, teman sekelasnya.
"Ya? Kenapa?"
"Kau dipanggil oleh Hwang Ssaem," jawab Daehwi.
"Sekarang?"
"Mungkin. Lebih baik kau datangi dia sekarang."
Perintah tersebut membuat Chenle terpaksa membereskan seluruh peralatan makannya, menutup kotak bekal, dan bergegas untuk pergi ke kantor guru. Tak lupa, ia mengucapkan terima kasih kepada Daehwi.
Tok! Tok! Tok!
"Permisi, saya ingin mencari Hwang Ssaem."
Seorang lelaki yang dipanggil "Hwang Ssaem" menoleh ke arah pintu kantor guru, yang dimana terdapat Chenle di sana. Ia menyuruh pemuda tersebut masuk dan menghampiri mejanya.
"Kata Daehwi, Ssaem ada mencari saya, ya? Ada apa?" tanyanya dengan sopan.
"Oh, itu, tunggu sebentar..."
Hwang Ssaem mengambil sebuah buku catatan, kemudian membukanya dan mencari halaman yang ia tuju. Setelah ketemu, ia menujuk ke sebuah rangkaian huruf Hangul yang bertuliskan "Jjong Cheon Leo".
Di samping namanya, tertulis deretan bulan-bulan yang ada.
Dan melihat itu, sepertinya Chenle sudah tahu. Walaupun perasaannya tidak enak, namun ia tetap harus mengakuinya.
"Sudah empat bulan kamu tidak membayar iuran sekolah, nak," kata Hwang Ssaem. Ia menatap Chenle dengan tatapan ibanya.
Kemudian ia melanjutkan, "Saya tahu kamu kesulitan dalam membayar ini, tapi jika ditunggak sampai empat bulan, Saya khawatir kamu akan tidak mampu membayar ini semua. Kemungkinan terakhirnya... kamu bisa dikeluarkan dari sekolah ini."
Chenle hanya menunduk pasrah. Apa yang dikatakan Hwang Ssaem, selaku wali kelasnya, adalah benar. Tinggal di Korea dengan kakak-kakak angkatnya yang satu negara dengannya, tanpa orangtua, adalah hal yang sangat sulit dan melelahkan. Tidak hanya dirinya, namun semua kakak angkatnya pun sudah tidak memiliki orang tua. Bertemu dengan mereka adalah momen berharga yang tidak akan pernah Chenle lupakan.
Semua kakak angkatnya bekerja, termasuk Huang Renjun—kakak angkatnya yang paling muda—yang notabenenya adalah seorang pelajar yang satu sekolah dengannya.
"Ba... baiklah, Ssaem. Saya akan segera membayarnya."
"Kalau memang kesulitan, tolong beritahu Ssaem, ya? Saya akan membantumu."
"O... oke, Ssaem. Ada lagi?"
"Ah, Jjong Cheon Leo!" teriak salah satu guru di sana.
Itu Yoon Ssaem, wali kelas Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
1, 2, 3 [RenLe]
Short Story1, ini kumpulan serial pendek dari Renjun dan Chenle. Bukan hanya one-shot, tapi bisa two-shot. 2, ini bisa berupa songfiction, bisa berupa cerita yang muncul dari kepalaku. Kebanyakan songfiction. 3, ini genre ceritanya macam-macam. Bisa fluff, rom...