Candle Light

2.3K 202 40
                                    

DREAMIES FOREVER (7)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DREAMIES FOREVER (7)

MarkLee

Anak-anak!!! Jangan lupa malam ini kumpul dan menginap di rumah Haechan, ya!

Dan oh!!! Ingat bawa hadiah masing-masing, ya!!

4.30 P.M

.

사랑한단 뜻이야

.

Renjun langsung membuang benda pipih itu ke atas kasur. Memikirkan acara yang dibuat oleh ketua geng "Dreamies" dalam rangka merayakan pergantian tahun membuat dirinya muak. Bukannya ia tidak mau hadir, tapi ia mau tak mau harus bertemu dengan Chenle, pemuda kesayangannya yang tergabung dalam satu geng yang sama dengan dirinya.

Pasalnya, pemuda imut itu telah membuat dirinya kesal. Sungguh kesal.

Bagaimana tidak?

Beberapa hari yang lalu, mereka berdua telah membuat janji bertemu dan menghabiskan waktu bersama di kawasan Myeongdong, hanya dia dan pemuda itu. Tiba-tiba, Chenle membatalkan janjinya dengan alasan bahwa dirinya harus mengikuti acara keluarga. Renjun memaklumi alasan tersebut.

Tapi, ia tidak akan memaklumi apa yang dilihat oleh kedua mata kelamnya itu.

Renjun sedang pergi ke minimarket untuk memenuhi persediaan kebutuhannya selama liburan kuliahnya saat itu. Saat ia hendak mengulurkan tangannya ke sebuah pegangan pintu, telinganya samar-samar mendengar sebuah suara yang ia kenal. Mau tak mau, suara itu mengarahkan matanya untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Sebuah kafe, yang tepat berada di samping minimarket yang sedang ia kunjungi. Renjun melihat sosok pemuda kesayangannya yang berada di dalam, dengan satu sosok yang juga ia kenal dengan dekat.

Park Jisung. Anggota termuda dalam geng "Dreamies".

Renjun tahu kalau Jisung tidak akan merebut Chenle dari sisinya. Tapi ayolah! Chenle membatalkan janji kencan mereka berdua hanya untuk bertemu dengan pemuda itu!

Ia tidak sakit karena ditikung, namun ia sakit karena pemuda kesayangannya itu telah membohongi dirinya. Ia benci dibohongi. Cukup kedua orangtuanya saja yang seperti itu, tapi jangan Chenle pula.

Renjun tidak mau ambil pusing. Menghampiri Chenle secara tiba-tiba dan menceramahinya bukanlah solusi yang tepat. Jadi, buru-buru ia kembali ke apartemennya dan menjernihkan pikiran dan perasaannya untuk sesaat. Mungkin dengan melakukan beberapa hal yang ia gemari akan membuat dirinya melupakan kejadian yang ia lihat tadi.

Dan nyatanya, itu sulit.

Dan ngomong-ngomong, Renjun tidak jadi berbelanja. Lain hari saja.

.

1, 2, 3 [RenLe]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang