Empat belas

9.3K 402 4
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

-

"Kita bukanlah pasangan yang sempurna, suatu saat pasti kita akan merasakan puncak di mana emosi kita meluap, merasa tak di hargai, tak diperhatikan, bahkan tak di pedulikan , dan akhirnya menimbulkan kekacauan. Tapi ingatlah bahwa aku tidak akan pernah meninggalkanmu begitu saja tanpa pamit, aku tak akan pernah berhenti mencintai kamu, tidak peduli walau hatiku telah tersakiti berkali-kali. Jika pun diharuskan mencintai dari awal lagi, aku tetap memilih kamu."

💕

●_●●_●●_●

     Rasanya badanku tidak bisa lagi bergerak. Aku baru saja bisa mengistirahatkan badanku setelah hampir dua puluh empat jam bekerja. Tinggal sendiri di sini bukanlah hal yang mudah, bekerja dengan gaji tiga puluh ribu setiap hari tidaklah cukup untuk membiayakan diriku sendiri, in shaa Allah setelah uang terkumpul banyak, aku akan membayar semua sewa untuk tinggal di tempat ini. Sudahlah, aku malas memikirkan hal seperti ini lagi!

      Dear Allah,  jika bukan dia yang Engkau takdirkan untukku bolehlah Engkau hapuskan segala rasaku, jika bukan aku yang dia harapkan hapuslah pula harapanku kepada dia, jika bukan aku separuh hidupnya maka hapuslah dia pula di separuh hidupku. Dan pada akhirnya, semua yang telah susah payah aku pertahankan harus mampu aku relakan.

     Dear hati, semoga dengan luka ini kamu mengerti, tidak ada cinta yang sempurna kecuali cintanya Allah kepada hambanya. Agar engkau tidak lagi tersakiti dengan alasan yang sama. Bersabarlah, Allah tahu kapan titik kebahagiaan terbaik untuk kamu rasakan. Dan terkadang kita harus benar-benar sadar, Allah buat sedemikian rupa jalan hidup kita, agar kita mengambil pelajaran.

     Dear imanku, engkau tahu, I just want to be your priority dan tidak lebih dari itu. I dont need a perfect one. I just need someone who can make me feel that im the only one. Tapi kurasa itu mustahil, sekarang kau pergi entah ke mana. Biarlah, akan ada masa di mana, semuanya akan indah.

    Adibah bangkitlah! Kamu harus kuat, jangan tunjukkan kelemahan dirimu di depan umum. Senyumlah, tinggalkan sedihmu. Bahagialah, lupakan takutmu. Sakit yang kau rasa, tak setara dengan bahagia yang akan kau dapat.

     Bunyi ponselku hampir membuatku jantungan. Kutatap layar teleponku untuk memastikan siapa penelpon, ternyata Fauzi. Assalamualaikum, Adibah kamu di mana? “

     “Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, aku di rumah. Sekarang kan sudah jam dua belas malam, waktuku untuk istirahat sekarang. “Aku memperbaiki dudukku di atas tempat tidurku, sambil menyenderkan tubuh. “Memangnya ada apa? “ tanyaku.

     “Ehh. Enggak, cuma mau memastikan kalau kamu sudah pulang atau belum,” ucapnya dengan agak terbata-bata, “Aku boleh bertanya? “ sambungnya.

    “Ada apa? Jangan bilang kamu mau bertanya tentang boneka beruangku apa sudah makan apa belum! “ kesalku. Memang hampir setiap hari dia selalu mempertanyakan dengan pertanyaan setianya ini, dan masih ada pertanyaan lain semisal, bungan matahariku sudah tumbuh kuwaci apa belum, seumur hidupku aku belum mendapatkan bunga itu tumbuh kuwaci.

     “Astagfirullah, jangan zoudzonlah. Aku mau tanya, apa suamimu sudah pulang apa belum? “soal pernikahanku dengan kak Farzan,  Fauzi memang sudah mengetahuinya, awalnya dia terlihat kecewa tapi lama-kelamaan sudah tidak. Tunggu! Kenapa dia membahas tentang dia!

Dear Imamku (Completed√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang