Assalamualaikum Ramadan

8.7K 169 10
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Ukhty wa akhy.

Thorrr datang lagiiiiiii ●_● mau promosi cerita aku lagi judulnya Assalamualaikum Ramadan.

Thor padahal Naura dan Naufal belum jadi kenapa ada cerita baru lagi?
Yahh ada alasan tertentu dan juga aku mau nyelesain naskah Assalamualaikum Ramadan sebelum bulan Ramadan, doakanlah.

Thor extra part Dear imamku juga belum selesai kenapa langsung ada cerita baru?
Sekali lagi aku mau menyelesaikan naskah Assalamualaikum Ramadan sebelum ramadan. Yah pasti fokus ke cerita ini

Deskripsi 👇👇

Kebayang gak si setelah ramadan langsung ada yang lamar? -doakan saja siapa tahu langsung di catat malaikat dan langsung di kabulkan.

●_●

Selamat datang ramadan, dan selamat datang wahai calon imamku. -Naila

Rabu 13 Maret 2019

●_●

     Ayo buruan di baca, niatnya mau ajukan ke penerbit setelah selesai, In Shaa Allah 😊 jadi bacalah sebelum kehapus atau di terbitkan.

●_●

Aku akan post satu chapter di sini dan nextnya ada di lapak satunya 😂 maafkan aku.

Bismillahirrohmanirrohim

-

-
-
-
-
💜

"Bulan Ramadhan bukan cuma ujian untuk mereka yang puasa, tapi juga ujian untuk mereka yang tidak berpuasa."

●_ ●

Tidurku harus terganggu karena ketukan dari luar sana, mengapa harus hari minggu? Mengapa harus hari libur tidurnya menjadi terganggu! Menyebalkan! Aku tahu itu umi, ada apa, dia membangunkan aku sepagi ini?

Aku menatap jam dindin yang sudah menunjukkan pukul 5:30, ya Allah umi!

Berjalan dengan sempoyongan mendekati pintu kamarku. Saat sudah terbuka seutuhnya aku melihat umi yang sedang menulis di bukunya. "Ada apa umi? "

Umi mendongak melihatku. "Kamu sudah salat nak? " tanya ibu. Kebiasaan bukannya menjawab malah ikut bertanya, ibu-ibu.

"Lagi diliburkan Umi. Lagi dapat, " ucapku dengan mata yang hampir tertutup utuh. Padahal waktu sahur aku sudah bilang kalau sedang dapat.

"Umi tunggu di bawah setelah kamu mandi ya. "

"Tapi Umi, masih terlalu pagi, aku masih mau tidur dulu," ucapku sambil mengerlipkan mata, agar umi kasihan dan aku bisa melanjutkan tidurku.

"Masa kalah sama saitan si, saitan tidak pernah bermalas-malasan untuk merayu manusia untuk berbuat jahat, seharusnya kita bisa lebih dari dia. Sana mandi, " ucap umi, kemudian pergi meninggalkan aku.

Kenapa harus hari minggu? Andai saja berbohong bukan dosa, mungkin saat ini aku masih berbohong kalau aku masih tertidur pulas. Ahh umiiiiiiiiii!

●_●

"Ada apa umi? " tanyaku saat sudah duduk di depan umi. Beliau masih sibuk bergulat dengan laptopnya. Umi seorang pengacara jadi aku hampir setiap hari melihat umi sibuk dengan laptopnya. Dan yang membanggakan dari umi, beliau pengacara jujur, dia tidak pernah menangani kasus yang menurutnya tidak baik. Ahh, aku menjadi sangat sayang sama umi.

Dear Imamku (Completed√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang