3 -found

3.8K 570 34
                                    

Mereka turun. Tiga -bukan, empat -bukan, lima, enam, ya.

Enam pria-pria besar keluar dari mobil van hitam yang tiga diantaranya adalah orang-orang tadi.

Hatiku berdesir, seketika tubuhku lemas.

Aku terlalu takut dengan mereka, tapi tiba-tiba laki-laki ini menutup mataku dengan tangannya. Sepertinya dia menyuruhku untuk tidak melihat mereka.

Tak lama ia menyingkirkan tangannya dari penglihatanku yang tadi ditutupnya.




Aku tidak ingin melihat mereka. Posisiku saat ini menunduk.

Dari langkah kaki yang kudengar, mereka berpencar. Sepertinya ada yang masuk ke rumah sakit, dan beberapa lainnya menuju gang sebelah rumah. Pasti mereka berpikir aku dan laki-laki ini masuk ke gang, karena di depan gang kecil tersebut, ada sebuah troli yang kupakai tadi untuk membawa laki-laki ini.

Salah satu dari mereka melempar trolinya dengan mudah, dan troli itu jatuh di sebelahku persis. Aku hampir teriak, tapi untungnya laki-laki disebelahku ini segera menutup mulutku.











Mereka sepertinya belum puas jika belum membunuh laki-laki ini, sebenarnya apa yang dilakukan laki-laki ini?

































Cukup lama mereka berada disana.

Bahkan mereka menghabiskan banyak waktu hanya untuk mondar-mandir di sekitar rumah,

untung saja mereka tidak masuk kedalamnya.

Saat aku dan laki-laki ini sudah tak mendengar tanda-tanda keberadaan mereka, kami sama-sama mengintip dari celah bebatuan untuk memastikan keadaan sebenarnya.

Ternyata mereka memang sudah tidak ada.

Aku dan laki-laki ini keluar dari persembunyian kami.

Fyi jika kalian ingin tau wajah laki-laki ini jangan tanyakan padaku, karna aku saja belum melihat dengan jelas wajahnya. Dia buru-buru mengambil kain di jaketnya, sepertinya itu sebuah sapu tangan.

"E -exuse me.. can I know you're name?"

Laki-laki di sebelahku ini masih fokus menutupi sebagian wajahnya dengan sapu tangannya, seperti menggunakan masker

"Hello??"

"Maaf, kita hanya berdua, bisa Anda saja bicara bahasa informal?"

Oh sungguh, bahasa formalnya saja masih berantakan, mana bisa dia memintaku menggunakan bahasa informal? Dan.. bagaimana dia tau kalau aku bukan orang asing?












"Em.. siapa nama Anda?" tanyaku setelah kami saling diam beberapa saat.

"Maaf, kamu tidak perlu tau,"

"Oh, maaf, tapi saya sarankan Anda ke rumah sakit sekarang, luka anda sang— yaampun! Anda harus ke rumah sakit sekarang!"

Aku tersentak. Bagaimana tidak, mendadak, darah segar mengalir keluar dari hidungnya.

Jangan bingung mengapa aku bisa tahu dia mengeluarkan darah walau wajahnya di tutup oleh sapu tangan. Itu karena terdapat bercak merah di sapu tangannya, dan itu terus menembus sapu tangannya.

"Jeogi.., maaf, bisa kamu ambil ponsel saya di- ah, lupakan,"

Dia mengurungkan niatnya untuk meminta pertolonganku.

"Dimana? Biar saya ambilkan, apa Anda punya keluarga?"

"I -itu, po —ponsel saya ada di saku celana belakang,"

Setelah perkataan darinya, aku langsung mencari saku celana belakangnya, dan segera mengambil ponsel miliknya.


Hidung dan mulutnya tidak behenti mengeluarkan cairan kental itu, walau dia sudah menyeka dengan tangannya.

"Permisi, lebih baik Anda hubungi keluarga Anda secepatnya, saya akan ke minimarket terdekat sebentar untuk membeli tisu," ujarku padanya, saat dia masih sibuk mencari nomor untuk dihubungi.

Aku meninggalkannya dan beranjak pergi ke minimarket terdekat.

Sebelum sampai, aku sempat membuka ponselku yang menunjukkan waktu pukul 4.19am.













Setelah aku membeli tisu, aku kembali ke tempat persembunyian tadi.

Oh crazy. Yang membuatku sebal adalah, saat ini laki-laki bersapu tangan itu malah sedang asik bermain game dengan ponselnya, sedangkan darah masih sedikit menetes dari sapu tangannya.

"Are u crazy?!" seruku tepat di depannya.

"What?" Balas laki-laki itu santai, tanpa menoleh ke arahku.

"Anda lagi sakit, tapi Anda malah bermain ponsel, eoh? lebih baik sekarang Anda segera ke rumah sakit,"

"Aku tidak mau ke rumah sakit,"

"Ya sudah, setidaknya hentikan pendarahan Anda! Anda tidak takut mati?! Saya sudah menyelamatkan hidup Anda, jadi dengarkan perkataan saya!" seruku jengkel. Aku menenteng kedua tanganku di pinggang.

Tanpa menjawab, ia segera mengambil tisu yang tadi sempat ku beli, dan menyumpalkannya ke hidung. Sebelum itu, dia agak melepas sapu tangannya sebentar, lalu kembali menutupinya lagi.

Dia melakukannya dengan masih bermain dengan ponselnya. Membuatku makin jengkel saja.

"Hentikan bermain ponselnya! Sekarang saya tanya sekali lagi, kenapa Anda tidak mau ke rumah sakit?!"

"Terlalu bahaya," balasnya sambil meletakkan ponselnya kemudian menatapku dalam.

Matanya, dia terlihat sangat mirip dengan seseorang. Namun, sorot matanya jauh lebih mengerikan saat ini.

"Ya sudah Anda sekarang hubungi keluarga Anda," ujarku lelah. Laki-laki ini lebih sulit di atur daripada bayi.

"Aku sudah tidak punya keluarga disini,"

Jujur, aku takut dengan kalimat-kalimat yang dilontarkan dari mulutnya. Dia tidak punya keluarga? Jangan-jangan dia manusia bermasalah?

"La -lalu Anda siapa?" tanyaku agak menjauh.

Jujur, aku orang yang tidak bisa menyembunyikan ketakutanku.

"Aku tidak jahat, percayalah," sepertinya dia sadar dengan pergerakanku. Aku berhenti menjauh karna tatapannya yang semakin tajam itu.

"Lalu Anda siapa? Ayo ke rumah sakit sekarang," ajakku supaya dia mendapatkan pengobatan yang lebih baik dari para medis.

"Aku tidak bisa!" Bentaknya.

Sapu tangan yang ia gunakan untuk masker terlepas.













Aku melihat dengan Mata kepalaku sendiri.













































"W -winwin?" Balasku nyaris menangis. Ya, aku kenal sekali wajahnya, wajah yang selalu kukenal dengan wajah imutnya, wajah tampannya, wajah cerianya, aku ingat semua.


Hanya tiga kata yang ia lontarkan, tapi itu membuat sapu tangan yang menutupi hidung dan mulutnya terbuka.

Ia menampakkan dirinya dengan wajah lebam dan bengkak dimana-mana.











Aku menangis.














Entah apa yang aku pikirkan saat ini, tapi hatiku benar-benar sudah tidak kuat lagi. Aku menangis sejadi-jadinya.

Dia adalah Winwin? Orang yang sangat aku kagumi?!

***

-tbc

Written by = adkywww

Fate | Winwin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang