18 -Justice

1.7K 237 36
                                    

"Nggak! Nggak! Ini nggak mungkin! Ini pasti rekaman palsu!" jeritku sembari menutup kedua telingaku menggunakan tanganku

"Ren, lo kenal beneran?" tanya Yuta sedikit bingung

"Nggak! Lanjutin dulu" jeritku masih, sambil menutup telingaku

"O- oke, tenang, emang kenapa?" tanya Yuta yang terlihat seperti penasaran

"LANJUTIN! SEKARANG!" bentakku keras, aku menatap Yuta kesal, karena dia tidak mengerti kondisiku sekarang

Tanpa menjawabnya, Yuta menekan tombol play. Aku langsung tenang, dan kembali fokus dengan apa yang kulihat.

Seseorang keluar dari mobil hitam itu, dengan hoodie berwarna biru muda kesukaanku dan dia. Ya, itu adalah hoodie yang paling sering kupakai jika aku kedinginan. Aku dan dia membeli hoodie itu bersamaan dulu.

"Lo harus tau, ibu Ong tewas di jam lima sore sedangkan lo belom bisa jalan-jalan dan masih berada di rumah sakit waktu itu" ucap Yuta ditengah-tengah suasana yang sangat mencekam. "Lo juga harus tau, disebelah kanan atas, ada waktu direkamnya cctv itu, jadi lo bisa cocokin sama kegiatan lo waktu itu" ucapnya lagi menjelaskan

Aku memfokuskan pandanganku pada sudut kanan atas rekaman. Memang benar, jamnya terus bertambah. Tidak ada percepatan waktu

Gadis yang beberapa jam lalu masuk kedalam toko usang tempat kejadian perkara tiba-tiba saja keluar dengan terburu-buru. Dia menutup toko itu dengan menurunkan rolling doornya

Setelah itu dia langsung merusak plat nomornya, dan melangkah pergi entah kemana.

Yuta hanya meretas satu cctv

Tak lama dia kembali, dengan membawa sebotol berisikan penuh air yang kuduga sebagai minyak. Tepat seperti apa dugaanku dia menyiramnya. Ya, dia menyiram tepat didepan rolling door, jam menunjukan pukul 06.57.32 yang artinya jam enam lebih lima puluh tujuh.

Setelah menyiram sebotol penuh, dia membakar tempat itu, lalu pergi begitu saja menggunakan mobilnya.

Yuta menghentikan pemutarannya

"Lo kenal. Ayo kita kerumahnya" ucap Yuta penuh keyakinan

Aku meneguk salivaku dengan susah payah, menggerak-gerakkan mataku kekanan dan kekiri menandakan keraguanku.

"Kenapa? Lo takut?" tanya Yuta yang seperti membaca pikiranku

Aku menundukkan kepalaku

"Yaudah, biar gue sama penyidik aja yang datengin" ucapnya lagi. Aku masih menundukkan kepalaku

"Darren.. kamu harus kuat, masalahmu nggak segampang itu, kamu harus bisa yakin sama diri sendiri" ucap Yuta lagi dan lagi. Entah kenapa dia tiba-tiba saja mengganti bahasanya padaku. Aku mengangkat kepalanya menghadapnya

"Kalian aja yang temuin dia, aku tunggu di kantor polisi. Jangan apa-apain dia, aku mau dengar penjelasanya dulu. Boleh kan?" kataku mengungkapkan isi pikiranku

Yuta diam sebentar lalu menengok kearah penyidik kasusku. Ia membalas Yuta sambil tersenyum, syukurlah.

"Oke, tapi lo jelasin semua tentang dia" balas Yuta. Dia kembali dengan sifat dan bahasanya. Aku menganggukan kepalaku untuk menjawabnya

Beberapa polisi mengambil sidik jari didekat toko usang. Selesai mengambil bukti-buktinya, kami semua kembali ke kantor kepolisian Incheon.

Polisi memanggilku untuk melakukan interogasi pelaku. Seperti nama dan lain-lain

Fate | Winwin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang