34 -attempted suicide

1.6K 209 25
                                    

Saat ini hanya ada aku sendiri di ruang latihan.

Tadi, sehabis Winwin dan aku menangis, dia mendapat panggilan. Itu dari managernya. Katanya dia harus kembali, Winwin lantas pamit padaku kemudian pergi meninggalkanku. Tak lupa dia juga memberi kecupan manis untuk Huangyu.

Anak-anak sudah pulang, tadi– satu jam yang lalu. Sekarang sudah pukul dua siang. Aku sudah menghabiskan waktu sendirian disini selama satu jam.

tok tok

"Masuk" ucapku mendengar ketukan di depan pintu.

Seseorang masuk– CEO Han.

Aku lantas berdiri, menghormatinya. "Ada apa?" tanyaku langsung.

"Aku kira kamu sudah pulang" balasnya berbasa-basi.

"Tidak usah basa-basi, ada apa?" tanyaku menatapnya to the point.

"Tadi sepertinya kamu ingin menemui saya?"

"Tadinya" balasku cukup singkat.

"Soal Dong Huangyu?" tanyanya menebak. Sayangnya tebakannya sangat tepat.

"Hm.. ya. Awalnya saya mau keluar, tapi niat saya itu saya urungkan. Melihat Winwin yang sangat ingin menjaga adiknya" jelasku cukup rinci.

"Lantas? Apa hubungannya? Kamu bisa saja kan keluar?" tanyanya menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Jika orang lain yang mendapatkan kelas ini, saya tidak bisa menjamin anak-anak selamat. Saya ingin anak-anak tidak tertekan, dan merasa nyaman berada disini. Bukannya malah menganggap bahwa tempat ini adalah neraka, seperti yang sudah-sudah" jawabku enteng.

Kata Winwin, lulusan dari akademi ini ada yang depresi, gila, bahkan sampai bunuh diri ketika mereka tau bahwa mereka tidak diterima. Aku bisa merasakan bagaimana penderitaan mereka ketika berada di dalam akademi ini. Sampai-sampai mereka tidak bisa hidup kembali. Seperti nyawa mereka telah direngut.

"Pemikiran anak baik" ucap CEO Han, lantas menurunkan silangan kedua tangannya.

"Maksud Anda?" tanyaku ragu. Apa maksudnya berkata bahwa aku anak baik?

"Lanjutkan mendidik anak-anak okey? Saya pergi" ucapnya meninggalkan pertanyaanku begitu saja.




Aku memutuskan untuk pulang, saat jam sudah menunjukan waktu pukul empat sore.

"Noona" persis saat aku membuka pintu, aku bertemu dengan Huangyu.

"Huangyu? Ada apa? Sudah tiga jam dari jadwal selesai latihan. Latihan kedua masih pukul tujuh" balasku heran. Memang benar bahwa sekarang sudah jam empat sore. Itu berarti daritadi Huangyu belum pulang?

"Emm, aku mau bicara sesuatu" ucapnya sembari menghadap kebawah, tidak menatapku.

Aku lantas mengajaknya ke dalam ruangan. Tidak enak berbicara diluar.

"Ada apa?" tanyaku saat kami sudah duduk di lantai. Memang, di tempat ini tidak ada kursi, hanya ada dua meja putih untuk meletakkan barang-barang penting seperti jadwal dan lainnya.

"Soal Win ge" balasnya lirih tapi masih dapat kudengar.

"Kenapa?" tanyaku serius.

"Aku –aku nggak mau Win ge menikah sama Xingjuan" ucap Huangyu menatapku penuh arti.

"Siapa Xingjuan? Tunangan Sicheng?" tanyaku menebak. Oh God. Winwin saja tidak memberitahukan nama tunangannya kepadaku. Mau marah, tapi aku bukan siapa-siapanya.

"Xingjuan Zhu. Satu-satunya anak perempuan, dan anak kedua Xingsheng. Sekarang dia tunangan Win ge" jelas Huangyu lebih rinci. Aku hanya membalasnya dengan mengangguk tanda mengerti.

Fate | Winwin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang