Pagi itu Jinhwan membuka kedua matanya secara perlahan, menggosoknya dengan tangan dan menatap ke arah gorden yang masih tertutup. Lalu sebuah senyuman terbit di wajahnya saat bayangan kejadian semalam muncul. Bahkan Jinhwan masih bisa merasakan kelembutan belah bibir ranum yang terasa manis itu. Mengingatnya saja sudah membuatnya tersipu dan menimbulkan semburat merah jambu di wajah putihnya yang cantik. Jinhwan tak tahu apa yang harus dilakukannya saat bertemu Hanbin nanti. Dia terlalu malu untuk sekedar bertatap muka dengan tuannya itu.
Pemuda mungil yang berbaring dengan posisi menyamping ke arah jendela itu pun bangkit dan hendak turun dari ranjang setelah beberapa saat senyum-senyum sendiri mengingat kejadian semalam. Namun pemandangan mengejutkan di sisi lain ranjang membuatnya hampir memekik andai saja kedua tangannya tak refleks menutup mulut.
"M-Master.." Gumamnya setelah mendapati seseorang tengah terlelap menyamping menghadapnya. Pemuda mungil itu mengerjapkan mata berkali-kali.
"Apakah dia tidur bersamaku semalam? Hingga pagi?"
Jantung Jinhwan berdegub kencang begitu menyadari jika Hanbin tidur bersamanya hingga pagi. Ini memang bukan kali pertama pria itu tidur bersamanya semalaman. Karena Hanbin juga pernah menemani Jinhwan tidur hingga pagi di malam kedua pemuda mungil itu berada di mansion ini. Lalu di malam-malam lain, Hanbin hanya akan menemani Jinhwan hingga si mungil terlelap. Setelah itu dia akan tidur di kamarnya sendiri meninggalkan Jinhwan yang tertidur nyenyak. Namun kali ini, untuk kedua kalinya Hanbin tertidur bersamanya hingga pagi. Bahkan Jinhwan tak ingat sama sekali dia dibawa ke kamarnya, karena pemuda itu sudah terlelap sejak di perjalanan pulang dari pesta.
Pemuda mungil itu menundukan kepala untuk melihat pakaiannya yang sudah berganti menjadi piyama polos berwarna navy. Lalu kembali mengangkat kepala, menatap pada Hanbin yang masih terlelap. Meraba bagian depan tubuhnya disertai semburat merah di pipi.
"S-siapa yang mengganti pakaianku?" Monolognya lalu menelan ludah kasar. "Kuharap itu Yunhyeongie hyung."
Lalu, dia pun bergegas turun dari ranjang menuju kamar mandi sebelum Hanbin bangun dan melihatnya. Dia sungguh tak siap untuk dilihat Hanbin hari ini. Setelah dia menghilang di balik pintu kamar mandi, sang tuan besar pun membuka matanya secara perlahan. Menatap lurus ke arah tempat kosong di sisi lain ranjang. Dan kedua ujung bibirnya tertarik, menyunggingkan sebuah senyuman yang amat tampan.
Hanbin mengubah posisinya menjadi terlentang lalu meregangkan tubuhnya sebelum bangkit dan turun dari ranjang Jinhwan. Berjalan ke arah jendela untuk membuka gorden. Kemudian pria berjubah tidur navy itu membuka pintu. Berjalan ke arah balkon dan menopangkan kedua tangannya pada pembatas. Netranya berkeliling ke arah pemandangan hijau pepohonan yang mengelilingi kawasan mansionnya. Menikmati sinar matahari pagi yang hangat menyapa kulitnya. Dapat dia lihat para maid dan petugas taman yang hilir mudik di halaman tengah menjalankan tugas pagi hari mereka. Dan netranya berhenti pada sesosok pemuda bertubuh tinggi dengan setelan jogging tengah melakukan pendinginan di halaman depan sayap kanan, Chanwoo. Seketika Hanbin tersadar jika dia sudah kesiangan lagi karena tertidur sangat nyenyak. Hingga melewatkan olahraga pagi yang biasa dia lakukan bersama-sama dengan Chanwoo.
Lama Hanbin berada di balkon sambil melakukan pemanasan dan olahraga ringan. Membuat tubuhnya berkeringat hingga membasahi jubah tidurnya. Dirasa sudah cukup dengan olahraga ringannya, Hanbin memutuskan untuk kembali masuk karena dia harus segera membersihkan diri. Dan saat kakinya sudah melangkah masuk, tiba-tiba seseorang dari arah kamar mandi muncul dengan mengenakan jubah mandi. Membuatnya berhenti dan menoleh. Tertegun melihat wajah Jinhwan yang tampak segar dengan rambutnya yang basah. Aroma sabun dan sampo yang manis menyegarkan itu menguar, menyapa indera penciumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours, Master
FanfictionSehitam apapun pekatnya malam yang membuat matamu seolah-olah buta, Kim Jinhwan tetap akan bisa ditemukan oleh pemiliknya, bahkan dengan cara paling mengerikan pun. Karena takdirnya adalah hidup diantara gelapnya dunia Sang Pemilik, melayani dan men...