Hanbin masuk ke dalam ruang rawat, kakinya yang melangkah tak sabar mendekat ke arah ranjang dimana seseorang berbaring dengan wajah yang memiliki beberapa luka goresan juga kepala yang dibalut oleh perban. Hati Hanbin terasa diremas begitu kuat saat melihatnya. Dia mendekat dengan kedua iris yang tak lepas dari sosok pucat yang terpejam itu. Pria itu berdiri dengan kaku di dekat ranjang, sorot matanya penuh dengan rasa sedih, sakit namun juga bercampur kobar amarah. Tangannya menggapai tangan kurus nan pucat di ranjang, menggenggam telapak juga jemarinya yang dingin. Ibu jarinya mengelus punggung tangan yang halus itu dengan lembut.
Hanbin terus menatap pemuda itu. Bagaimana bisa orang lain membiarkan harta berharga miliknya menjadi seperti ini? Dia telah menjaganya dengan sangat hati-hati, memperlakukannya selayaknya hal berharga yang paling ringan dan lembut di dunia, tidak akan membiarkan hartanya ini rusak bahkan tergores sedikit pun. Namun orang lain telah membuat harta berharganya tergores bahkan nyaris rusak. Memangnya Hanbin bisa menerima ini semua?
Sekali lagi, tolong ingatkan siapapun. Ini adalah Yoo Jinhwan, Kim Jinhwan, seseorang yang selalu dia agung-agungkan sejak delapan tahun lalu. Dia adalah harta paling berharga miliknya di dunia, dia adalah cahaya hidupnya. Seseorang yang ingin selalu dia jaga dari semua luka dan penderitaan bahkan sekecil apapun itu. Seseorang yang paling ingin dia bahagiakan sepanjang hidupnya. Seseorang yang dia inginkan untuk selalu berada di sisinya selama sisa hidupnya. Dan bagaimana mungkin Hanbin rela dia mendapat luka bahkan setitik pun?
Hati Hanbin tergigit dan rasanya sakit. Sangat sakit. Tangannya menyentuh perlahan wajah Jinhwan, pada bagian yang tidak terluka. Lalu pada kepala yang dibalut perban, dengan sangat lembut menyentuh kain tipis berwarna putih itu. Mata sendunya meredup saat menatap wajah Jinhwan dalam jarak yang lebih dekat. Lalu dia merunduk untuk mengecup pelipis pemuda itu dengan lembut. Matanya terpejam dalam kecupan dalamnya yang lama. Kemudian kedua kelopak matanya terbuka, menampakan sepasang iris yang menyala dengan kemarahan. Kekejaman di dalamnya begitu kuat, sisi-sisi matanya memerah karena amarah.
Pria itu berdiri tegak dengan wajah dingin, telinganya menangkap samar-samar suara yang familiar. Lalu urat pada wajah muncul dan rahangnya mengeras, dengan tangan yang mengepal dia berbalik. Berjalan dengan langkah stabil seperti biasa namun diiringi dengan aura kejamnya. Saat tangannya sudah sampai pada kenop, seseorang yang dia kenal di luar terus berbicara. Mendengar suaranya membuat kesabaran Hanbin habis dan dia segera membuka pintu. Mendapati calon kakak iparnya, Kim Donghyuk, yang sebelumnya terkejut karena pintu yang terbuka tiba-tiba kini menatapnya dengan takut. Sudah tidak diragukan lagi kenapa pria mungil itu ketakutan saat melihatnya. Dan kedua bawahannya yang hanya menunduk, terlihat takut dan Chanwoo seperti sedang menahan kegusaran.
“H-Hyung...”
Tanpa menunggu lagi Hanbin segera menarik kerah baju Donghyuk yang langsung memekik kaget karenanya. Menutup pintu dengan keras dan menyeret pria tak berdaya itu untuk masuk lebih dalam. Dilepaskannya cengkeraman pada kerah si pria mungil dengan kasar, membuat tubuhnya terjatuh ke lantai. Hanbin berjalan dengan wajah teramat dingin ke arah pria yang sedang menggigil ketakutan di lantai itu. Tangannya sekali lagi menarik kerah bajunya, membawa tubuhnya bangkit berdiri. Pekikan serta ringisan terdengar.
“H-Hanbin hyung... I-ini sakit...” Donghyuk bersuara dengan susah payah karena rasa sakit dan sesak pada lehernya.
Mata tajam Hanbin menatap tepat pada mata Donghyuk seolah-olah akan mengulitinya. Pria mungil itu meneguk ludah, kedua matanya sudah menggenangkan air mata.
“Lihatlah akibat dari kebodohan, kecerobohan dan ketololanmu, Kim Donghyuk.” Ucap Hanbin dengan dingin dan kejam. Melonggarkan tangannya pada kerah Donghyuk untuk membiarkan pria itu melihat ke arah ranjang di sisi kanan.
![](https://img.wattpad.com/cover/168237137-288-k677816.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours, Master
FanficSehitam apapun pekatnya malam yang membuat matamu seolah-olah buta, Kim Jinhwan tetap akan bisa ditemukan oleh pemiliknya, bahkan dengan cara paling mengerikan pun. Karena takdirnya adalah hidup diantara gelapnya dunia Sang Pemilik, melayani dan men...