3

140 15 3
                                    

Bulan purnama bersinar terang dengan lembutnya di langit sehingga mampu menampakkan awan yang sesekali diterbangkan angin, namun anehnya hanya beberapa bintang yang terlihat bersinar. Apakah mungkin karena cahaya bulan yang begitu terang membuat bintang-bintang pendamping bulan itu cahayanya tersamarkan.

Alyssa berdiri didepan sebuah jendela yang begitu besar di kamarnya, dengan mengenakan kemeja lengan panjang sepaha yang menampakkan kaki jenjangnya yang tak tertutupi oleh sehelai benang. Bahkan di saat malam yang begitu dingin pun ia mampu berdiri dengan kaki telanjang seolah tak mengubris dinginnya malam.

Cahaya kebiruan yang begitu terang langsung menembus kaca jendela bening tempatnya berdiri yang menghasilkan refleksi bayangan dirinya dilantai, Alyssa sejenak mengangkat tangan kanannya yang disinari oleh cahaya bulan. Selain cahaya bulan sosok Alyssa pun terlihat begitu indah ketika diterpa cahaya kelembutan seperti itu membuat orang-orang yang seolah melihat dewi bulan itu sendiri.

Sosoknya yang indah bagaikan dewi yang begitu mulia dengan kemeja putih yang menambah cahaya berkilau yang menghujani tubuhnya, beberapa makhluk di sana menatap kagum ke arah tubuh mungilnya yang membuat siapa saja melembutkan dan menyenangkan hati.

Di kamarnya ia tengah sendirian karena Alyssa ingin sendirian mala mini dan meminta pengasuhnya itu untuk kembali beristirahat di kamarnya sendiri, saat ini dirinya tengah melihat dengan tanpa emosi cahaya bulan yang bersinar begitu terang di depannya. Alyssa terlihat mencoba menyerap beberapa cahaya lembut guna merasakan kehangatan yang banyak orang katakan apabila melihat bulan bersinar terang.

Namun sejak satu jam yang lalu ia berdiri sambil menghadap ke arah cahaya dirinya sama sekali tak merasakan perasaan yang dirasakan oleh apa yang dibicarakan orang-orang, dirinya bahkan merasa kalau cahaya bulan itu begitu terasa dingin dingin seolah membencinya. Selain itu memang Alyssa sebelumnya tak menyukai macam jenis cahaya yang dikagumi oleh manusia, tetapi karena apa yang diucapkan tentang cahaya bulan dapat menghangatkan hati itu mau tak mau mengusik batinnya untuk mencoba.

Dan hasilnya Alyssa percaya kalau semua itu hanya omong kosong seperti biasanya, walaupun sebagus apapun cahaya tak ada satupun masuk kedalam hatinya. Saat fokus menatap cahaya bulan dan bulan yang terlihat begitu bundar serta besar yang bersinar tepat didepan kamarnya yang dihalangi oleh beberapa dahan pohon kering suara yang begitu akrab di benak Alyssa mulai terdengar.

Kau terlihat bahagia

"Kau mengejek ku" balas Alyssa dengan datar.

Mana mungkin, aku akan selalu memuja mu

Mengapa kau harus berdiri di sana begitu lama

Cahaya bulan akan membuat mu melemah

Tak ada gunannya mempercayai apa yang dikatakan oleh sampah

Itulah sebabnya aku membenci manusia

"Bukankah aku juga manusia?" tanya Alyssa lagi.

Kau memang manusia

Tapi kau istimewa

Terlebih kau itu milikku

Mendengar perkataan yang penuh otoriter seperti biasanya membuat Alyssa mendengus namun hatinya mau tak mau merasa nyaman dan berusaha menekan senyuman yang akan timbul di bibir merah alaminya.

Lebih baik kau harus mulai istirahat

Karena dengan aroma mu saat ini akan mengundang beberapa mahkluk lain, sayang

Karena aku sama sekali tak menyukainya

Kau tak ingin membuatku marah bukan dan menghancurkan semuanya seperti dulukan?

DecemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang