7

151 15 12
                                    

Andrion saat ini tengah duduk di ranjang tempat tidurnya sambil membaca sebuah buku tebal yang di letakkan di pangkuan kecilnya, wajah serius yang dipancarkan membuat beberapa pelayan yang mengantarkan tuan muda mereka beberapa cemilan ringan mau tidak mau merasa terpesona dengan ketampanannya. 

Namun wajah datar yang Andrion perlihatkan membuat mereka merasa enggan dan takut untuk mendekat apalagi membuat suara kecil apapun, karena mereka semua tau sebaik atau setenang apapun ekspresi Andrion tersimpan kekejaman yang jarang di ketahui oleh keluarga utama akibat tertutupi oleh sifat manjanya.

"Rion, apakah kamu di dalam?" tanya sebuah suara dari balik pintu kamarnya yang di kenal oleh Andrion.

"Iya, Mama." balas datar Andrion pada pemilik suara tidak lain adalah Nadila, ibu dari Andrion sendiri.

"Apakah Mama mengganggu mu?" tanya Nadila pada putranya ketika sudah berada di dekat Andion dan melihat ia tengah membaca buku masih dengan wajah serius.

"Tidak." balasnya singkat membuat senyuman manis timbul di bibir merah menyala Nadila.

"Andaikan Papa kamu ada di sini, dia pasti bangga sekali melihat kamu begitu rajin seperti ini." katanya sambil mengelus rambut hitam Andrion.

"...."

Andrion diam dan terlihat tidak berniat untuk membalas apa yang dikatakan oleh Mamanya, karena Andrion lebih memilih fokus pada buku yang ada di pangkuannya. 

Melihat kelakuan putranya membuat Nadila  menghela nafas, ia terbiasa dengan sifat diam Andrion selain sifat manjanya karena memang itu adalah sifat putranya itu sejak kecil.

"Andrion, dengarkan Mama. Mama ingin mengatakan sesuatu hal penting pada kamu." Nadila menekan setiap apa yang ia katakan.

"Mama bicala saja. Lion mendengalkannya." Andrion membalas acuh.

"Rion, dengarkan Mama. Kamu sudah bukan menjadi anak kecil lagi tidak lama lagi akan menjadi remaja dan juga tidak lama setelahnya menjadi dewasa yang akan mampu menjadi kepala keluarga Leonardo berikutnya. Jadi sebelum itu kamu haruslah akrab dengan saudara kamu yang lain karena mereka yang akan nantinya dapat membantu kamu memiliki peluang besar untuk mendapatkan posisi kepala keluarga selanjutnya."

"Selain itu Andrion, Mama ingatkan kamu untuk tidak terlalu akrab dengan Alyssa, semakin kamu selalu bersamanya dia akan dengan mudah menemukan kekurangan kamu yang nantinya akan ia gunakan untuk menghalangi kamu sebagai calon kepala keluarga." kata Nadila dengan lembut berharap putra kesayangannya itu mendengarkan perkataannya.

"Kamu adalah satu-satunya harapan Mama, karena Mama tidak dapat terus bergantung pada kasih sayang Papa mu yang suatu saat kapapun dapat berubah. Selain itu Papa mu akhir-akhir ini selalu sibuk dan jarang pulang sejak dua minggu yang lalu, asal untuk kamu ketahui bahwa Papa kamu sudah memiliki putra dari Nyonya luar yang tidak akan lama lagi pasti akan ia bawa masuk ke dalam keluarga utama, Mama takut kalau putranya itu nantinya juga menginginkan posisi kepala keluarga ini seperti halnya Alyssa walaupun di luar sana mereka hanya mengetahui kalau kau satu-satunya putra yang di miliki Papa mu. Namun setelah Papa mu membawa anak tidak sah itu tidak ada sesuatu yang tidak mungkin kalau ia akan dapat dengan mudah membuat orang-orang sadar kalau ia juga berhak menjadi kepala keluarga ini untuk bersaing dengan mu, jadi Mama minta kamu juga berhenti terus bersama dengan Alyssa."

Mendengar perkataan terakhir Mamanya membuat Andrion mendongkak dan langsung menatap tepat ke arah iris coklat Mamanya yang sama berbeda dengan iris hitam seperti tinta yang diwariskan Devanio ekspresi dingin yang begitu terlihat menakutkan.

"Kenapa Lion tidak boleh belsama dengan kakak pelempuan?" tanya dingin Andrion.

"Karena Alyssa itu juga menginginkan posisi kepala keluarga ini, apa yang akan orang katakan kalau keluarga Leonardo di pegang oleh seorang wanita sementara ada tuan muda yang sah." jawab Nyonya pertama.

DecemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang