Di pagi hari Alyssa duduk di kebun kaca sambil memakan manisan yang di belikan oleh Reydithia untuknya dari luar saat laki-laki paruh baya itu pergi menghantar Adderla untuk menghadiri pesta minum teh temannya.
Alyssa tidak tau spesifik nama manisan yang ia makan saat ini karena sifatnya yang jarang terlalu menyukai makanan manis, namun entah mengapa saat ini merasa begitu menikmati memakan manisan itu sambil menyaksikan tetesan air hujan yang mengalir jatuh di kaca di depannya.
Sejak tadi malam telah terjadi hujan dan ini adalah terhitung hujan terlama di bulan Desember ini namun sudah tidak terlalu deras seperti tadi malam di mana itu di sertai oleh kilat dan gemuruh yang tidak terlalu besar.
Alyssa sudah menduga kalau pada 3 atau 4 bulan kedepan akan sering terjadi hujan karena memang musim ini sudah masuk musim hujan jadi tidak heran hujan akan sering turun dan juga apabila sudah masuk waktu sore atau sekitar jam 2 siang langit akan mulai berubah menjadi mendung setiap harinya.
Di dekatnya sebuah meja sedang bundar yang terdapat sebuah laptop sedang, beberapa buku, pena, handsfree putih, teh dengan aroma melati dan manisan yang di tempatkan di atas piring putih kecil bermotif sulur mawar serta ponsel.
Saat ini selain menatap air hujan yang jatuh di kaca kebunnya, Alyssa juga tengah membuka beberapa akun sosial media yang ia miliki untuk sekedar melihat-lihat dan ketika ia membuka akun emailnya sebuah pesan secara otomatis terbuka pada jendela laptopnya.
Tidak perlu banyak membaca pesan itu, Alyssa langsung membalasnya tanpa basa-basi dan langsung memberikan tempat mereka akan bertemu.
Setelahnya tidak ada lagi yang ingin ia lihat, Alyssa mematikan laptopnya lalu mengambil gelas teh melati dengan uap yang sedikit mengepul di sana kemudian sedikit menyeruputnya dan meletakkan kembali gelas teh itu ke meja.
[ Apa yang ingin kamulakukan kali ini? ]
Sebuah suara tiba-tiba saja terdengar di telinganya ketika Alyssa termenung menatap keluar, suara yang begitu akrab dan menenangkan bagi pikiran beratnya.
"Untuk hal apa yang ingin aku lakukan, bukankah kamu sudah mengetahuinya." balas Alyssa melirik ke arah kesepuluh jemari putihnyanya yang polos tanpa hiasan apapun.
[ Bagaimana bisa aku mengetahui apa yang setiap ingin kamu lakukan. ]
[ Aku tidak sehebat itu sehingga harus serba tau. ]
Alyssa dapat mendengar nada ejekan dan candaan yang di lontarkan suara laki-laki yang sama sekali tidak di ketahui nama, wujud serta penampilannya.
Namun anehnya suara itu dapat menenangkan segala kegelisahan dan segala macam emosi negatif yang ia rasakan hanya dengan mendengar suaranya atau berbicara dengannya.
"Apapun yang membuat kamu bahagia." balas malas Alyssa kembali meminum tehnya.
[ Teh yang harum. ]
KAMU SEDANG MEMBACA
December
Fantasy"Gelap!" "Gelap!" "Semua terasa begitu gelap." "Di sini juga dingin, tolong aku!" "Siapapun tolong aku!" "Kenapa tidak ada satu pun orang yang menolongku!" "Tak ada yang perduli padaku di dunia ini!" "Kenapa di sini mulai terasa nyaman." "Aku ingin...