Keesokan paginya Alyssa mulai melakukan aktifitas seperti biasa sekaligus memulai tugas yang diberikan oleh kliennya, sejak sebelum terbitnya matahari gadis cantik itu telah mempersiapkan dirinya untuk misi kali ini. Bahkan ia langsung mengenakan seragam sekolah tempat putri kliennya itu hilang dengan niat untuk tidak terlalu tampil mencolok dari pada yang lain, namun tanpa Alyssa sadari kalau penampilannya itu akan bertujuan sebaliknya dari apa yang ia harapkan.
Karena dengan berpenampilan seperti itu mereka yang tidak pernah melihat Alyssa atau mengenalnya akan berfikir kalau ia adalah murid baru, selain itu wajah cantik dan auranya akan dengan mudah menarik siapa saja seolah tubuh Alyssa semuanya terbuat dari magnet yang mampu menarik apapun di sekitarnya.
Saat akan mengambil kacamata bening yang terlihat mirip dengan kacamata minus namun bukan karena itu adalah hanya kacamata biasa yang menurut Alyssa sendiri akan membuat penampilannya lengkap sebuah suara ketukan pintu dari luar kamarnya membuat dirinya segera menoleh.
Toko
Toko
Toko
"Masuk!" katanya datar dari dalam pada orang yang ada di luar.
Setelah mendengar izin dari Alyssa, knop pintu kamar gadis itu tertarik kebawah dan memunculkan sesosok tubuh anak laki-laki mungil yang begitu tampan sekaligus cantik membuatnya dengan mudah mengumpulkan kasih sayang dari sekelilingnya.
"Kakak pelempuan?" panggilnya dengan suara lembut.
"Andrion, ada apa?" tanya Alyssa sambil berjalan menghampiri sosok kecik adik laki-laki bungsunya itu.
"Kakak pelempuan akan kemana, Lion ingin ikut." kata Andrion dengan wajah manisnya membuat hati Alyssa melembut.
"Tidak bisa, adik laki-laki tidak boleh ikut dengan Kakak. Bukankah kamu akan ikut les tambahan lagi hari ini." tolaknya membuat mata sehitam mutiara yang masih bersih itu berkaca-kaca.
"Lion pokoknya mau iku kakak pelempuan, Lion gak mau pelgi les." kata Andrion sambil cemberut.
"Tapi kalau Rion gak mau datang les Papa dan Nyonya pertama akan marah, bukankah kemarin Rion bilang ingin menikahi kakak perempuan." ujar Alyssa dengan lembut.
Sejenak si kecil tampan itu terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Alyssa, entah apa yang ada di pikiran Andrion karena ia sama sekali tidak bisa masuk ke dalam pikiran anak kecil itu seperti apa yang ia lakukan pada orang lain. Sejak adik laki-lakinya ini lahir Alyssa merasa seolah langsung tertarik dengannya tanpa sebab yang pasti, bukan ketertarikan seperti saudara normal lainnya melainkan seperti ketertarikan dengan pasangan hidup.
"Baiklah, Lion akan pelgi les. Tapi Lion ingin tidul di kamal kakak pelempuan." ucap Rion dengan senyum mengemaskan membuat Alyssa tidak mampu menolak permintaannya.
"Tentu, kalau Rion janji akan rajin belajar kakak perempuan akan mengizinkan Rion tidur dengan kakak perempuan." balasnya mengangguk setuju sambil mengelus rambut raven milik adik laki-lakinya yang terasa begitu halus seolah setiap helai dari rambutnya terbuat dari sutra membuat Alyssa ingin berlama-lama mengelusnya.
"Nona muda sulung dan tuan muda sulung di minta oleh Tuan untuk segera turun untuk sarapan." kata seorang pelayan yang berdiri di depan pintu kamar Alyssa tanpa melewatinya sedikit pun karena belum di berikan izin.
Dengan tidak rela Alyssa menurunkan tangannya sambil kini meraih jemari mungil milik Rion untuk membawanya turun ke bawah menemui keluarga yang lain di meja makan, sedangkan tanpa sempat di perhatikan oleh Alyssa bahwa adik tampannya itu melayangkan tatapan dingin ke arah pelayan di depannya itu membuat pelayan wanita itu berkeringat dingin karena ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
December
Fantasy"Gelap!" "Gelap!" "Semua terasa begitu gelap." "Di sini juga dingin, tolong aku!" "Siapapun tolong aku!" "Kenapa tidak ada satu pun orang yang menolongku!" "Tak ada yang perduli padaku di dunia ini!" "Kenapa di sini mulai terasa nyaman." "Aku ingin...