10. Terkejut Abang Terheran-Heran

10 2 0
                                    

Plis baca judul gausa pake nyanyi

Enjooooyyy!!

:v

***

Apa yang ada di bayangan kalian kalau mendengar kata liburan? Panorama alam yang indah? Tempat wisata menyenangkan? Tempat bermain yang asik dan seru? Atau pusat perbelanjaan? Atau.. kasur empuk nan nyaman disertai udara yang sejuk?

Mungkin Minara bisa mendapatkan itu kalau saja Arys menolak ajakan Argus untuk membawa Minara refreshing bersamanya untuk menjadi pendengar yang baik. Padahal Minara juga berharap Arys menolak permintaan izin Argus. Kini, semuanya terasa benar-benar buruk. Karena ternyata, Minara diajak ke tempat yang sungguh membosankan.

Setidaknya membosankan bagi Minara.

Museum.

Entahlah, Minara juga bingung kenapa Argus membawanya kesini dengan alibi 'refreshing' dari segala macam bentuk pekerjaan yang kini ditinggalnya. Lihat saja penampilannya yang jauh dari pakaian formal yang biasa ia pakai. Celana selutut dark brown, kaus putih lengan pendek, dan sandal jepit berbahan kulit buatan berwarna dark brown. Jangan lupakan arloji dark brown yang melingkari pergelangan tangannya.

Penampilan santai Argus memang awalnya membuat Minara terkesiap karena terpesona, saat Argus menjemputnya dengan Lexus GS F hitam. Tapi menyadari kalau Minara masih berantakan selepas bangun tidur dan belum mandi, akhirnya Minara tersadar dan melupakan pesona Argus untuk sementara.

Tapi Minara sudah berhasil mengenyahkan rasa malasnya untuk mandi dan bersiap, Minara kini sudah berada di depan museum yang bahkan belum dibuka, bersama Argus yang kini menatap ke dalam museum. Minara bersandar pada badan mobil, bersidekap sambil menatap punggung Argus yang sekarang sedang memanjangkan leher mencari sosok yang bisa ia tanyakan sesuatu.

"Percuma mas, kita terlalu pagi kesini. Masih tutup. "Ucap Minara mengingatkan.

Argus menoleh, dalam hati ia juga membenarkan walau terasa memalukan. Sangat memalukan.

"Lagian masa mau refreshing malah ke museum? Aneh! "Decak Minara sembari tersenyum miring, mengejek Argus yang kini tengah merutuki dirinya dalam hati karena kebodohannya.

"Saya kira kamu suka pengetahuan, makanya saya ajak ke sini. "Ucap Argus sambil mengedikkan bahunya.

"Nara ga sekaku itu kali, mas. Nara yang pilih tempat deh, ayo masuk. "Ucap Minara sembari melangkah memutari mobil dan duduk di bangku pengemudi.

Setelah memasang sabuk pengaman, Minara menggenggam kemudi dan menatap Argus ketika Argus kembali bersuara.

"Kamu bisa nyetir? "Tanya Argus ragu, padahal ia sendiri pernah melihat Minara pergi dengan mobil yang sejenis dengan mobil Argus keluar dari GG-Cafe ketika kesal dengan gangguan Argus tempo hari.

"Kedua kalinya mas Argus remehin Nara. Nara ga suka lho di remehin. Gantinya, mas harus traktir Nara sampai puas disana! Ok? "

"Ok. Deal. "Ucap Argus sambil mengangguk.

Ia benar-benar tak keberatan. Toh, ia juga yang membawa Minara keluar rumah dengan alibi untuk refreshing. Harga dirinya akan terusik kalau ia tak bisa membayari seorang gadis yang ia ajak keluar.

Senyum Minara mengembang, lalu mulai melajukan mobil mewah Argus. Mereka terdiam, membiarkan kesunyian menyelimuti atmosfer disekitar mereka. Hanya Minara yang sesekali bersenandung kecil menyanyikan beberapa bait lagu Shawn Mendes yang terlintas dalam pikirannya. Sedangkan Argus sudah terlanjur nyaman dengan posisi duduknya sembari memejamkan mata tanpa tertidur.

I AM MINARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang