| C H A P T 24 |

83 17 11
                                    

"At the end of my seasons, I want to fill them with stories of bring with you. I want to have your heart."

Wannaone - I wanna have





Chapter 24;
Destiny






Jinyoung telah dipindahkan ke ruang rawat, sudah sejak satu jam lalu. Itu berarti, sudah satu jam pula aku dan Seongwoo berada di rooftop.

Untungnya, ruang rawat yang ditempati Jinyoung adalah VIP. Jadi sangat luas dan juga cukup untuk memuat lebih dari sepuluh orang. Meski sebenarnya dokter menyarankan untuk tidak terlalu ramai, karena Jinyoung masih belum sadar dan butuh ketenangan.

Tapi kami tidak ada yang mendengarkan, terlalu semangat untuk menunggu Jinyoung sadar dari tidurnya pasca operasi.

Akan tetapi kak Manager balik ke dorm untuk mengambil beberapa pakaian milik Jinyoung. Kakak, kak Minhyun, dua adik Jinyoung dan kak Areum pergi ke kafetaria depan rumah sakit.

Terlalu berlama-lama di dalam rumah sakit, tidak baik untuk dua anak kecil ini. Karena banyak virus penyakit.

Omong-omong, mereka semua telah mengetahui kalau idol tampan yang berasal dari Nuest bernama Kang Dongho adalah kakakku. Aku bahkan hampir terbahak melihat reaksi mereka.

"DEMI APA, NUN?!" Woojin yang paling heboh.

Tapi mereka tidak membahas lebih lanjut karena disaat-saat seperti ini hal itu tidaklah penting.

Aku masih setia duduk di sofa bersebelahan dengan Ibu Jinyoung. Tangannya terus mengepal dengan satu, merapalkan beberapa doa agar anaknya segera sadar.

Akupun begitu. Dalam hati terus mengucap doa.


"Eung..."



Jemarinya perlahan bergerak kecil, tubuhnya mulai bergerak. Aku dan yang lain sontak berdiri dengan terkejut, dan menghampirinya.

Ibu Jinyoung —yang kusapa bibi, dengan semangat melangkah cepat ke ranjang yang ditiduri anak laki-laki berwajah pucat itu. Matanya berkaca pun bibirnya yang ikut bergetar, menahan tangis yang siap tumpah karena terlalu bahagia.


"Eomma ..." Lagi-lagi, anak laki-laki itu berujar lirih. Masih tidak mampu untuk mengeluarkan suara keras.

Bibi memeluknya hati-hati. "Ibu di sini, apa masih sakit? Jinyoung lapar? Mau Ibu suapkan bubur?"

Jinyoung menggeleng. "Apa semuanya di sini?" tanyanya serak, nyaris tidak bersuara.

Kak Jisung yang menjawab kalau ada beberapa yang tidak di sini. Seperti kakak dan yang lain sedang makan di Kafetaria, dan kak manager yang tengah balik sebentar ke dormnya.

Jinyoung mengangguk lemah, meminta tolong kepada siapapun yang berada di sini, untuk menghubungi yang lain agar cepat berkumpul.

Tanpa menunggu lama —sekitar sepuluh menit, kakak, kak Minhyun, kak Areum dan dua adik Jinyoung datang bersama. Kak Minhyun tampak berkaca, menahan tangis haru karena adik kesayangan di grupnya itu telah sadar.

Deeper | Bjy √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang