I want you to be your light, babe you should be your light
deoneun apeuji anhge nega useulsu issge
I want you to be your night, babe you could be your night
ibami neoege soljikhalsuissge---
Langkah sepatuku terdengar menggema saat kampus sudah sepi. Mahasiswa lainnya sudah mengikuti mata kuliah masing-masing.
Aku terlambat.
Aku bangun kesiangan padahal aku sudah memasang alarm. Namun aku hanya mematikannya saja dan kembali tidur. Sungguh bodoh.
Langkah kakiku berhenti tepat di depan kelasku. Min Ho ssaeng yang mengajar hari ini. Beruntung karena beliau bukanlah guru yang galak.
Tanganku membuka pintu perlahan. Semua mata tertuju padaku. Aku berjalan canggung mendekati Min Ho ssaeng. "Maaf, aku terlambat."
Ia menghela napas. "Lain kali jangan terlambat lagi," ucapnya. "Silakan duduk di tempatmu."
"Kamsahamnida, ssaeng-nim."
Aku segera berjalan ke dekat Wendy, sahabat sekaligus teman sebangkuku. Setelah duduk, aku kembali fokus mendengar penjelasan Min Ho ssaeng.
"(Yn), mengapa kau bisa terlambat?" tanya Wendy.
Aku meliriknya. "Aku bangun terlalu siang karena aku mengerjakan tugas semalam."
"Ya, tugas apa yang kau kerjakan?" Wendy mencoret-coret bukunya asal. Itu suatu kebiasaan buruknya saat tak ada kegiatan lain.
"Makalah."
"Oh."
Setelah percakapan singkat itu, aku tak berbicara dengan Wendy karena sibuk mendengar penjelasan di depan.
***
Kuliah sudah selesai. Dan ini sudah waktunya pulang. Aku segera pulang karena tak ada mata kuliah lagi. Sedangkan Wendy sudah pulang sejak tadi. Aku mendapat sebuah tugas sebelum pulang dan aku harus menyelesaikannya setelah itu aku diperbolehkan pulang. Tadinya, Wendy ingin menemaniku, namun aku menyuruhnya pulang.
"(Yn)!"
Aku menoleh saat ada yang memanggilku. Di sana, Mingyu berdiri. Aku mendekatinya. "Ya?"
"Kau ingin pulang bersamaku?" tawarnya.
"Tentu. Jika kau tak keberatan." Tanpa pikir panjang, aku menerima tawarannya. Menurutku, Mingyu pria yang baik.
"Naiklah." Ia memberikanku helm dan aku pun menaiki motornya.
Kemudian, motor itu melaju membelah jalan kota Seoul di sore hari.
***
"Gomawo, Mingyu-ya."
Mingyu tersenyum. "Tak masalah."
"Aku pergi dulu." Mingyu memakai helmnya lagi.
"Ne. Hati-hati."
Motornya melaju kencang setelah jawabanku.
Aku pun segera masuk ke dalam rumah. Rumahku dalam keadaan yang seperti biasa. Sunyi dan senyap. Eomma dan Appa sudah bercerai saat aku masih berumur 12 tahun. Saat itu aku sangat terpukul namun Eomma menguatkanku.
Aku segera menuju kamarku. Tiba-tiba aku teringat dengan sebuah benda yang memiliki banyak kenangan. Aku mengambil sebuah kotak berwarna putih susu dari dalam lemari. Kemudian, aku mengeluarkan isinya. Sebuah topi berwarna abu-abu. Ingatanku kembali melayang saat seseorang memberikanku topi ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝑨𝒎𝒐𝒖𝒓 ✧ 𝘉𝘛𝘚 𝘹 𝘠𝘰𝘶 (𝘖𝘯𝘦𝘴𝘩𝘰𝘰𝘵𝘴)
Fanfiction"Have you ever felt being loved by them?" Ketika sebuah penyesalan, kesedihan, dan kebahagiaan berada di satu tempat. Hanya di sanalah tempat semua perasaan itu berada. Hanya...di buku ini saja. ────── ©2019 by -milkymochi