#7. Sunshine (Kim Namjoon a.k.a RM)

594 84 0
                                        

Aku mencintaimu. Itu saja cukup.
~Kim Namjoon~

---

Langit mulai berubah jingga setelah sebelumnya berwarna biru muda. Aku menatap langit itu. Suasana hatiku terasa berbeda saat melihatnya.

Aku berlari sekuat tenaga agar tidak telat masuk kampus hari ini. Aku mulai panik ketika sebentar lagi dosen yang terkenal killer itu akan mengajar. Memang bukan masalah jika aku tidak mengikuti kelasnya, namun ada konsekuensi dari semua itu. Mengerjakan setumpuk makalah adalah konsekuensinya.

Kecepatan berlari kutambah. Bahkan aku tidak memedulikan sekitarku lagi. Yang paling penting saat ini adalah sampai di kelas dengan selamat tanpa kurang suatu apapun.

Ketika beberapa langkah lagi sampai di kelasku, aku tidak sengaja menabrak seseorang hingga aku jatuh tersungkur. Orang itu ikut jatuh terduduk. Jelas saja posisiku lebih memalukan.

Aku segera bangkit berdiri kemudian membersihkan celana khaki-ku. Kubungkukkan tubuhku 90 derajat sambil berkata, "Mianhae. Aku buru-buru."

Setelah meminta maaf, aku segera masuk ke dalam kelasku. Mengabaikan orang yang kutabrak tadi, entah siapa. Beruntungnya aku, dosen killer itu belum masuk ke kelas. Jadi, aku dapat menarik nafas lega.

"Aigoo, kau kenapa?" tanya Mina, sahabatku. Ia menatapku heran melihatku berkeringat.

"Aku hampir telat masuk kelas pagi ini. Ditambah aku menabrak seseorang tadi. Untungnya dosen itu belum datang," jawabku masih sambil mengatur nafas.

Mina mengangguk-angguk paham. "Siapa yang kau tabrak?"

"Aku tidak sempat melihat wajahnya. Yang kuingat ia lelaki. Itu saja," jawabku seadanya.

Mina tampak berpikir. "Kau bahkan tidak sempat melihat wajahnya ya."

Aku mengangguk. "Mau bagaimana lagi? Semoga saja bukan senior," ucapku pasrah.

"Ya. Semoga saja."

***

Hari telah berganti siang. Sudah saatnya jam makan siang. Aku dan Mina memutuskan untuk makan di kantin kampus. Selain enak, harganya juga terjangkau bagi kami.

Suasana kantin ramai. Banyak mahasiswa dan mahasiswi yang mengunjungi kantin siang ini. Aku sendiri tak begitu yakin akan mendapat tempat duduk jika kantinnya seramai ini.

"Mina-ya, lebih baik kau yang mencari tempat duduk. Aku akan memesankan makanan untukmu," ujarku.

Mina mengangguk setuju. "Baiklah. Aku ingin ramyeon. Ini uangnya." Ia menyerahkan beberapa lembar won.

"Nanti beritahu aku kau di mana, oke?"

"Oke." Mina berlalu dari hadapanku.

Aku segera berjalan menuju stand ramyeon. Karena aku tidak ingin repot, maka aku memesan makanan yang sama dengan Mina. Aku menunggu giliranku memesan. Antriannya lumayan panjang. Wajar saja, saat ini jam makan siang.

Giliranku memesan sudah tiba. Aku memesan dua mangkuk ramyeon. Setelah itu aku bergeser ke samping.

"Ya! Kau lagi!" seru seseorang sambil menepuk bahuku.

Aku menoleh. Seorang lelaki memakai kemeja biru menatapku. "Ah, mian. Tapi, kau siapa? Apa aku mengenalmu?" tanyaku bingung.

Lelaki itu terkekeh. "Aku pria yang kau tabrak tadi pagi. Ingat?"

"Omo! Itu kau?! Sekali lagi aku minta maaf. Aku benar-benar tidak sengaja menabrakmu," ujarku sambil membungkuk.

"Tidak apa-apa." Ia tersenyum. "Itu pesananmu, 'kan?" Tangannya menunjuk ke belakangku.

"Ne. Aku permisi dulu." Aku berniat pergi ketika tanganku ditahan olehnya.

"Tunggu, namamu siapa?"

"Namaku (Yn). Kau sendiri?"

"Kim Namjoon. Salam kenal," jawabnya sambil tersenyum.

Aku mengangguk. Kemudian aku permisi dari hadapannya.

***

"Mwo?! Kau bertemu dengan lelaki yang kau tabrak tadi pagi?" tanya Mina terkejut. Aku sudah menceritakan apa yang terjadi tadi di sela makan siang kami.

"Ya. Dan kau tahu? Ia tidak marah sama sekali! Padahal aku yang bersalah dan langsung meninggalkannya setelah minta maaf. Benar-benar pria yang baik," kataku.

"Aku setuju denganmu. Siapa namanya? Kim Namjoon? Bukankah dia salah satu mahasiswa dengan nilai terbaik tahun ini?" tanya Mina memastikan.

Mataku terbuka lebar. "Kau serius?! Aku tidak tahu. Aigoo, dia benar-benar laki-laki idaman, Mina-ya."

Mina mengangguk-angguk semangat. "Pintar, baik, tampan. Apa yang kurang darinya?"

"Tentu saja tidak ada. Ia terlalu sempurna!" sahutku.

Kalian tahu? Hari itu kuhabiskan dengan Mina, membicarakan seorang lelaki bernama Kim Namjoon.

***

Hari sudah larut. Aku berjalan tergesa-gesa. Tujuanku adalah menuju halte dan naik bis terakhir menuju rumahku. Maka dari itu, aku berlari sekuat tenaga.

Sesampainya di dalam bis, aku segera duduk. Hari sudah malam sehingga tidak ada banyak orang yang berada di sini. Aku membuka ranselku dan membaca catatan untuk presentasi besok.

Aku mulai larut membaca catatanku. Hingga aku tak sadar ada seseorang yang duduk di sampingku.

"Annyeong, (Yn)."

Aku menoleh ke samping. Namjoon duduk di sampingku sambil tersenyum.

"Ah, annyeong," sapaku.

Keheningan mengambil alih. Kami berdua duduk dalam diam. Aku pun merasa canggung saat hanya berdua dengan Namjoon saja.

"Namjoon."

"(Yn)."

Kami memanggil secara bersamaan. Membuat kami terkejut kemudian Namjoon tersenyum kecil.

"Kau dulu," ucapku padanya.

"Mengapa kau pulang selarut ini?"

"Aku habis menyelesaikan tugas presentasi untuk besok. Maka, aku pulang selarut ini," jawabku.

Namjoon mengangguk-angguk paham. "Kau ingin mengatakan apa tadi?"

"Kau kuliah jurusan apa? Selama ini aku tak pernah melihatmu di kampus," tanyaku heran.

"Aku? Aku kuliah di jurusan IT. Maka dari itu kau tak pernah melihatku," ujarnya.

Kami berdua larut dalam pembicaraan. Namjoon bercerita tentang jurusannya, yaitu IT. Ia ingin menjadi programmer. Aku tidak pernah merasa tertarik dengan jurusan itu. Namun, mendengar cerita Namjoon membuatku merasa tertarik.

Bis pun berhenti di halte tujuanku. Aku pamit pada Namjoon. Kemudian aku segera turun dari bis.

Aku masih tidak menyangka dengan kejadian yang kualami beberapa hari belakangan. Bertemu dengan Namjoon, senyumnya, tawanya. Semua itu tidak pernah kuperkirakan sebelumnya.

Sekarang, aku harus segera pulang. Dan, sepertinya berendam di dalam bath up dengan aroma lavender dapat menyegarkan pikiranku.

TBC

𝑨𝒎𝒐𝒖𝒓 ✧ 𝘉𝘛𝘚 𝘹 𝘠𝘰𝘶 (𝘖𝘯𝘦𝘴𝘩𝘰𝘰𝘵𝘴)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang