#4. Best of Me (Yoongi a.k.a Suga)

1K 117 0
                                        

You got the best of me
You got the best of me
So please just don't leave me
You got the best of me

----

Sudah lama perasaan ini kupendam. Semakin lama perasaan ini semakin bertumbuh. Tak dapat kucegah.

Yang berani kulakukan bukan menyatakan perasaanku padanya, melainkan hanya menekan tombol 'like' di setiap post instagramnya.

Dengan melakukan hal itu, aku sudah senang. Juga, dengan memperhatikannya dari jauh. Cara ia minum, berlari, tertawa dan berbicara. Semua itu sudah kuhafal di luar kepala.

Aku mengeluarkan ponselku. Mengecek siapa tahu ada post baru darinya.

Ternyata ada.

Ternyata ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


5.869 likes

yoongi_suga Spent my time with my friends :)

See all 1237 comments
jeon.jk Wajahku terlihat aneh di sana hyung
yoongi_suga @jeon.jk aku memang sengaja haha
park*jimin @jeon.jk Wajahku juga lol
vtaehyung Aku lupa kapan kita mengambil foto itu
j-hope @vtaehyung Padahal kau ada di sana :D
vtaehyung @j-hope Haha
sara_kim Kau tampan sekali oppa😍😍
arra_ Kau ingin menjadi pacarku?😘

Aku tersenyum melihat komentar mereka. Dan sudah pasti, aku menekan tombol 'like' di sana.

Apa daya aku yang hanya mampu menyukainya dari jauh. Mungkin aku akan membutuhkan teropong untuk melihatnya lebih jauh. Padahal ia sekelas denganku.

Ponselku kulempar ke atas ranjang. Aku tak tahu sampai kapan perasaanku bertahan. Apa yang harus kulakukan? Menyatakan perasaanku padanya? Lakukan saja hal itu jika aku ingin terlihat bodoh di depannya.

Huft.

***

Sinar matahari yang menusuk mataku membuatku bangun. Bahkan sebelum jam bekerku berdering. Aku pun segera mandi karena aku tak ingin telat.

Di meja makan, Eomma dan Appa sudah duduk. Aku segera duduk di hadapan Eomma. Ia tengah mengoles selai cokelat ke atas roti. "Ini untukmu, (Yn)," ujarnya sambil memberikan roti itu.

"Terima kasih, Eomma." Aku melahap roti itu.

Appa meneguk cangkir kopinya. "Jarang sekali kau sudah rapi pagi-pagi seperti ini," ucapnya.

"Aku tak ingin telat," jawabku setelah itu meneguk susu di gelas. "Aku berangkat dulu!" pamitku.

"Hati-hati," ucap mereka bersamaan.

Aku segera berjalan keluar rumah setelah mengenakan sepatu hitamku. Langkah kakiku menuju halte bis dekat rumahku.

Tak ingin berlama-lama, aku segera naik bis yang menuju ke sekolahku. Beruntung, aku mendapat tempat duduk. Semoga jalan pagi ini tidak terlalu padat.

***

"Baiklah. Hari ini akan diadakan kerja kelompok. Setiap kelompok, akan mengerjakan sebuah makalah tentang masalah yang ada di zaman ini. Aku sudah membagikan kelompok tersebut," ujar Do Han-ssaengnim.

Aku mencari namaku di antara nama-nama teman sekelasku. Aku menemukannya. Namaku berada di kelompok tiga. Aku membaca setiap anggota kelompok di kelompok tiga.

Min Yoongi.

Aku menemukan nama itu. Dan, ia termasuk di dalam kelompokku! Aku tidak bisa lebih bahagia dari ini.

"Sekarang, kalian berkumpul dengan teman sekelompok kalian. Setelah itu, kalian pikirkan tema makalah kalian," lanjut Do Han-ssaengnim.

Kami segera berpencar dan duduk dengan kelompok masing-masing. Di kelompokku ada Jennie, Mark, Yoongi, dan aku. Aku tak bisa berkata-kata saat Yoongi duduk di hadapanku. Bahkan, aku sampai menahan nafas.

"Sepertinya ini akan menjadi kelompok yang menyenangkan!" seru Jennie antusias. Gadis itu tampak sangat bersemangat dengan tugas kelompok ini.

Setidaknya ada teman sekelompokku yang supel seperti Jennie. Sehingga, suasana tidak terlalu canggung.

"Apa yang akan kita bahas di makalah ini?" tanya Mark yang membuat semua orang memutar otak, memikirkan tema makalah ini.

"Ah, aku tahu! Bagaimana dengan bullying?" usul Jennie.

Keadaan hening sejenak. "Aku setuju," ucapku setelah tak ada yang menyahut.

"Aku ikut dengan kalian saja," ujar Yoongi setelah ia diam dari tadi.

Mark mengangguk-angguk. "Namun, apa yang akan kita bahas?"

"Kita pikirkan itu nanti. Setidaknya kita sudah memiliki tema, 'kan?" jawab Jennie sambil nyengir.

"Kita akan mengerjakan makalah itu di mana?" tanyaku.

"Rumahku saja."

Yoongi-lah yang menjawab pertanyaanku. Membuatku girang bukan main, dalam hati tentunya. Kapan lagi kita berkunjung ke rumah pria yang kita suka?

"Baiklah. Sudah diputuskan, ya. Jangan diubah-ubah lagi," ucap Mark sambil menyugar rambutnya.

Kami mengangguk.

***

Tak terasa, hari ini adalah kerja kelompok itu.

Aku sangat senang karena kupikir, kapan lagi datang ke rumah Yoongi? Itu sebuah hal yang mustahil bagiku.

Rasanya jantungku berdebar kencang saat melihat sebuah rumah bercat putih. Di depannya terdapat sebuah taman dengan bunga mawar. Juga ada sebuah bangku di taman itu. Sungguh indah.

"Silakan masuk, Tuan."

Seorang wanita paruh baya menyapa kedatangan kami. Ia tersenyum ramah sambil menatap kami.

"Kamsahamnida," ucap Jennie sambil membungkuk sembilan puluh derajat di hadapan wanita itu. Kemudian kami pun masuk ke dalam.

Ternyata rumah Yoongi tidak hanya bagus dari luar saja. Di dalamnya pun demikian. Aku terkagum-kagum dengan isi rumahnya.

Kami duduk di sofa. Kemudian, wanita paruh baya tadi menghampiri kami. "Kalian ingin minum apa?"

"Air putih saja, Ahjumma," jawab Mark.

Setelah itu, Ahjumma itu pergi dari hadapan kami. Aku merasa ingin membuang hajat. Jadi, aku pun izin ke kamar mandi.

"Y-Yoongi, k-kamar mandi di mana?" tanyaku terbata karena ini pertama kalinya aku berkomunikasi langsung dengannya.

"Di sana." Tangannya menunjuk ke ujung lorong lantai dua. Aku pun mengangguk paham dan segera melangkah ke sana.

Setelah selesai, aku berniat kembali ke bawah. Namun, semua itu kuurungkan karena tiba-tiba saja Yoongi ada di hadapanku ketika aku keluar dari kamar mandi. Tatapannya tidak seperti biasa, justru terlihat... lembut.

"Y-Yoongi, ada apa?" tanyaku bingung dan panik.

Yoongi mendekat ke arahku. Ia merapatkan tubuhku di dinding, mengikis jarak di antara kami. Kedua tangannya mengunci pergerakanku. Aku mulai panik.

"Kau tidak mengingatku?"

TBC

𝑨𝒎𝒐𝒖𝒓 ✧ 𝘉𝘛𝘚 𝘹 𝘠𝘰𝘶 (𝘖𝘯𝘦𝘴𝘩𝘰𝘰𝘵𝘴)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang