04.

473 88 7
                                    


Winka terbangun dari tidurnya karna suara rengekan Nero, apa yang membuat kraken malang itu merengek sepagi ini?

Tanpa diiringi pelayanan maupun penjaga, Winka berjalan ke istana bagian belakang yang terhubung langsung dengan lautan Khisfire.

"Nero my boy, what's wrong?" Nero– kraken yang memiliki ukuran tubuh berkali-kali lipat lebih besar dari Winka menoleh ke arah majikannya.

Nero meletakkan wajah besarnya di dermaga, pelan-pelan agar dermaga tidak hancur dan dia harus diomeli lagi oleh Winka hingga matahari terbenam tentang tata krama seorang bangsawan.

Nero kembali mengeram saat Winka mengelusi puncak kepalanya.

"Ada apa? Kau lapar?" tanya Winka lagi, Nero mendengus pelan. Winka mendelik tak suka.

"Hei, tidak sopan mendengus di depan seorang lady. Dasar!"

Nero mengeram lagi, Winka menyimak dengan baik.

"Adik, kau punya adik?" Nero mengangkat salah satu tentakelnya, mendekatkan 'tangan' panjang itu ke bulan.

"Namanya bulan?" Nero kembali mendengus, Winka berdecak tak suka.

"Ayolah, buat aku mengerti. Aku seperti orang bodoh yang berbicara dengan kraken besar seperti mu, katakan dengan jelas!" Winka memang 'sedikit' bodoh.

Nero menenggelamkan sebagian besar tubuhnya dan menyisakan bagian mata tetap di daratan, Winka duduk bersandar di salah satu tiang penyangga dermaga.

"Apa adikmu juga kraken?"

Nero mengeram agak kencang kali ini, sepertinya Nero sangat kesal.

Tidak bodoh!

Winka tersentak, siapa yang bisa masuk dan berbicara dalam pikirannya?

Kau benar-benar bodoh! Bagaimana bisa perempuan sepertimu menjadi seorang ratu? Ck ck!!

"Kau mendengar sesuatu?" tanya Winka ke Nero yang langsung menenggelamkan dirinya ke dalam lautan, meninggalkan Winka yang kebingungan.

"Aneh, aku merasa familiar dengan suaranya" gumam Winka yang masih termangu melihat laut kelam dihadapannya.

Merasa memikirkan sesuatu yang tidak berguna, Winka dengan riang berjalan kembali ke kamarnya.

👑👑👑

Para menteri berjalan beriringan menuju istana Ophelia, hendak menemui sang raja.

Sesampainya di istana, para menteri tercenung melihat kehadiran seseorang yang datang dari jauh.

"Kalian sudah datang, waktu yang tepat. Aku baru saja akan menyuruh penjaga memanggil kalian" ucap Theodore ke segerombolan pria yang baru saja masuk ke kediamannya.

"Selamat siang, saya Jovann Sverré Norèll dari Thoreau" seketika semua menteri menunduk takut, Jovann masih mempertahankan senyum lebarnya.

"Selamat datang yang mulia Jovann" ucap salah seorang menteri, lalu diikuti oleh yang lain.

"Baiklah, cukup basa-basinya. Tolong panggilkan aku ratu Ellesmere" ucap Jovann yang membisukan seluruh benda hidup di hall megah itu.

"Butuh waktu dua hari untuk mengirimkan surat ke Ellesmere yang mulia, saya takut yang mulia tak bisa bertemu dengan yang mulia ratu Eirene dalam waktu dekat" jawab mentri yang tadi menyambut kedatangan Jovann.

[1] Fantastic FourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang