Disebuah pondok yang terletak di tengah padang luas, Dominic berbincang dengan Constantine
"Ayolah, setidaknya temui adik mu Cons. Kastil ku sampai hancur karna nya kau tau? Dan aku menuntut ganti rugi" Constantine yang kini dan entah bagaimana berambut silver hanya termenung menatap hutan pinus di kaki gunung.
"Akan aku pertimbangkan" jawab Constantine pada akhirnya sembari berdiri dan memakai jubah.
"Ratu ku menunggu, aku akan temui adik kecil secepatnya. Kau bisa pegang janji ku" sambungnya, Dominic hanya bisa menghela nafas ringan dan mengangguk sesaat sebelum Constantine hilang bak di bawa angin.
"Aku tak mengerti apa yang dicarinya dari perempuan itu" gumam Dominic mengingat penjelasan panjang Constantine tadi.
"Jovann, bisa bantu aku?" Genevieve menarik buku yang tengah dibaca oleh sang pangeran.
"Sudah ku bilang aku tidak suka binatang" jawabnya seakan tau apa yang akan dikatakan oleh Genevieve.
"Bukan bukan, kita tidak menangkap capung atau laba laba atau kelinci atau rusa hari ini. Bantu aku memilih gaun, ayooo" Genevieve menarik pelan lengan kekar Jovann.
"Kau punya segudang gaun Aluna, gunakan uang itu untuk membeli buku yang akan mengisi otak kosong mu" Genevieve berdecak tak suka
"Aku bukan otak udang, dan lagi gaun ini untuk pernikahan Irene"
"Eirene. E-I-R-E-N-E, Eirene bukan Irene." untuk kesekian kalinya Jovann mengoreksi nama ratu Ellesmere itu hingga akhirnya tersadar "Apa katamu? Menikah?"
Genevieve mengangguk "Ya, dengan kakak tampan" jawabnya sambil menunjuk lukisan sang raja Ravaryn sebelum digantikan oleh ratu saat ini, Cullen Archangel.
Rahang Jovann mengeras, tangannya mengepal. Ellesmere mengibarkan bendera perang ke Thoreau.
"Apapun yang sedang kau pikirkan, sebaiknya jangan" ucap Genevieve dengan nada suara berbeda yang tidak pernah didengar Jovann sebelumnya.
"Takdir sudah ditentukan, kau tidak perlu menyebrangi jembatan untuk membunuh musuh. Cukup hancurkan jembatannya saat musuh mu menyebrang"
Jovann tidak mengerti apa yang Genevieve katakan dan memilih bungkam, lalu menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang putri.
"Aku tidak mengerti apa maksudnya Lu, tapi kakak ku akan membunuh ku jika dia tau hal ini" ucap Jovann menumpahkan keluh kesah serta rasa takutnya, meskipun terlihat ramah tapi sang raja Thoreau saat ini paling tidak suka kegagalan dan tidak segan segan untuk mengeksekusi orang yang gagal.
Genevieve mengusap halus rambut Jovann dan berbisik "Tenang saja, aku akan bunuh dia bahkan sebelum dia berencana untuk membunuh mu. Karna kau milikku, hanya aku yang bisa memutuskan kapan kau mati."
Kini ketakutan sang pangeran kian membesar.
"Kau terlihat senang sekali, kau bahkan tidak berhenti tersenyum sejak tadi pagi" ledek Val ke sang kakak yang tengah menatap lukisan calon istrinya.
"Tidak, aku justru sedih karna akan meninggalkan mu sendirian di sini" jawab sang kakak sambil memutar badannya menghadap Val.
"Hei, aku sudah bertunangan. Tahun depan aku akan menikah, kakak tenang saja. Dan juga, aku akan menginap setiap minggu di Ellesmere untuk mengganggu kalian berdua" ucapnya berusaha menenangkan Cullen.
"Apa yang aku lakukan sudah benar? Apakah, dia benar benar mencintai ku?" Val menegang mendengarnya, karna dia mendengar segala hal yang bahkan tak ingin dia dengar. Salah satu kemampuan Val yang tidak diketahui oleh siapapun. Dia bahkan tau dimana Constantine saat ini.
"Para tetua bilang pernikahan kalian sudah diramalkan sejak 40 tahun yang lalu, kalian ditakdirkan untuk bersama. Dan cinta akan datang seiring berjalannya waktu, Eirene wanita yang baik, dia seperti ibu untuk ku. Jadi cobalah percaya padanya." jelas Val sambil memeluk sang kakak, Culle tersenyum senang mendengar jawaban sang adik.
Satu hal yang membuatnya bingung, untuk pertama kalinya Cullen tidak menemukan kebohongan maupun kejujuran dari ucapan Val.
PENDEK? IYA MAAP
LAMA UP? MAAP JUGA