10.

309 83 11
                                    

Memilih jalur laut untuk pulang memang bukan pilihan satu-satunya, hanya saja Winka ingin cepat sampai dan menemui peliharaan bodohnya. Setelah seharian mengarungi lautan, Winka akhirnya sampai di Alynthi. Begitu menepi di pelabuhan, Winka melihat sosok asing namun familiar dimatanya. Laki-laki itu berambut silver terang, mata birunya begitu indah bak samudra Khisfire.

Tapi Winka tak punya waktu untuk laki-laki saat ini, dia lebih peduli pada kebun anggurnya.

Tak lama kemudia Winka sudah sampai di dermaganya, tapi tak ada tanda-tanda Nero. Winka berjalan memutari pesisir untuk sampai ke menara mercusuar.

"Dimana Nero?" tanya Winka ke penjaga semenanjung yang tengah meneropong lautan.

"Yang Mulia Winka" ucap penjaga berusia setengah abad itu sambil membungkuk sopan "Aku tak melihat Nero dari kemarin sore, mungkin dia tengah tertidur"

"Begitukah?" tanya Winka lagi, penjaga itu mengangguk. Winka memilih keluar ruangan dan duduk di dekat pagar pembatas sembari menatap semenanjung Dagen yang makin oranye karna sang mentari akan terlelap sebentar lagi.

"Tak banyak waktu lagi" ucapnya, lalu mulai menanggalkan satu persatu atribut pakaian dan melompat masuk ke dalam laut membuat si penjaga terkejut bak disambar petir dan segera keluar untuk melihat sang ratu yang sudah menyelam ke lautan dalam.

Hanya demi seekor kraken.



















Cullen menatap kepulangan sang adik bersama sang ratu Ellesmere dari ruang bacanya yang langsung mengarah ke halaman istana, meski di luar berisik tak terkira karna suara air terjun tapi nampaknya para penghuni istana sudah terbiasa.

Tanpa disadari, Cullen terus mengamati pergerakan Eirene yang nampaknya tak ikut masuk ke dalam istana dan memilih bermain air di fontain halaman. Cullen tersenyum senang saat Eirene menemukan seekor kelinci liar yang entah bagaimana bisa sampai ke istana yang terletak di tengah-tengah air terjun.

Cullen menutup bukunya dan berkata "Tolong antarkan aku ke bawah".

"Kakak" sapa Val dari ujung lorong, Cullen tersenyum menyambut.

"Ophelia menyenangkan?" tanyanya, Val menggeleng singkat. "Melelahkan, bisakah kau temani Eirene sementara aku mandi?" pinta Val yang langsung disetujui oleh Cullen.

"Tapi, tamu kita tidak membersihkan diri?" Val lagi-lagi menggeleng "Tak ada satupun orang dari Ellesmere melakukan itu, jika yang kau maksud dengar membersihkan diri disini adalah mandi" ujar Val. Cullen terkejut, dia baru tau hal itu.

"Itu perilaku yang tidak baik" ucap Cullen sambil berdecak "Kakak, tak boleh begitu. Bagaimana pun, kita harus menghargai perbedaan setiap orang"

Tawa sang mantan raja itu menggema keras, tak menyangka sang adik akan menganggap serius omongannya "Aku hanya bergurau Val, maaf. Ayo sekarang mandi" Val memukul pelan lengan sang kakak lalu beranjak memeluknya.

"Jaga tamuku baik-baik" ancam Val dan berlalu ke kamarnya.



Eirene yang sedang tersenyum lebar langsung menetralkan ekspresinya saat melihat Cullen keluar dari istana dan mengarah ke tempat saat ini dia berada.

"Selamat sore yang mulia" sapa Eirene ramah, Cullen mengulum senyum lalu menjawab "Ingin minum teh dengan ku?"

Ratu Ellesmere tersentak kaget lalu mengangguk samar "Ya, tentu" jawabnya sambil tersenyum tipis.

"Apa kau sudah menikah?" tanya Cullen tiba-tiba, Eirene tersedak tehnya.

"Astaga, maaf aku mengejutkan mu" ucap Cullen merasa tak enak hati, Eirene menggeleng sambil menggapai beberapa kain dan membersihkan gaunnya.

"Aku bahkan belum bertunangan" jawab Eiene, Cullen makin tak enak hati.

"Maaf, aku tidak sopan sekali ya" ujar Cullen lalu tertawa sumbang dan dengan canggung meneguk tehnya.

"Yang mulia sendiri, apa sudah bertunangan?" gantian Eirene bertanya dan raut wajah Cullen seketikan berubah.

"Dulu ya, kini sudah tidak lagi" jawabnya sambil meletakkan gelas teh yang sudah kosong ke atas meja.

"Kalau begitu, mau menikah dengan ku?" tawar Eirene lalu kembali menyesap sisa tehnya.

"Tentu saja aku— APA? menikah? Dengan mu?"

Eirene dengan santai menyelipkan beberapa anak rambutnya ke belakang daun telinga dan menatap Cullen dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ya, Cullen Archangle Swann, menikahlah dengan ku"
















"Ya, Cullen Archangle Swann, menikahlah dengan ku"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Maapkeun kalo pendek.

Enjoy💙

[1] Fantastic FourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang