#12: Aditya

4.5K 187 4
                                    

Aditya sudah mengetahui semuanya, bahwa teman sekelasnya. Faizal sudah jadian dengan Wulan, gadis yang juga ia cintai sejak ia masih kelas XI. Tapi sekarang harus apa toh Wulan sudah jadi milik orang.

Aditya berjalan melewati koridor-koridor yang masih sepi dari murid-murid. Ia sekarang buru-buru kelokernya mengambil sesuatu yang tertinggal kemarin.

Tiba-tiba saat ia ingin membuka pintu lokernya, Wulan datang mengagetkannya.

"Selamat pagi kak Aditya" sapa Wulan membuat Aditya kaget.

"Ehh kamu Lan, ngagetin aja" ucal Aditya.

"Hehehe maaf kak, ini aku mau ngembaliin buku yang aku pinjem. Makasih ya kak bukunya membantu banget" ucap Wulan sambil memberikan Buku yang ia ingin kembalikan kepada Aditya.

"Syukur deh kalau membantu" Aditya menerima buku yang Wulan pinjam sama minggu yang lalu.

Sungguh Aditya sekarang merasa canggung dengan semuanya. Dengan Wulan sendiri maupun dengan perasaannya.

"Ohh iya kak buat ucapan terimakasih aku, nanti aku traktir kaka dikantin ya jangan lupa nanti byee"

Wulan pergi begitu saja sebelum Aditya menjawab pernyataannya. Aditya tersenyum simpul melihat Wulan yang begitu cerianya setelah hubungannya dan Faizal berlangsung. Tidak seperti hari-hari sebelumnya yang Wulan tampak seperti bongkahan es berjalan yang tak pernah menggubris orang lain disekitarnya kecuali itu teramat penting.

Aditya melihat jamnya ternyata sudah hampir masuk, ia pun memutuskan untuk segera kembali kekelas. Sesampainya dikelas, seperti biasa ia selalu disuguhi dengan kelas yang ramai dan ricuh oleh teman-teman sekelasnya.

Aditya'p0v

Jam demi jam pelajaran berlalu gitu aja tanpa gua sadari. Sampai akhirnya  bel istirahat berdentang. Anak-anak pada berhamburan kekantin, dan karna gua juga laper gua pun kekantin sama Alif.

Sesampainya dikantin gua milih tempat duduk yang ada dipojok kantin biar nggak terlalu riyuh dengan suara anak-anak lainnya.

"Lo kenapa dah dari tadi diem aja" tanya Alif ke gua.

"Nggak papa, kepo amat lo" ucal gua sambil lempar makanan ringan yang lagi gua makan.

"Najis lo kek cewek ditanyain bilang nggak papa tapi aslinya ada apa-apanya." Sarkas Alif.

"Wulan beneran udah jadian sama Faizal ya?" Tanya gua sambil liat kearah Wulan dan Faizal yang sedang duduk berdua di seberang kantin.

Alif ngikutin apa yang gua liat, sampai akhirnya ia jawab.

"Iya bener-bener jadian, tapi gua berani dah bilang kalau ini semua cuman taruhan" terang Alif yang buat gua bingung.

"Maksudlo?" Tanya gua bingung.

"Gua berani taruhan kalau si Andre , Kevin , sama Faizal itu lagi ada taruhan …"

"Maksudlo Wulan dijadiin bahan taruhan?" Tanya gua kaget

"Ya gitu,, lo liat aja dong. Faizal nembak Wulan 2kali dan secara tiba-tiba menurut gua sih nggak masuk akal" terang Alif lagi sambil makan siomaynya.

Author'p0v

Gara-gara perkataan Alif tadi dikantin, Aditya jadi cemas akan Wulan. Lebih tepatnya ia cemas kalau nantinya Wulan tau ia hanya dijadikan bahan taruhan. Sudah bisa dipastikan hatinya akan sangat hancur dan pasti ia juga akan menangis. Aditya sangat membenci apapun yang membuat orang yang ia sayangi menangis.

Akhirnya sebelum ia benar-benar pulang ia meminta Faizal menemuinya di belakang sekolah ia ingin mengetahui apakah yang dibicarakan Alif benar adanya.

Sesampainya Faizal didepannya Aditya langsung to the point dengan apa yang ingin ia tau.

"Tumben Dit?" Ucal Faizal melihat Aditya seperti biasa yaitu tak bersahabat.

"Gua nggak mau basa-basi Zal!!, apa bener lo jadiin Wulan bahan taruhan anatara lo sama 2sahabat lo itu?!!" Tanya Aditya sudah emosi.

"Kalau bener apa urusannya sama lo hah?!!" Faizal mulai terpancing emosi.

"Brengsek!!!!" Teriak Aditya yang tanpa aba-aba meninju pipi Faizal hingga membuat sudut bibirnya berdarah.

"Cuih, dari dulu lo nggak pernah ya urusin. Urusan lo sendiri, sukannya ikut campur urusan orang. Apa jangan-jangan lo suka sama Wulan iya?, makanya lo bela-belain nonjok gua?!!!" Ucapan Faizal yang sarkas pada Aditya membuat Aditya sangat-sangat marah saat inj hingga ia menonjok Faizal lagi untuk kedua kalinya.

"Bajingan!!!!, kalau lo cowo. Lo nggak akan jadiin Wulan bahan taruhan. Dan kalau gua suka Wulan, itu hak gua karna gua juga punya hak buat menyukai seseorang!!!" Teriak Aditya di depan muka Faizal.

"Lo itu Brengsek!!!!, Bajingan!!!" Dua tonjokan lagi mendarat tepat di pipi Faizal sebelum Aditya pergi begitu saja meninggalkan Faizal yang hanya tersenyum sinis melihatnya pergi.

Dan sekarang Aditya merasa perasaannya campur aduk. Jika sebelumnya ia selalu memikirkan perasaannya terlebih dahulu. Kini ia lebih memikirkan bagaimana nati keadaan Wulan saat ia mengetahui semua ini. Ia akan menjadi orang yang begitu bersalah nantinya jika, ia mengetahui Wulan menangis dan tersakiti akan masalah ini.

TBC…

Taruhan [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang