15: Komitmen

7.2K 193 1
                                    

Aku tak ingin mengikat kita jika akhirnya aku yang ingkar dan membuatmu terluka. Akupun tak mau melepas ikatan kita yang lambat laun mengendur sebab kepercayaan yang kian haru mulai memudar sebab ku ingkar. Jadi aku memilih harus ada komitmen diantara kita berdua.

🦄🦄🦄

Hari-itu berlalu begitu saja sampai pada akhirnya, hari perpisahan kelas 12 seperti Faizal datang. Tepat pada acara perpisahan, Wulan dan para anak club tari disuruh mengisi acara. Acara berlangsung begitu menyenangkan dan mengharukan. Setelah acara itu selesai seperti yang kita ketahui pasti ada acara sesi foto setelahnya.

Dari saat hiburan yang ditampilkan club tari mulai, Faizal tidak bisa fokus dengan kegiatannya saat ini. Pandangannya terus menatap lurus kearah Wulan yang sedang menari dengan lincahnya.

"Samperin gih Wulan sebelum gua yang samperin duluan" ucal Aditya yang tiba-tiba berada tepat duduk disampingnya.

Faizal menengok kearah Aditya dengan menatapnya kesal. Lalu bergegas menemui Wulan yang baru saja turun dari panggung.

"Wulan" panggil Faizal.

Wulan tampak ragu untuk menengok pasalnya, ia sudah berbulan-bulan ini mati-matian menghilangkan Faizal dari pikirannya. Jika saat ini ia harus bertatapan dan bercengkrama kembali dengan Faizal, sudah dipastikan ia akan gagal Muve on untuk yang kedua kalinya.

Memang ini konyol perasaan Wulan terhadap Faizal adalah perasaan cinta. Masalah yang mereka alami adalah masalah dalam drama percintaan masa putih abu-abu. Jika Faizal sudah berpengalaman dengan pahit-manisnya percintaan. Lain halnya dengan Wulan yang baru saja merasakannya. Ya benar Faizal adalah cinta, pacar, dan orang yang pertama kali menyakiti hatinya karena cinta. Maka dari itu tidak pernah mudah bagai membalik telapak tangan saat melupakan kisahnya dengan Faizal.

Dengan ragu Wulan berbalik badan menengok Faizal yang tengah berjalan menghampirinya. Jatungnya berasa berdetang lebih kencang kala Faizal lebih dekat kearahnya. Sampai pada akhirnya Faizal benar-benar berdiri di depannya, sungguh Wulan tak kuasa melihat Faizal saat ini. Pasalnya makhluk ciptaan tuhan satu ini terlihat sangat tampan menggunakan setelan jas berwarna hitam dengan rapi. Rambutnya yang biasanya dibiarkan berantakan, ditata rapi menggunakan jel rambut.

"Aku perlu ngomong penting sama kamu" ucap Faizal begitu berada didepan Wulan.
Wulan menatap Faizal, agak mendongak agar ia bisa melihat manik mata Faizal yang tampak serius sekarang.

"Silahkan" lirih Wulan. Ia berfikiran mungkin ini saatnya buat Wulan memberikan kesempatan untuk Faizal menjelaskan semuanya.

Dengan tegas Faizal menjelaskan semuanya, menjelaskan bagaimana bisa taruhan itu terjadi. Dan bagaimana bisa Wulan dijadikan sebagai bahan taruhannya.

"Aku minta maaf dengan semua yang sudah aku lakuin sebelumnya sama kamu, maaf sudah buat kamu kecewa padahal kamu bener-bener percaya sama aku. Maaf sudah buat kamu menangis membuang air mata kamu dengan sia-sia dan cuma-cuma" terang Faizal.

"Aku udah maafin kakak jauh sebelum kaka minta maaf sekarang" ucal Wulan.

"Lan sehabis ini kita nggak akan sering ketemu lagi kayak kemarin. Dan aku pingin jujur kalau selama kamu menghindari dan aku berusaha memenuhi permintaan kamu buat jauh-jauh sama kamu. Aku baru sadar kalau aku sangat kehilangan kamu, aku baru sadar kalau aku juga sayang dan cinta sama kamu"

"Tapi kak maaf, setelah kejadian kemarin aku sudah tepatin kediri aku sendiri kalau setelah ini aku akan fokus dengan belajar dan karir aku. Sorry i'm don't go back"

"Sebelumnya aku juga udah menduga kamu bakal jawab ini tapi aku nggak akan minta kamu jadi pacar aku. Aku cuman mau kita saling memiliki Lan, aku milik kamu dan kamh milik aku. Apapun yang terjadi kita jalani bareng-bareng sampai kita bener-bener sudah siap buat saling memiliki seutuhnya" terang Faizal lagi.

"Seriously?" Tanya Wulan tak percaya, menjalani sebuah komitmen tanpa ikatan suatu hubungan itu tidak lah mudah. Karna yang kita ketahui disitu kita menjadi serba salah.

"Aku serius, beribu-ribu serius sama kamu."

Faizal meraih kedua tangan Wulan lalu mengecupnya tanpa ragu. Disekitar mereka para anak club dance melihat mereka berdua. Sampai memekik tertahan gara-gara perlakuan Faizal kepada Wulan.

"Wulan apa kamu mau berkomitmen sama Faizal?" Tanya Faizal sambil melihat lurus kearah manik mata milik Wulan dengan dalam.

"Yes i will" jawab Wulan dengan tegas dan percaya tanpa ragu sedikitpun. Lalu Faizal merentangkan kedua tangannya memberi luang Wulan untuk memeluknya.

Wulan yang melihatnya pun langsung memeluk Faizal dengan sangat erat seperti ia enggan melepasnya untuk kesekian kalinya.

🌻🌻🌻

Cinta itu anugrah, sebagai manusia kita harus menjaga nya dengan baik. Melewati rintangannya dengan benar.

Akasiawulandr

Sebagai seorang lelaki kita wajib memulaimya dengan baik. Serta jika pada akhirnya sesuatu itu harus berakhir. Maka kita harus mengakhirinya dengan baik pula, jangan memaksa apalagi terpaksa melakukannya.

Faizal

Sedih juga bahagia itu sudah biasa kita lalui dalam cinta, dan yang paling luar biasa adalah. Ketika kita mampu dengan ikhlas merelakan apa yang kita suka dan apa yang kita cinta.

Aditya

T

AMAT…

Taruhan [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang