Semenjak kejadian Faizal yang menolong Wulan 2hari yang lalu. Kini Wulan benar-benar kacau dengan perasaannya, yang setiap menitnya tak karuan memikirkan perihal bagaimana bisa ia dan Faizal sedekat itu. Perasaan suka dan cinta yang telah lama ia kubur dan lenyapkan mati-matian kini tidak lagi bisa ia tutupi lagi. Malah setiap waktunya seperti bertambah semakin kuat.
Entah apa gerangannya pun Wulan menjadi tidak lagi bersikap ketus terhadap Faizal. Ia cenderung merespone Faizal dengan baik dan sesekali ia malah baper dibuatnya.
Sekarang Wulan tengah berada dikantin bersama ketiga sahabatnya, yang tengah sibuk menyantap makan siangnya.
"Oh iya Lan, mau tanya. Sekarang lo kenapa baik banget dah sama kak Faizal?" Tanya Sachwa yang sambil meminum es jeruknya yang tinggal setengah.
"Iya Lan lo jadi lembut gitu sama kak Faizal" timpal Risa.
"Jangan-jangan lo dipelet sama tu kakak kelas?" Yura ikut menimpali pertanyaan Sachwa dan Risa namun dengan pertanyaan ataupun pernyataan yang tidak masuk akal.
"Enak aja lo pelet-pelet nih pelet nih" ucap Wulan sambil menjulurkan lidahnya kearah Yura.
"Yakali ganteng-ganteng mainnya dukun" ucal Sachwa yang diakhiri oleh tawa mereka kecuali Yura yang cemberut.
"Udahlah gua baik gitu ya karna capek aja emosi mulu kalau sama dia, lagian gua mau jujur sih. Gua gagal muve on gara-gara tingkah dia yang makin hari makin nggak tau diri itu"
"Siapa yang nggak tau diri lan?" Mereka kaget mendengar suara barinton milik Faizal yang mendekat kemeja mereka.
Keempat cewe itu pun menoleh kearah Faizal dengan ke 2 sahabatnya yang tengah berada di sisi kiri Wulan.
"Ehh kak Faizal itu kak temen aku nggak tau diri udah ditolongin malah jelek-jelekin yang nolong" alibi Wulan yang dengan mudahnya bisa dipercayai oleh Faizal.
"Ohh aku kira siapa?, kamu udah makan?"tanya Faizal lembut.
"Udah kok kak ini mau balik kekelas juga"
"Yaudah ati-ati baliknya ya maaf nggak bisa anter"
Wulan pun langsung mengajak ketiga temannya pergi dari kantin. Pasalnya Wulan sekarang merasa seram dengan Faizal yang sering sekali datang begitu saja ketika ia sedang menceritakan Faizal pada temannya.
Faizal'p0v
Wulan udah balik kekelasnya tapi gua masih ada dikantin karna gua mau makan pastinya.
Setelah makanan dateng gua makan bakso gua dengan khitmat."Ini hari terakhir loh Zal jangan lupan adegan menembak Wulan yang kedua oke" ucal Andre tiba-tiba.
"Iya-iya bawel amat, gua pastiin ini bakalan jadi dan gua nggak mungkin kencan sama si sinta" ucap gua percaya diri tinggi kali ini.
"Kita liat aja ntar, kemarin-kemarin lo juga bilang menang tau-taunya kalah" celoteh Kevin yang ngeledek gua.
"Oke gua buktiin nanti pulang sekolah lo berdua siapin bunga sama keperluan lainnya buat nembak si Wulan. Gua mau nembak ditengah lapangan"
🦄🦄🦄
Jam pulang sekolah berdentang 5menit yang lalu, masih banyak murid-murid yang berkeliaran di sekokahan entah sekedar menikmati wifi gratik sekolah atau yang berbincang-bincang didepan koridor serta ada yang ekskul juga.
Andre dan Kevin telah menyiapkan semuanya mulai dari menyuruh teman sekelas Wulan menyampaikan surat berisikan titahan kepada Wulan untuk datang ke lapangan dan Wulanpun dengan tidak curiga pergi kearah lapangan sampai tiba-tiba terdengar dari sudut koridor suara Faizal yang menggunakan toa.
"Akasia Wulandari gua pernah lo tolak sebelumnya tapi untuk yang kedua kalinya ini gua mau ini yang terakhir gua ngucapin ini jadi. Akasia Wulandari Will you my girlfriends?" Ucap Faizal dengan toa yang membuat semua anak anak yang berlalu lalang kaget seketika.
TBC…
KAMU SEDANG MEMBACA
Taruhan [END√]
Fiksi RemajaBerawal dari taruhan konyol dengan teman-temannya. Hingga membuat ia harus berurusan dengan gadis cuek nan manis bernama Akasia Wulandari. Hingga taruhan itu berakhir cinta menciptakan apa yang dahulu tak ada menjadi ada. Apakah kisah iti terus berl...