Luka itu hadir dengan nyatanya, ciptakan perih untuk dirasa. Tak lebam juga tak berdarah, namun sakitnya hingga membuatku menangis dengan payah.
🦄🦄🦄
Sudah hampir 2minggu lebih, setelah kejadian Wulan mengetahui rahasia Faizal. Dan SMA Trijaya digemparkan oleh kabar putus dari mereka berdua.
Kini Wulan lebih memilih menghindari Faizal, yang biasanya jika berpaspasan dengan Faizal ia akan menyapa dengan senyum manisnya. Sekarang jika berpaspasan ia masih milih memutar jalan lain demi menghindari bertatap langsung dan bertemu Faizal."Ngelamun aja Lan" sapa Aditya yang langsung duduk disampaing Wulan.
Hari ini hari jumat, seperti biasa banyak jam kosong yang terjadi dihari ini. Wulan merasa perasaannya belum kembali pulih sehingga ia memutuskan untuk sendirian duduk ditaman. Lalu dengan tidak sengaja Aditya lewat dan langsung memberanikan diri duduk disamping Wulan.
"Ehh kak Adit" ucal Wulan sedikit kaget menatap Aditya yang duduk di sampingnya sekarang.
"Kaget ya?, jangan ngelamun mulu. Semua ini kan sudah jadi konsekuensi nya" ucap Aditya sambil menatap Wulan lekat.
Yang ditatappun kembali menatap bingung kearahnya.
"Kalau kamu mencintai seseorang kamu harus siap dengan konsekuensinya. Luka itu sudah biasa didalam percintaan yang tidak biasa adalah ketika kamu mampu dengan ikhlas melepasnya demi kebahagia yang ia inginkan" ucapan Aditya dalam penuh dengan penekanan setiap katanya.
Membuat Wulan yang mendengarnya berfikir keras. Apakah ia belum ikhlas harus pergi dari Faizal untuk kedua kalinya.
Luka itu terlalu berat membuatnya seperti orang konyol yang tak henti-hentinya melamun tidak jelas.
"Kalau kamu rindu silahkan bertemu jangan terus menghindari. Lupakan egomu sejenak agar kamu tidak terus menerus cemas" ucap Aditya lagi yang setelah itu berlalu pergi meninggalkan Wulan.
Faizal'p0v
B
aru dua minggu aja gua serasa males-malesan gini. Padahal sebelum ada Wulan gua juga biasa aja, tapi sekarang gua ngerasa ada yang beda kayak ada separuh diri gua yang hilang. Lebay emang tapi gua frustasi kalau gini terus. Yang biasanya menyapa, tebar senyum sekarang kalau ketemu aja menghindar.
"Nggak usah lebay deh Zal" ucal Kevin sambil melempar buka ke muka gua. Tapi gua tetap diem melihat lantai dengan tatapan kosong.
"Baru dua minggu nggak disapa aja udah galau-galau an, lembek amat lo Zal" timpal Andre.
"Udah deh percaya sama gua lo udah bener-bener cinta sama dia. Dan seharusnya lo bertindak buat dapetin dia lagi bukan galau-galau an ke anak prawan gini" oceh Andre yang sama sekali nggak gua tanggapi.
"Emang lo mau Wulan diri rebut sama Adit?, kalau dilihat-lihat nih adit juga nggak kalah ganteng dari lo malah lebih banyak nilai possitifnya dari pada lo" ucal Kevin.
"Bener tu Adit kan udah ganteng, fansnya banyak, model majalah remaja, baik, pinter, mantan ketua osis lagi, lah elu ma ganteng tapi badung ketulung pinter" terang Andre.
Omongan-omongan kedua sahabat gua ini semuanya masuk ketelinga gua tanpa keluar sedikitpun dan gua lupakan. Gua jadi berfikir keras bener juga gua nggak boleh galau-galau an nggak jelas kayak gini. Kalau gua terus-terusan kaya gini Wulan bisa aja malah berpindah kelain hati ke Aditya.
🌻🌻🌻
Terkadang orang-orang mau nganggap kita lebay karena bertekuk lutut pada perasaan kita sendiri. Menjadi mendadak bodoh karena sebuah perasaan cinta. Tapi percayalah semua yang bersangkutan dengan yang namanya cinta tidak selalu melulu tentang kebahagiaan, kebersamaan, dan saling memiliki. Begitupun tidak melulu tentang kesedihan, berjuang sendirian, dan perselingkuhan. Semuanya harus imbang agar kita tau sebuah kebahagiaan itu harus diperjuangkan melalui jalan yang pasti akan kau lalui bernama kesedihan dan tangisan.
TBC…

KAMU SEDANG MEMBACA
Taruhan [END√]
Teen FictionBerawal dari taruhan konyol dengan teman-temannya. Hingga membuat ia harus berurusan dengan gadis cuek nan manis bernama Akasia Wulandari. Hingga taruhan itu berakhir cinta menciptakan apa yang dahulu tak ada menjadi ada. Apakah kisah iti terus berl...