Prolog

3.1K 265 22
                                    

Diharap baca deskripsinya dulu, oke?👌😁




















Happy Reading^^


















...

Aku keluar dari taksi saat supir taksi itu sudah mengantarku ke area perbukitan. Aku berjalan dengan menunduk. Aku memakai hoodie hitam dan topi hitam juga, bagian kepala hodiee aku kenakan agar tak memperlihatkan wajahku.

Klien-ku mengatakan bahwa target ada di perbukitan sekarang. Jadi sekarang aku sedang menuju kesana untuk menyelesaikan pekerjaanku. Kalian tau apa pekerjaanku? Simak saja ceritaku sampai tuntas jika kalian memang ingin tau.

Langit sudah senja sekarang. Aku mendongak menatap langit dan menyeringai. Aku tak pernah menyesali apa yang telah aku lakukan. Aku melanjutkan berjalan sambil bersiul.

Ah, kalian belum tau genderku bukan? Aku seorang pria. Mempunyai postur tubuh tinggi dan kulit sedikit gelap. Aku sering di gilai wanita karena wajahku yang tampan, tapi aku memilih untuk tidak peduli, karena aku sudah muak akan cinta yang hanya berisikan pemanfaatan, pengkhianatan, dan persandiwaraan. Aku menutup hati untuk para wanita, dan lebih memilih fokus pada pekerjaan.

Aku berjalan semakin memasuki area perbukitan. Dan disana, aku melihat pria 30-an itu. Aku keluarkan foto dari saku dan menyamakan wajahnya.

Benar.

Itu orangnya.

Aku sudah menyiapkan semuanya. Dan aku tidak pernah mempunyai rasa kasihan. Kalian bertanya apakah aku ini pchyco? Aku tidak yakin. Tapi jika kalian beranggapan seperti itu ya tidak apa, anggap saja seperti itu.

Aku berjalan semakin mendekat dan berhenti di belakang pria 30-an itu. Aku menepuk bahunya pelan.

Dan saat dia menoleh.

Bugh~~

...

Aku berjalan di perbukitan dengan senja yang menemani. Angin berhembus meniup helai demi helai rambut panjangku. Aku berhenti melangkah secara reflek dan menutup mata. Cuaca sangat indah sore ini. Aku ingin main di atas bukit tanpa ada yang menemani. Nenekku terus menyuruh adik laki-lakiku untuk menemani, tapi aku menolak karena sedang ingin sendiri.

Aku yakin, kalian pasti ingin tau tentang ini.

Orang tuaku.

Ya, aku tidak memiliki orang tua. Mereka meninggal dunia, jadi sekarang aku hanya tinggal bersama nenekku dan adikku. Ibuku meninggal saat melahirkan adikku, dan ayahku meninggal karena di bunuh. Kalian bertanya apakah aku bahagia dengan hidupku yang sekarang?

Aku bahagia.

Ya, aku bahagia selagi aku bersama dengan nenek dan adikku.

Saat ibuku meninggal dunia, tepat saat usiaku 4 tahun. Setelah ibu meninggal aku hidup dengan ayah dan nenekku, kakek sudah meninggal juga karena penyakit Stroke. Ah, kalian bertanya nenek dan kakekku orang tua dari ayah atau ibuku? Jawabannya adalah ayahku. Karena ibu adalah gadis yang berasal dari panti asuhan.

Aku selalu kasihan pada adikku, karena tidak pernah bertemu ibu sama sekali. Saat aku berusia 19 tahun, ayahku menyusul mati karena kasus pembunuhan, dan sialnya si pembunuh tidak berhasil di temukan. Dan mulai saat itu kita hanya tinggal bertiga. Aku bukan orang kaya, bukan juga orang miskin. Aku hidup dalam kesederhanaan.

Ayahku dulu bekerja sebagai sekretaris dari CEO. Dan ibuku bekerja sebagai perawat di klinik. Sedangkan aku? Aku hanyalah pelayan di Café. Adikku kuliah tingkat akhir, sebentar lagi dia lulus. Kalian bertanya apakah aku kuliah? Jawabannya adalah tidak. Dulu memang iya, tapi aku memilih berhenti dan fokus bekerja untuk menghidupi adik dan nenekku.

Cukup penjelasan tentang kehidupanku? Kalau begitu ya sudah selesai. Ingin tau kelanjutannya? Ikuti saja ceritaku sampai akhir.

Sudah yah. Aku sedang ingin sendiri menaiki bukit. Jadi, sampai jumpa.
























...

Bagaimana? Suka enggak?😂😂😂😂 Pendek prolog nya, kan sengaja✌️😁😁

Please🌟

The Savage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang