05

5.9K 178 1
                                    

Dari pagi hari hingga sore hari y/n sangat manja tak mau jauh-jauh dariku, aku harus selalu ada di sampingnya. Ditinggal sedikit saja ia akan merengek layaknya anak kecil yang ditinggal ayahnya.

"Oppa, aku belum mandi, ayo antarkan aku mandi. Badanku terasa sangat lengket" y/n menarik tanganku ke kamar mandi, aku tak bisa menolak keinginan dia jika aku menolaknya dia akan menangis sejadi-jadinya.

"Ayo cepat masuk, aku akan menantimu di luar" aku menyuruh y/n masuk tapi apa yang dilakukan dia, dia kembali menarikku masuk ke kamar mandi.

"Tunggu aku disini oppa, jangan pergi" mau tidak mau aku harus menuruti keinginannya.

Aku duduk tepat di depan dia mandi, percikan-percikan air mengenai kakiku. Aku menatapnya, bukankah ini yang disebut membangunkan burung yang sudah terlelap tidur disangkarnya. Aku adalah laki-laki normal yang akan tergoda jika melihat lawan jenisnya, apalagi ditambah melihatnya seperti ini semakin membuatku kehilangan kesadaran.

Aku menggelengkan kepalaku, tidak aku tidak boleh melakukan apapun pada y/n saat dia mengandung. Aku tak boleh lepas kontrol dan melakukan hal yang tak baik, aku tak ingin malaikatku di dalam tersakiti. Tapi aku ini normal, sudah dua kali aku katakan aku ini normal, aku tak bisa membendung keinginanku.

"Y/n cepatlah," kataku sambil memalingkan wajahku.

Tak ada sautan dari dia, sepertinya y/n sudah selesai mandi tak ada suara air sekarang.

"Oppa, pakaikan aku baju" katanya mendekatiku.

Aigo,,, cobaan apa lagi ini Tuhan. Tidakkah dia bisa jangan membangunkan hasrat lelakiku untuk kali ini saja.

Sepertinya aku benar-benar seperti baby sister yang mengasuh anak kecil, aku memakaikan baju dengan hati-hati. Aku menggadeng tangannya menuju keluar kamar mandi.

"Oppa, apa kau tak ingin mandi? Aku akan menunggumu di tempat kau menungguku tadi" katanya tanpa melepaskan tanganku.

"Ahh tidah usah" aku segera menolak keinginannya, sepertinya dia tidak marah saat aku menolaknya karena dia tetap tersenyum dan kembali berjalan keluar kamar mandi.

Ah.. Aku benar-benar tak habis pikir dengan tingkah lakunya. Siapa pun doakan agar aku kuat menghadapi y/n saat ini.

"Oppa, apa kau akan bekerja saat aku hamil?  Aku tak ingin kau pergi meninggalkan aku"

Y/n nampaknya tak senang melihat aku menerima telepon dari pd-nim beberapa saat yg lalu.

Flasback on

Setelah mengantar y/n mandi aku segera meraih handphoneku yg sedari tadi bergetar.  Tertera nama pd-nim disana.

"Yeobseoyu.."

"Ah..  Nee,  aku akan bicarakan padanya terlebih dahulu semoga dia bisa mengerti"

Flasback off

Author pov

"Y/n maafkan aku, besok aku harus menghadiri acara bersama member yang lain ke luar negeri.  Kumohon mengertilah Y/n ini juga untukmu dan anak kita" Jimin menggenggam tangan Y/n berharap ia dapat mengerti keadaan Jimin saat ini.

Y/n menundukkan kepalanya,  "Nee oppa,  aku mengerti keadaanmu. Aku akan menelpun eomma ku untuk menjagaku selagi kau pergi"

Jimin tersenyum,  ia bahagia Y/n dapat mengerti keadaannya.

***

Jimin mempersiapkan barang-barang yang akan ia bawa,  satu koper penuh ia sudah siapkan tak lupa dibantu Y/n. Y/n nampak tak bahagia semasa mengemas barang, pasalnya Jimin akan pergi selama seminggu dan itu membuat Y/n sedih.

"Y/n kenapa kau muram? " Jimin menangkup wajah sang istri

Tak ada jawaban dari Y/n, "Chagi, percayalah padaku, aku yakin ini akan cepat berlalu janganlah bersedih apa kau ingin anak kita di dalam juga bersedih hm?"

"Oppa berjanjilah kau akan cepat pulang dan jangan pernah mencari yeonja lain disana! "

"Aku berjanji"

Jimin memeluk Y/n sangat erat seakan tak ingin berpisah walau sekejap.

"Oppa jangan keras-keras peluknya nanti anak kita kejepit di dalam" Y/n melepas pelukan Jimin.

Jimin tersenyum lalu berjongkok mensejajarkan tingginya dengan perut Y/n "Hallo anak appa,  maafkan appa menjepitmu. Jangan nakal di dalam ya,  jaga eommamu semasa appa pergi. Jangan biarkan eomma menangis nde"

***

"Oppa aku juga ingin mengantarmu ke bandara!" Y/n tak henti-hentinya merengek pada Jimin, ia sangat ingin mengantar Jimin ke bandara, tapi Jimin tak mengizinkannya dengan alasan tentu saja perutnya Y/n yang sedang mengandung.

Jimin menghela nafas, "baiklah, tapi kau harus pulang dengan eomma dan jika kau sudah sampai di rumah pastikan mengirimiku pesan"

Y/n mengembangkan senyumnya dan memeluk Jimin erat dan di balas oleh Jimin. Sembari memeluk Y/n, Jimin mengambil kesempatan mencium bibir Y/n. Jimin sangat tidak tega meninggalkan Y/n dengan keadaan sedang mengandung,  tapi ini adalah tugasnya sebagai seorang idol.

Ciuman Jimin semakin lama semakin panas,  ia dapat mendengar lenguhan kecil dari bibir Y/n setiap kali lidah Jimin bertemu dengan lidah Y/n.

Jimin melepas ciumannya tak ingin terjadi hal lebih.  Jimin yakin ia pasti akan merindukan Y/n selama pergi,  merindukan belaian Y/n, wangi tubuh Y/n, dan bibir ranum milik Y/n.

.
.
.
.
.
.
.
Hallo..  Gimana update sekarang? Semoga nggk mengecewakan ya. Jangan lupa vote dan comment ya.. :))

After Wedding With Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang