06

5K 155 7
                                    

Jimin berlari keluar dari hotel dengan air mata yang bercampur dengan keringat. Tanpa pikir panjang Jimin memberhentikan taksi dan segera berangkat ke bandara.  Di dalam taksi tak henti-hentinya Jimin meruntuti dirinya.

"Bodoh,  aku sangat bodoh. Aku memang lelaki yang tidak becus"

Air mata Jimin terus bercucuran membasahi pipinya yang mulus, rambutnya acak-acakan akibat jambakannya sendiri.

"Bisakah dipercepat sedikit?" ucap Jimin pada supir taksi yang sudah berumur.

"Mianhe tuan, jalan sedang macet sepertinya ada kecelakaan" sahut sang supir sopan.

Jimin kembali menjambak rambutnya frustasi sembari menangis. Ia teringat telepon yang ia terima beberapa saat yang lalu.  Eomma Jimin menelpon dan mengatakan Y/n sedang di rumah sakit.

Flasback on

Ini sudah ketiga harinya Y/n berdiam dirumah setelah kepergian Jimin ke luar negeri untuk menghadiri acara. Ia sudah biasa dengan kepergian Jimin karena Jimin merupakan seorang idol terkenal tentu saja ini salah satu resiko menikah dengannya. Tapi semenjak kehamilannya Y/n sangat tak rela jika Jimin jauh darinya.

Y/n merasa bosan berdiam diri di rumah, ia memutuskan untuk keluar dan mencari udara segar. Sebelum itu ia berpamitan pada eommanya.

Y/n menyusuri taman bermain yang di penuhi oleh anak kecil.  Y/n tersenyum sembari mengelus perutnya yang sudah mulai membesar, ia membayangkan saat anaknya lahir kedunia ia dan Jimin akan mengantar anaknya ke taman ini.

Sudah 30 menit Y/n di taman ini,  Y/n merasakan setetes air menetes di wajahnya dan di ikuti oleh tetesan lainnya. "hujan" itulah yang ada dipikiran Y/n. Y/n berlari mencari tempat teduh yang ada disekitar taman. Ia melihat tempat teduh jauh di sana,  ia mempercepat larinya hingga tak melihat batu besar didepannya. Y/n tersandung dan perutnya menghantam  bangku dipinggir taman.  Hantaman begitu keras hingga Y/n tak sadarkan diri di bawah derasnya hujan. Darah segar mengalir di kedua kakinya,  orang-orang mulai berkerumunan dan membawa Y/n kerumah sakit.

Flasback off

"Kenapa lama sekali? " sudah 1 jam Jimin berada di mobil ini,  keadaan jalan masih macet karena kecelakaan tadi.

"Sepertinya kecelakaan ini parah tuan"

"Saya akan keluar sebentar" Jimin keluar dari mobil, hanya berbekal masker ia keluar dan melihat keadaan di sekitar. Dan benar saja, kecelakaan ini sangat parah. Sekilas Jimin melihat wajah korban yang di masukkan ke dalam ambulance. Pikirannya berkutat, "wajah itu?  Lee Hyuna?  Apa benar itu dia? "

Jimin berlari ke arah ambulance untuk memastikan yang dia lihat itu salah. Ketika sampai di ambulance Jimin terkejut dengan apa yang dia lihat, mata Jimin semakin membulat ketika melihat gadis yang pernah ada dalam hidupnya bersimpuh darah.  Mata Jimin berkaca hingga tak kuat menampung air matanya.  Setetes kristal bening berhasil keluar dari persembunyiannya.

"Maaf, apa tuan kenal dengan korban?" suara petugas ambulance memecahkan keheningab yang melanda Jimin.

"Ah..  Iya saya kenal,  cepat selamatkan dia"

Tanpa pikir panjang Jimin segera naik ke mobil ambulance, bahkan Jimin lupa dengan tujuan utamanya.

***

Jimin masih berjalan mondar mandir di rumah sakit,  ia melihat lampu ruang UGD masih menyala. Jimin begitu mengkhawatirkan Lee Hyuna,  wanita yang pernah menjadi kebahagiannya, hingga ia melupakan Y/n yg sedang terbaring sakit di Korea.

Rumah sakit Korea

Y/n sudah berhasil melewati masa-masa kritisnya,  tetapi ia masih belum sadarkan diri. Keluarga Y/n dan Jimin masih terduduk lemas melihat keadaan Y/n, mungkin saat ini Y/n masih terlihat damai tapi tidak saat dia siuman nanti, mereka tak yakin Y/n dapat menerima keadaan saat ini.

"Bagaimana ini? Aku tak tega melihat Y/n mengetahui kenyataannya" Eomma Jimin memeluk suaminya, ia begitu sedih melihat keadaan menantunya.

"Berdoalah agar semua baik-baik saja" Appa Jimin membalas pelukan istrinya.

"Dimana Jimin? Apa anak itu tidak ingin mengetahui keadaan istrinya?" Appa Jimin mencari keberadaan anaknya.

"Tenanglah,  dia kan berada di luar negeri butuh waktu lama untuk kembali ke Korea" Jawab Eomma Jimin.

Y/n Pov

Kepalaku terasa sangat pening,  tenggorokanku terasa kering,  badanku terasa sangat sakit terlebih lagi perutku,  rasanya sangar kram di perutku. Aku mulai membuka mata perlahan, menyeimbangkan cahaya yang masuk ke dalam mataku,  pertama kali ku lihat adalah ruangan putih,  bau obat sangat menusuk hidungku. Kudapati sebuah selang infus menancap pasti di tangan kiriku. Aku meraba perutku,  ada apa dengan perutku? Aku merasakan hal aneh di dalam perutku. Kenapa perutku menjadi datar? . Aku mengalihkan pandanganku ke samping kiri,  kudapati Eomma sedang tertidur pulas diteman oleh Eomma Jimin. Kembali ku ingat hal yang melandaku kemarin,  aku terjatuh ditengah hujan dan tiba-tiba semua menjadi hitam.

"Eomma.."panggilku lirih berharap didengar oleh dua orang disampingku.

Tak ku sangka salah satu dari mereka mendengar panggilanku yg kecil bahkan sangat kecil untuk didengar.

"Kau sudah sadar? Ada yang kau inginkan nak? "tanya Eomma Jimin padaku. Ya, dialah yang mendengar panggilanku.

"Eomma,  dimana Jimin? Ada apa denganku?  Aku merasakan hal yang berbeda pada perutku"

"Anakku,  istirahatlah dulu.  Sepertinya saat ini bukan waktu yang tepat membahas semua itu"

"Eomma,  katakan! Ada apa denganku? Kemarin aku terjatuh dan tiba-tiba semua menjadi hitam. Apa yang terjadi pada anakku? Apa dia baik-baik saja? Katakan Eomma! "aku sudah tak kuat menahan air mataku, semua lolos begitu saja.

"Tenanglah nak,  Eomma akan mengatakan yang sebenarnya tapi berjanjilah kau akan menerima semuanya" kata Eomma sambil memelukku.

"Anakmu.. Sudah tidak ada nak,  dia meninggal akibat kau terjatuh dan perutmu membentur kursi taman"

Dadaku terasa sesak, kenyataan ini benar-benar menyakitkan. Aku merasa menjadi orang yang tak berguna saat ini,  bahkan untuk menjaga anakku sendiri aku tak becus. Air mata ini terus menetes tiada henti seakan mendukung kesedihanku saat ini. Bahkan disaat seperti ini Jimin tak ada di sampingku, itu semakin menambah rasa sakit di dadaku.

.
.
.
.
.
.
.
Hallo...  Balik lagi,  tadinya aku mau updatenya pkek jadwal gitu. Jadi menurut kalian bagusan update random atau pakek jadwal gitu,  tapi klok pakek jadwal mungkin updatenya 1 kali seminggu. Jadi menurut kalian updatenya bagusan gimana??

After Wedding With Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang