Epilog

321 17 8
                                    

Deburan angin menerpa wajah seorang perempuan. Air matanya tak kunjung henti menetes ketika pertama kali sampai di tempat ini. Deburan ombak terdengar merdu bak alunan piano yang menenangkan hati.

Sudut bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman ditengah air mata yang mengalir. "Andai kau masih disini mungkin hidup eomma tidak akan sesepi ini"

Ia menatap langit seolah sedang bercerita dengan orang yang berada di atas sana. "Eomma belum sempat menceritakannya dengammu, tapi kali ini eomma sudah menceritakannya"

"Begitulah kisah cinta eomma dan perjuangan eomma mempertahankan keluarga kita dulu. Namun, semua diluar dugaan eomma, appa memilih wanita itu bukan eomma"

"Dan hingga saat ini, 8 tahun lamanya eomma belum pernah bertemu dengan appamu lagi. Eomma kesepian nak, kenapa kau pergi begitu cepat?"

"Eomma belum puas menatap wajahmu yang sangat mirib dengan appamu, eomma belum siap melepas pelukan eomma tapi Tuhan berkata lain"

"Jagalah eomma dari atas sana, semoga eomma bisa lebih kuat lagi"

Wanita ini masih menatap langit di sebuah pantai dekat rumahnya. Tempat yang menjadi favoritenya dengan anaknya sebelum anaknya dipanggil lebih dahulu oleh Tuhan.

Ia mengusap air matanya dan tersenyum sebelum pergi meninggalkan tempat ini. "Bahagialah di atas sana nak, terimakasih telah hadir di hidup eomma walau hanya beberapa saat" katanya y/n sebelum meninggalkan pantai ini.

Yeayy.. akhirnya sampai epilog, makasi gais udh nunggu cerita ini wkwk.. ini cerita udh lumayan lama banget, smga kalian suka ya.. maaf bgt klo msalnya cerita ini masih banyak kekurangan. Jangan lupa kasi bintang ya hehe.. stay safe gaiss💜

After Wedding With Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang