Lee Hyuna sudah memasuki kamar inapnya, malam ini ia ditemani Jimin tak ada satupun keluarga Lee Hyuna. Hanya ada Jimin yang sekarang statusnya hanya mantan Lee Hyuna. Kepala Jimin begitu pusing hingga ia tak dapat berpikir dengan baik. Jimin memutuskan untuk istirahat di sofa dekat ranjang rumah sakit yang sedang di tidurin seorang wanita, wanita yang pernah menjadi alasan dari kebahagian Jimin. Jimin memejamkan matanya mengingat kenangan-kenangan yang dulu ia lalui hingga seseorang memanggil namanya.
"Jimin, apa kau benar Jimin?" Lee Hyuna siuman dari masa kritisnya pasca kecelakaan.
Sebenarnya Jimin enggan mendekati wanita yg pernah mengecewakannya, tetapi untuk saat ini Jimin memilih mengalah dan melupakan semua kejadian yang pernah terjadi.
"Nde Hyuna, ini aku Jimin. Apa kau baik-baik saja? Ada yang kau butuhkan? " Jimin mendekati ranjang rumah sakit.
"Jimin mianhe" hanya itu yang dapat keluar dari mulut Hyuna.
Jimin nampak berpikir sejenak, memang sulit untuk memaafkan seseorang yg benar-benar mengecewakannya.
"Nde Hyuna, lupakan semuanya dan mari mulai dari awal. Anggaplah ini awal pertemuan kita"
Hyuna terkejut mendengar perkataan Jimin, sudah sekitar 2 tahun Hyuna mencoba meminta maaf pada Jimin tapi hanya celaan dan hinaan yang di dapatnya. Tapi saat ini hanya sekali ia meminta maaf Jimin sudah memaafkannya.
"Jadi, apa aku masih punya harapan untuk bisa bersamamu? " kata Hyuna dengan senyuman yg mengembang sempurna.
"Mianhe Hyuna, aku sudah memiliki istri dan dia sedang mengandung anakku"
Seketika air mata Hyuna mendarat dengan sempurna, ia memang ingin dimaafkan oleh Jimin tapi bukan hanya ini yang ia mau, ia ingin mendapat kan Jimin seutuhnya bukan hanya maaf tetapi hati dan diri Jimin.
Hyuna dan Jimin tak mengucapkan sepatah katapun sejak percakapan terakhir mereka. Hingga dering ponsel memecahkan keheningan diantara mereka.
"Yeobseo?"
"...."
Sebuah bentakan tepat terdengar di telinga Jimin hingga ia mejauhkan ponselnya.
Tak ada percakapan yang jelas terdengar oleh Lee Hyuna. Tiba-tiba saja Jimin berlari keluar dari ruangan.
Jimin pov
Air mataku kembali jatuh, entah berapa kali air mata ini terjatuh. Aku berlari keluar dari rumah sakit, aku terus meruntuti diriku yang sangat bodoh. Entah apa yang merasuki dirimu, yang awalnya aku akan kembali ke Korea malah menemani Hyuna di sini. Maafkan aku Y/n aku tau saat ini kau pasti sangat marah padaku.
Aku segera mencari taxi yang mau mengantarku ke bandara di tengah malam begini. Tak butuh waktu lama, sepertinya Tuhan mendengar doaku. Sebuah taxi mau mengantarku ke bandara. Untuk tiket, aku sudah memesannya saat aku mendapat telpon dari Eomma untung saja waktu keberangkatanku pas pada malam ini.
Korea
Setelah sampai di Korea, aku segera menuju rumah sakit yang sudah diberitahu oleh Eomma. Berlari di lorong rumah sakit tanpa memperdulikan orang-orang yang melihatku.
Hal yang pertama kali aku lihat adalah kedua orang tua Y/n dan tak lupa kedua orang tuaku. Mereka tengah menangis memeluk satu sama lain, apa yang telah terjadi? Aku segera melangkah mendekati mereka.
Appa Y/n melihat kedatanganku, belum sampai aku didepan kamar ruang inap, appa Y/n sudah mendekatiku.
Sebuah tamparan melayang tepat di pipiku, tak hanya itu sebuah tendangan mengenai kakiku hingga aku jatuh tersungkur. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba aku dipukuli?
"Kau, dasar bajingan. Pergi kau dari sini! " teriak appa Y/n.
Tak ada yang membantuku, appa dan eomma pun tak berkutik melihat anaknya dipukul.
"Ada apa? Apa yang terjadi?" kataku sembari berusaha berdiri, terasa darah segar mengalir dari sudut bibirku.
"Kau bertanya lagi? Apa aku harus jelaskan dari awal hah? Dasar anak tak tahu diri. Seharusnya dari awal aku tak merestuimu menikahi putriku! "
"Apa yang telah kulakukan? Aku kesini untuk melihat istriku" kataku parau, aku benar-benar tak mengerti.
"Asal kau tau, putriku meninggal karena kau! Aku kehilangan putriku dan juga cucuku, itu semua karna kau pria bajingan!"
Kalimat itu berhasil membuat kedua pupilku membesar, aku telah kehilangan dua orang yang kusayang. Pertama anakku dan kedua istriku. Air mata ini sudah tak dapat di bendung lagi, aku memang lelaki jahat dan bodoh di dunia ini.
"Apa.. Apa yang terjadi pada Y/n?" tanyaku.
"Jimin, aku tak menyangka kau akan seperti ini. Dari kecil aku tak pernah mengajarimu untuk menyakiti seseorang, tapi saat ini kau menyakiti kami. Tidak hanya satu orang tapi banyak orang Jimin, bahkan sampai merenggut nyawa orang lain" Appa Jimin begitu kecewa melihat tingkah anaknya.
"Y/n meninggal dunia satu jam yang lalu, dia bunuh diri karena tak terima kepergian anaknya. Belum lagi kami mendapat informasi bahwa kau memilih menjaga wanita lain dibanding kembali ke Korea dan menjaga Y/n, itu membuat Y/n sangat terpukul hingga memutuskan mengakhiri hidupnya. Aku sangat kecewa Jimin, aku harap kau tak menampakkan wajahmu lagi di depanku"
Kata-kata appa benar-benar menamparku, tak kusangka semua akan berakhir begini.
Aku menundukan kepalaku menyesali semua yang sepatutnya tak perlu kusesali karna semuanya sudah terjadi dan semua salahku. Hingga sebuah tangan mencengkram pergelangan tanganku kuat, menyeretku keluar dari rumah sakit dan membawaku kepinggir jalan, mendorongku kuat hingga terdorong ke tengah jalan.
Sebuah mobil besar tak dapat menghentikan pergerakannya hingga menghantam keras tubuhku. Tergeletak dan bersimpah darah hanya itu yang aku ingat sebelum semua berubah menjadi hitam.
.
.
.
.
.
.
Hallo update lagi, tadinya part ini udah lese tapi wattpadku tiba² eror dia pkek bhs inggris padahal di pengaturan dah bhas indo, akhirnya aku coba update wattpadnya dan mau kembali seperti semula tapi.... Ceritanya hilang dong setengahnya, sakit bnget atuh...
Jangan lupa vote dan commet yakk 😍😘
KAMU SEDANG MEMBACA
After Wedding With Park Jimin
Fanfiction[COMPLETED] ✔ "Aigo badanku sakit semua, sepertinya kita salah posisi" "Diamlah, aku tak mengerti ucapanmu" "Apa maksudmu? Bukankah kemarin kau yg mau seperti itu?" "Diam atau... " "Atau kau mau lagi? Begitukan? Sudah ku duga" "Yak Park Jimin" ✨2/11...