14

3K 114 9
                                    

Setelah sekian lama hubunganku dengan Jimin berjalan lancar, aku jarang mendengar kedekatan Jimin dengan Seulgi aku sangat bersyukur akan hal itu. Pagi ini pagi yang cerah, aku memiliki janji dengan teman-teman SMA ku untuk reuni, wah, aku benar-benar merindukan mereka. Sebelum pergi aku menyiapkan makanan untuk Jimin sebelum ia berangkat untuk latihan.

Aku menengok ke belakang dan mendapati Jimin yang baru saja bangun dari tidurnya dan berjalan ke arah dapur. Terbesit senyuman di bibirku melihatnya Jimin yang sangat imut dengan tampang baru bangunnya.

"Jimin-ah, nanti aku akan melakukan reuni dengan teman SMA ku, boleh tidak?"

Jimin yang masih belum sadar sepenuhnya terdiam beberapa detik, "siapa saja?"

"Maksudmu? Orangya siapa saja begitu?" aku balik bertanya.

Jimin yang terduduk di lantai tak mengjawab apapun, ia hanya mengucak matanya dan sesekali memguap.

"Yak, Jimin-ah. Bangunlah, jangan duduk disana" teriak Y/n.

"Aigo, kau ini. Tidak bisakah memanggilku oppa atau memberiku morning kiss terlebih dahulu? Kau hanya memarahiku" kata Jimin dan memalingkan wajahnya dari Y/n namun masih terduduk di bawah.

Y/n yang melihat tingkah Jimin tertawa geli, dia benar-benar seperti anak kecil, sangat imut itulah yang ada di pikiran Y/n.

Y/n malah tak memperdulikan yang dikatakan Jimin dan malah beranjak ke meja makan sembari membawa sarapannya.

Jimin yang melihat itu kembali kesal dengan perbuatan istrinya, ia beranjak dan menghampiri y/n.

"Yak, kau jahat" kata Y/n saat Jimin menciumnya dan langsung berlari dengan penuh tawa karena berhasil membuat Y/n kesal.

***

"Kau yakin ingin pergi?" Tanya Jimin sembari melihat y/n yang sedang bersiap akan pergi.

"Tentu saja, memangnya kenapa?"

Jimin mendengus, "Aku hanya khawatir, jarang sekali kau pergi dengan teman-temanmu"

Perlahan tangan kekar Jimin memeluk y/n dari belakang, ia memendamkan kepalanya di ceruk leher y/n.

"Sekhawatir itukah kau, mereka hanya temanku. Lagian mereka tak jahat, mereka tak akan menyakitiku"

Jimin tak mejawab apapun, kekhawatiran Jimin semakin menjadi-jadi, firasat tak baik muncul di benaknya.

***

Sampailah mereka di depan kafe yang sudah di tetapkan y/n dan teman-temannya untuk melepas rindu mereka karena lama tak bertemu. Sementara Jimin masih murung, y/n yang mengetahui itu tersenyum dan kemudian keluar mobil dengan kecupan kecil di bibir Jimin.

***

Café

y/n berjalan menyusuri café sembari matanya menjelajah sekeliling café. Senyumnya terbesit ketika melihat segerombolan wanita sedang berbincang sambil memegangi anaknya agar tak berkeliaran dan lihatlah salah satunya sedang mengelus perutnya yang buncit.

"hai, aku sangat merindukan kalian" y/n berteriak dari kejauhan

Yang berada di café pun seketika melihat ke arah sumber suara, melihat hal tersebut y/n langsung berlari ke meja sembari menutupi wajahnya. Setelah sekian lama tak bertemu akhirnya mereka berlima saling melepas rindunya. Mereka mulai berpelukan dan memesan minum sembari berbincang.

Tak jarang orang sekitar mengeluarkan handphone mereka dan mengambil gambar, siapa yang akan melewatkan hal ini saat istri seorang bintang star ada di hadapan kalian. y/n sudah merasa terbiasa dengan hal itu tapi tidak dengan Kim Yeseul, istri dari Kim Seokjin. Iya, salah satu dari teman y/n adalah istri dari teman kerja Jimin. Kim Seokjin dan Kim Yeseul menikah tujuh bulan yang lalu dan lihat Yeseul sudah mengandung anak Seokjin yang berumur lima bulan, secepat dan sesubur itukah bibit Seokjin, hal itu terbesit di kepala Y/n sendari tadi.

After Wedding With Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang