30

237 11 0
                                    

Ini adalah saat yang ditunggu-tunggu. Jimin, y/n, pelayan Hyuna, dan keenam member ada dalam satu ruangan.

Kameran telah terpasang di tempat-tempat tersembunyi, rencana yang telah siapkan akan dimulai.

"Jadi.."

"Tidak usah panjang lebar, katakan saja apa tujuan kita berkumpul disini" sanggah pelayan itu.

Iya duduk di sebelah kiri Jimin dengan menggendong seorang anak berumur 2 tahun. Dan disamping kanan Jimin telah duduk y/n dan anaknya di dalam pangkuannya.

"Jimin seperti yang kukatakan sebelumnya, aku memerlukan ketegasamu saat ini. Dan seperti katamu tadi" kata Jin sambil menunjuk pelayan Hyuna tadi.

"Tidak usah panjang lebar, kali ini aku ingin bertanya padamu Jimin" lanjut Jin.

Jin menarik nafas berusaha menenangkan dirinya dan bersifat tegas seperti yang ia inginkan pada Jimin.

"Kau memilih y/n atau wanita pelayan itu?" Tegas Jin dengan menatap Jimin tajam.

Suasana benar-benar hening, hanya terdengar detik jam yang semakin menambah ketegangan dalam ruangan ini. Sementara Jimin terdiam dan menatap ke bawah dengan tatapan kosong.

"Bagaimana bisa kau menanyakan itu? Aku istrinya tentu saja aku yang berhak atas Jimin" kata y/n pada Jin yang yang tepat berada di depannya.

"Apa kau sepercaya diri itu? Jimin tidak akan memilihmu" kata pelayan Hyuna dengan menatap remeh pada Hyuna.

"Bisakah kau diam, aku bertanya pada Jin oppa bukan padamu!"

"Harusnya kau yang diam bukan aku, biarkan Jimin menjawab"

"Tanpa Jimin menjawab semua seudah tahu dia akan memilihku"

"Jangan terlalu berkhayal, dia tidak akan memilihmu"

"Kenapa kalian jadi bertengkar, diam. Aku bertanya pada Jimin bukan kalian berdua. Duduklah dan dengarkan apa yang Jimin katakan, jika kalian bertengkar semua tidak akan selesai, kalian mengerti?!" Bentak Jin yang sudah lelah melihat pertengkaran antar dua wanita yang memperebutkan Jimin.

"Jimin katakanlah, siapa yang mau pilih. Semua ini akhir dari masalah ini akan bergantung pada pilihanmu. Aku harap kamu dapat memilih dengan baik dan sesuai dengan hati nuranimu" nasehat Jin sebagai kakak tertua dan juga kakak yang akan melindungi serta membantu adikknya bagaimanapun caranya.

"A-a-aku" kata Jimin terbata-bata.

Ruangan semakin tegang ketika Jimin mulai mengatakan satu kalimat. Ini benar-benar bukan Jimin yang mereka kenal, ia hanya menunduk dengan wajah layu. Badanmu mulai kurus dan kulitnya tak cerah seperti dulu lagi. Semua orang rindu Jimin yang ceria, sangat rindu.

"Maafkan aku" lanjutnya.

"Katakanlah Jimin, kami menghargai apapun pilihanmu. Kita berenam yakin dengan pilihanmu dan aku harap dikemudian hari kau tidak akan menjadikan pilihanmu ini sebuah penyesalan" sang leader yang tidak pernah gagal memberikan nasehat dan penyemangat bagi setiap member.

"Aku memilih pelayan Hyuna" jawab Jimin dan kemudian pergi meninggalkan ruangan.

Y/n terkejut dan tidak percaya dengan apa yang Jimin katakan barusan. Ia berusaha meresapi setiap kata yang Jimin katakan. Tidak hanya y/n, keenam member juga sama terkejutnya dengan apa yang Jimin katakan. Ini diluar dugaan mereka, semua rencana mereka benar-benar gagal. Bagaimana ini? Mereka hanya saling menatap tak percaya.

Beberapa saat ruangan ini sunyi sebelum Jimin kembali memasuki ruangan dengan sebuah map dan pulpen di tangannya.

"Tanda tangani ini sekarang!" Perintah Jimin pada y/n.

"Apa ini?"

"Surat perceraian kita, aku sudah membuatnya sejak pertengkaran kita. Cepat tanda tangani dan kau akan keluar dari masalah ini"

"Apa maksudmu? Kenapa harus dia yang kau pilih?"

"Bukankah ini yang kau inginkan? Bukankah menikah dengan idol sepertiku tidak seperti drama-drama yang kau tonton? Bukankah hidupmu makin rumit jika hidup denganku? Maka dari itu cepat tanda tangani surat perceraian ini dan kau bisa bebas"

Y/n masih tidak percaya dengan sikap Jimin, ia hanya dapat menangis sekarang, dia benar-benar menyesali perkataannya tidak seharusnya ia mengatakan itu. Ia masih mencintai Jimin bahkan sangat mencintai Jimin, lalu jika pilihan Jimin adalah perceraian y/n bisa apa?

"Jimin apa kau yakin?" Tanya Jin yang sebenarnya sangat terkejut namun berusaha menyembunyikannya.

"Bukankah kau yang menyuruhku untuk bersifat tegas dan inilah pilihanku hyung. Aku harap kalian semua bisa menerima pilihanku" sahut Jimin.

***

Dunia y/n benar-benar runtuh, ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa dia sudah menjadi mantan istri seorang Park Jimin. Sakit hati yang begitu dalam ia rasakan ketika harus melihat Jimin lelaki yang ia sangat cintai memilih wanita lain untuk menjadi pendamping hidupnya.

Saat ini ia hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang malang. Kehilangan seseorang yang dicintainya memang sangat menyakitkan.


Yeayyy.. bentar lagi prolog nih gaiss.. yok bisa yok lagi dikit, jgn lupa bintangnya gaa. thank youu

After Wedding With Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang