09. De Ja Vu

1.6K 151 24
                                    

Ada yang nunggu epep ini??


Typo bertebaran
.
.
.
.

Jangan lupa vote ya
.
.
.
.

Happy reading
.
.
.
.









Cuaca di kota Berlin cukup bisa dikatakan dapat membekukan segelas air. Jalanan seakan tak dapat terlihat akibat salju yang beramai-ramai datang tengah malam sebelumnya. Kyungsoo harus mengemasi barangnya, tak peduli sedingin apa pun cuaca hari ini, ia harus berangkat menuju Tegel dan menjemput 'sunbae' nya. Ia telah berjanji menunggu dan menemani 'sunbae' nya sebelum ia benar-benar harus pulang ke Seoul.

"Baiklah, semua beres, jika dihitung, dia akan tiba di Tegel 30 menit lagi" Ucap Kyungsoo menilik jam yang ada di pergelangan tangannya.

Setelah di rasa beres, ia bergegas menuju resepsionis untuk melakukan check out. Ia seret koper miliknya, ia menolak bantuan dari para pegawai di sana. Ia bergegas menuju lift untuk membawanya ke lantai dasar hotel milik keluarga Oh tersebut, segera untuk melakukan check out dan meluncur ke bandara Tegel.

"So, miss Do, kau tak ingin memperpanjang liburanmu di Berlin?" Tanya sang resepsionis

"Sudah kubilang aku tidak berlibur, dan aku harus menjemput seseorang Mark" Ucap Kyungsoo

Mark adalah seorang pemuda yang ditemukan hampir sekarat oleh Sehun 3 tahun lalu ketika Sehun mengajaknya berkeliling ke Charlottenburg dengan Luhan dan Chanyeol. Mark ditemukan dengan luka memar di sekujur tubuhnya, berada di belakang gerbang Charlottenburg, ia benar-benar terlihat telah dikeroyok oleh orang-orang yang tak berperi kemanusiaan. Mark kemudian dipekerjakan oleh Paman Oh, dirawat seperti anaknya sendiri, dan dipercaya mengawasi hotel yang ada di Berlin.

"Heheheh, lalu kenapa kau tidak mengajaknya ke sini saja nuna? Apakah dia perempuan? Wah, kau bisa mengenalkannya padaku" Tanyanya lagi dengan tawanya yang cukup menggelegar.

Kyungsoo benar-benar ingin memukul kepala Mark. "Kalau kau bukan adiknya Sehun, sudah kuremat habis, dasar cerewet"

Mark justru malah tertawa. Ia sangat suka melihat Kyungsoo merajuk. Ia bilang Kyungsoo adalah tipenya, tapi dia tidak suka dengan wanita yang lebih tua darinya. Ia sangat menyukai pipi gembil Kyungsoo yang menggembung ketika dia merajuk.

"Mark, please, jangan bercanda terus, aku harus segera ke Tegel, menjemput sesorang, dia sudah ada guest house di Berlin, jadi cepat berikan id cardku" Kyungsoo mulai hilang kesabaran.

"Heheheh... okay okay nuna, ini, semoga liburanmu menyengakan, kalau sudah pulang ke Korea, salam untuk Sehun hyung dan Ayah ya"

Kyungsoo mengangguk dan tersenyum manis. "Jaga dirimu baik-baik, jika tidak sibuk, pulanglah ke Korea"

.....................................................................

Tegel International Airport, Berlin 9.20 a.m.

Kyungsoo terlihat mondar-mandir menunggu seseorang di loby bandara. Menurut perhitungannya, orang yang ditunggunya sudah berada di depannya sekarang. Ia terlihat sedikit bingung, apakah ia dipermainkan, atau seseorang itu mengalami delay. Kyungsoo mencoba menghubungi lrang itu, namun nomor yang ditujunya masih dalam kondisi tak dapat dihubungi. Ya, dia seperti orang bodoh saat ini, duduk-berdiri sendirian di loby bandara dan entah menunggu siapa yang masih belum jelas ia benar-benar datang atau tidak.

Stay or LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang