Ia temui kembali cintanya
Diujung tanduk perpisahanMenangis, semua orang menitikan air mata. Saatnya tiba, peperanganㅡpertumpahan darah. Hari tak lagi dinanti, bulan tak dicintai. Tiap hari berganti, satu nyawa telah pergi. Jiwa rakyat hilang percuma, tapi dalangnya malah bersembunyi dibalik raja.
Anak muda, dewasa, bahkan lanjut usia dipanggil oleh negara untuk membuktikan abdinya. Terpaksa untuk mengorbankan nyawa meski tanpa kemampuan membunuh lawan.
Kepala keluarga pergi, yang dicintai hilang dari muka bumi.Mereka tau akan mati, tapi berjanji akan kembali.
Para pejuang pelosok daerah telah menipis, memaksa penduduk sekitar kerajaan untuk ikut berperang. Tersisa beberapa hari untuk mereka mengisi kenangan-kenangan. Sehingga tak ada rasa sesal ketika bertemu Tuhan.
Para pejuang satu-persatu hilang, membuat ia makin takut kehilangan cintanya.
"Jangan pergi, kau akan mati". Ia menangis kembali, merangkul kekasihnya."Tidak [Name]ㅡ" Kesekian kali Akashi menenangkan permaisurinya.
"ㅡtanpa perangpun suatu saat nanti aku akan tiada" Tangis wanitanya kian pecah. Tahun lalu mereka mengikat janji suci, membayangkan hidupnya dikelilingi cinta dan buah hati.Mereka bertatap mata, wanitanya menangis. Sedangkan Akashi berusaha menahan air mata.
"Berjanjilah kau akan kembali bagaimanapun situasinya".
Akashi mengangguk meski itu adalah permohonan yang sulit terkabul."Aku berjanji"
Malam kian larut, tak terdengar lagi suara jangkrik ataupun ilalang. Malam terakhir mereka menatap bulan bersama dan memadu cinta-kasih. Para petinggi bilang dunia telah damai, tapi peperangan masih terjadi.
Tidak.
Kematian dan pertumpahan darah tidak dapat disebut sebagai perdamaian.Akashi membelai surai wanita yang ia cintaiㅡmencium harum bunga darinya.
"Sei, maaf jika nanti aku akan terus menangisㅡ"
"ㅡMaaf jika saat kau kembali.. aku tidak akan secantik dahulu"
"Apa kau akan tetap mencintaiku?" Permaisurinya meracau;suara merdunya kini serak. Ia terlalu sering menangis, terlalu sering mengkhawatirkan cintanya."Tentu saja.. sampai kapanpunㅡ"
"ㅡmeski rambutmu memutih, matamu tak lagi jernih atau bahkan kau tak dapat berjalan lagi. Kau tetap permaisuriku yang cantik, tidak ada seorangpun yang dapat membantahnyaㅡ"."ㅡCinta kita Abadi"
Ketika perpisahan itu datang, pertama kalinya Akashi menangis. Ia harus membunuh para bedebah diluar sana dan meninggalkan cintanya. Kini keduanya rasakan perasaan mereka yang telah mendahului untuk berperang.
Akashi tidak akan mati , itu yang sang permaisuri yakini.
Tak ada yang bisa ia perbuat selain berdoa. Dirumah sederhana, mereka mengisi kebersamaan, cinta dan haru. Tiap benda menjadi memorial tersendiri. Ia mencoba untuk tak gentar, ia yakini Akashi akan kembali padanya.Bintang kembalilah bersinar
Diatas dunia yang kian meredup
Biarlah bulan kembali dicintai sinar mentari
Bukan dilapisi darah hingga mati
Biarlah dunia kembali
Untuk mereka yang saling mengasihi
Atau berikan ia sihir
Agar cintanya dapat hidup kembaliTak kunjung usaiㅡtak ada yang kembali. Mereka resah sedemikian rupa, bahkan bunuh diri saat tau keluarganya telah bertemu Tuhan. Informasi- informasi bertebaran dipenjuru wilayah. Entah kabar burung atau kebenaran, mereka yang ditinggalkan menjerit-jerit tak jelas.
Bahwa bom telah menghabisi pusat peperangan.
Saat ia mendengarnya, saat itu pula ia hilang akal.. karena kini Akashi menghancurkan janjinya. Permohonanya hanya tidak ingin Akashi kembali dalam bentuk jasad tapi bukan berati Akashi harus mati sebagai debu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall in Love with You [Akashi x Reader] OneShot!
Cerita Pendek"Akashi mencintai permaisurinya" "ㅡhanya itu" Tangis dan haru bercampur dalam paduan yang sempurna. Biarkan diri kalian hanyut di tiap potongan kisah. Silahkan mampir dan rasakan cinta darinya. Kuroko No Basket - Akashi Seijuro ⓒ Tadatoshi Fujumaki...