truth or dare

176 45 19
                                    

Pagi ini, Zoe dan Reece berangkat bersama ke sekolah menggunakan bus. Katanya ada sesuatu yang harus dibicarakan. Menurut Zoe, sih, tidak penting.

"Mentang-mentang nama dia Scarlett, lo sambungin namanya sama letter?" tanya Zoe sambil memutar matanya.

"Itu termasuk, tapi ada lagi yang bikin gue menduga pengirimnya dia," jawab Reece.

"Apa?"

Reece membenarkan posisi duduknya, lalu menghadap Zoe. Matanya menatap Zoe dengan lekat.

"Shit" dalam hati Zoe.

"Dia itu tertutup. Datang tiba-tiba. Gerak-geriknya kayak mencurigakan. Dingin. Bisa aja suka sama gue karena kita sama-sama dingin," jelas Reece sambil menatap lekat Zoe.

"Oh, ngaku juga lo dingin," saut Zoe sambil tertawa. "Ya engga gitu juga kali, Reece. Udah, ah. Pikiran lo aneh-aneh. Di depan udah sampe sekolah. Ayo siap-siap," tambah Zoe lalu menggedong ranselnya. Reece membuang napasnya kasar karena temannya malah mengakhiri pembahasannya.

---

Zoe, Blake, Scarlett, dan Reece istirahat bersama seperti biasa di kantin. Keempatnya sedang menikmati makan siangnya sebelum ulangan sejarah mendatangi mereka di pelajaran selanjutnya.

"Hueh bwosuen hue. Mwauin, yuk!" ucap Blake dengan mulut yang penuh dengan makanan.

"Yang bener," ucap Scarlett sambil memutar matanya. Tipikal Scarlett.

Reece hanya menatap Scarlett sambil menduga-duga yang belum tentu benar.

"Nih, ya, gue translate-in bahasa Blake. Katanya, 'Heh, gue bosen. Main, yuk!' gitu!" ucap Zoe.

"Truth or dare," usul Reece tanpa berpikir lama.

"Hah?" ucap Scarlett sambil terkejut. Truth or dare bukanlah permainan kesukaan Scarlett. Tidak, dia suka, namun tidak suka bila seseorang bertanya tentang privasinya.

"Truth or dare. Jelas?" ucap Reece dingin. Reece ingin memanfaatkan waktu ini untuk mengetahui apakah dugaannya benar atau tidak.

Zoe dan Blake langsung menyetujui permainan yang diusulkan Reece. Scarlett hanya membuang napasnya kasar dan bersiap untuk segala pertanyaan yang mungkin akan menguak sesuatu tentangnya.

Blake memutar botol. Dan ternyata botol tersebut mengarah tepat kepada Scarlett.

"Have you tried to sen-" pertanyaan Reece terpotong.

"Reece, Scarlett belum juga jawab mau truth atau dare. Tunggu, dong," ucap Zoe. Sekarang Zoe mengerti mengapa Reece mengajukan permainan truth or dare.

Reece yang sudah tidak sabar itu hanya mendengus dan berharap Scarlett memilih truth.

"Truth," ucap Scarlett dingin. Di dalam dirinya, ia sedang ketakutan akan pertanyaan yang akan dilontarkan mereka.

Reece senyum kemenangan. Inilah saatnya dia untuk bertanya kepada Scarlett mengenai surat-surat tersebut.

"Have you ever tried to send a letter for someone?" tanya Reece to the point. Zoe memutarkan matanya. Berbeda dengan Blake yang bertanya-tanya mengapa Reece mengajukan pertanyaan seperti itu.

"I-I... I have," jawabnya langsung tanpa ragu. "And still."

Reece terkejut dan ternyata dugaannya benar bahwa Scarlett lah pengirim suratnya. Reece langsung menatap Zoe menandakan bahwa dugaannya benar. Zoe hanya menggambarkan muka kebingungan.

"But he's not responding me. He's busy with his own stuff in another country," jelas Scarlett sambil menundukkan kepalanya.

Reece bingung dengan pernyataan Scarlett. Jelas-jelas Reece berada di tempat yang sama dengan Scarlett. Apa mungkin yang Scarlett maksud itu bukanlah Reece?

Blake kini mengerti tentang siapa yang Scarlett maksud di sini, sedangkan Zoe hanya ikut menenangkannya walaupun tidak tahu masalahnya apa. Blake dan Zoe kini menenangkan Scarlett.

"Dia pasti ngerespon. Tunggu aja," ucap Blake pada Scarlett. Scarlett hanya menggangguk lalu tersenyum pada Blake.

Tiba-tiba saja seseorang mendatangi meja mereka. Keempatnya langsung menoleh dan melihat Chloe, cewek ribet di kelas mereka yang sekarang sedang memberikan sebuah amplop kepada Reece.


"Surat. Tadi gue nemu di depan loker lo. Ditempel di pintu loker," jelas Chloe.

Reece mengambilnya dan Chloe pergi dari sana. Tanpa menunggu lama, Reece membuka surat tersebut.

28 Juli 2017

Untuk Reece Jamie Bibby.

Kau mencari-cari siapa penulis semua surat yang selama ini dikirim kepadamu.

Kau mencari latar belakang orang yang punya kemampuan menulis prosa dan akan menduga bahwa dia adalah penulisnya.

Prosa? Tidak. Ini bukan prosa.

Melainkan proses.

Proses untuk membuatmu mengingatku.

-Your past.

"Astaga," Reece mendengus.

"Simpan. Orang itu sepertinya lagi berjuang," ucap Scarlett pada Reece sambil tersenyum.

***

big plans punyanya why don't we enak banget, lho. jangan lupa stream di spotify, ya! ;)

16 Januari 2019, tapi dipublish 19 Januari
-chel

letter from the past :: reece bibbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang